Bogor.. Bogor..

Baru pulang habis ngedanus sama anak - anak korpus di sempur. Karena rumah gw paling deket ya jadi gw di suruh nyari lapak. Dengan mata setengah merem plus belum mandi karena males ya gw berangkat aja. Iseng aja ngeliat kehidupan pagi di sempur. Banyak pedagang yang setengah sadar, lagi tidur ntah dari jam brapa mereka ngetag lapak. Perjuangan mereka pasti berat. Gak nyangka aja jam 5 pagi gitu udah pada ngelapak padahal jualan paling banter mulai jam 6 pagi, memang nasib dan perjuangan orang tuh beda - beda jadi gak usah saling membandingkan siapa yang paling hebat. Semua hebat pada masing - masing keahliannya.

Pulang gw iseng lagi jalan kaki dari sempur ke rumah. Memang gak bisa dibilang deket cuma gw pengen menghayati jalan yang selalu gw tempuh dari SD sampai SMA. Gw cuma ingin mengenang memori yang pernah gw buat sepanjang jalur itu. Hasilnya? ternyata melankolis sekali. Terlalu banyak memori yang gw buat di sepanjang jalur pajaran ini. Bukan hanya di jalur ini tapi juga di Bogor. Dari Bogor Timur ke Bogor Utara kehidupan gw setahun lalu, sekarang kehidupan gw berbalik jadi di sekitar Bogor Utara  ke Bogor Barat. Ternyata hidup itu berputar ya..

SD kenangan gw dan Bogor itu pas gw berkhayal seolah - olah gw sedang menjelajahi hutan. Hutannya adalah deretan tanaman hias di sepanjang jalan pajajaran yang membuat rindang jalan saat itu bahkan hingga saat ini. Kenangan SMP gw dan Bogor ketika pertama kali menyukai seseorang waktu itu masih kelas 2 SMP. Kata orang gw ini telat, ya mau gimana lagi, gw orangnya cuek sih. Kalo SMA lain lagi ceritanya. SMA ini terlalu banyak keanehan yang gw temui. Mulai dari pengalaman naik gunung pertama, les bahasa jepang, gila - gilaan di sekolah, melewati tanggal 30 agustus di jalan, dan masih banyak lainnya.

Bogor dan berjuta kenangan..
Entah apa yang dirasa mereka, para perantau
Meski aku di Bogor, terpaan memori masa lalu memeluk lembut perasaanku
Kini mereka jauh di rantau, membuat Bogor seakan masa lalu
Walaupun ada di sini, orang itu tak pernah sama lagi
Hujan sekarang tak sama lagi, bukan karena global warming, 
tapi karena mereka tak ada di sini
Bukan, bukannya tak bersyukur atau tak mau melangkah 
Hanya saja sepi kadang kali terselip menimbulkan kegalauan yang tak berujung 
Seolah berjalan tanpa kompas, kita terus melangkah tanpa tahu akhirnya
Lalu kita menyadari betapa sendirinya kita
Walaupun di Bogor, rasanya tetap tak sama karena kini kita hidup dengan orang yang berbeda
Padahal selalu begitu, tapi kenapa baru sekarang terasa?
Mungkin benar manusia terlalu banyak bicara
Mereka lebih peduli dengan dunia dan segala kefanaannya hingga tak sempat mendengarkan
Lagi kurasa Bogor kurindu engkau..



*note: setelah pergulatan batin gw akhirnya memutuskan buat tumblr entah untuk apa oke yang mau follow, atau liat - liat silahkan aja masih di  もみじ の 秘密

0 talks: