Hydrology  is one of the most important ecosystem to support humans life. Basically hydrology is a science that learned about all the water in the world. For forest management major we specialized to studied about how forest could influenced the basin. Basin is an ecosystem that was delineated by the topography. It has a function to catch, to flow, and to infiltrate the water from a upstream to an outlet. Nowdays many issues about global warming and climate change were talking about how forest land use could influenced the basin. It said that many catastrophe such as flood was caused by the land use change. And in other case a clean water scarcity becoming an important issues. Urban continuously growing and donate waste to the water channel, decreasing the quality of water. In the other hands the settlement continue to develop without concerning about to infiltrate water to the ground. This causing the drought in dry season and flood in wet season. So the question is how to developed a sustainable watershed management?

It's generally spoken that forest is important to maintain the sustainability of the environment. These becoming an important issues since human life depends on environment resources. Unfortunately, the world development sometimes doesn't consider about the true nature of the environment it self. Hydrology or basin is an environment that interact with the living creature. This what we called an  ecosystem. As a system, basin will react to the input that happened in it and will give the output based on the input that they given. A natural system will give the balance respond within the input and output, but without considering it humans have been changing the input of the system. They exploit the nature resources on watershed (like land use changing from forest to mine) without paying attention with the nature balance.

As we spoken before basin has some different respond depends on its input. In this part we will talked about the land use change impact to the basin. Input of basin (land use) could be explained by knowing the component of water balanced. As we know, rainfall is different in each places it depends on sun position to the places. Rainfall or climate factors is a factor that hard to be changed and needs a long term condition to change. A rainfall quantity could influenced how the basin works. Another input that could influenced the basin system is soil. Soil have many different characteristic in response to infiltrate the water. In soil we know about permanent wilting point. Permanent wilting point is a capacity of water to infiltrate the water. If the rainfall quantity is exceed the permanent wilting point water will becoming a surface run-off. A big quantity of run off will eroding the top soil this will caused a soil quality damage. Beside that the run off that bring the soil will enter the nearest water channel and will caused the sediment quantity increasing. Of course the sediment will lead to water channel changing and beside that in the maximum rainfall intensity it will caused flood. Sediment was actually a nature phenomenon but because of the extreme changing on the basin and the basin can't handle it so the decreasing sediment will make catastrophe to the basin it self. This is one of the basin response to the land use change.

Other thing that caused a hydrological respond to the basin is slope. In Indonesia the upstream usually becoming a national park and the existence of the national park becoming so important to maintain the availability of clean water. National park usually has a dense contour it means that the area is having a steep slope. Beside that national park that locate in the mountain is having an old soil. The dense contour and the old soil making the area easily to  be eroded. In this area that haven't any vegetation cover will lead to the slide. In some cases the slide will closed the water channel and will dam up the water. This dam up won't hold longer and it will caused flash flood. From this explanation we know that slope, land use, and soil are the main factor to analysis the basin, beside the weather. An overlay of them is what we called HRU or Hydrological Response Unit.

To developed a well watershed management we should concern about HRU. HRU is an unique respond of hydrology based on its land use, soil, and slope. The overlay of this tree becoming so important to be considered of. This because every basin has a different HRU. And land use, soil, and slope will make a lot of combination that will categorized in different HRU. Using HRU as a standard for watershed management or to set the protected forest is better than using a scoring. Because by using HRU means we consider about the variant of the soil, slope, and land use combination. This becoming so important to maintain the natural balanced. Indonesia set the protected forest just by looking the score that we don't know where the score standard come from. This won't be effective because Indonesia as a tropical country has a many diversity of its own nature. This should be considered to developed a well watershed management.

So in the end, the thing that should be considered .to developed a well watershed management  is to know what is the main factor to analyzed the basin, such as soil, land use, and slope. It's because every different combination of them will lead to a different hydrological response. This respond will react to the basin itself. So it's important to us to knowing better about each HRU of the watershed so that we can set up the best management that should be chosen to managing the watershed.
Banyak orang masih salah presepsi mengenai ketahanan pangan. Ketahanan pangan kerap kali dianggap mengandung arti hanya dalam aspek produksi. Aspek produksi yang dimaksud di sini adalah kemampuan masyarakat dalam penyediaan pangan. Padahal ketahanan pangan mencakup aspek produksi, distribusi, dan akses. Proses distribusi ini sendiri adalah bagaimana kebutuhan pangan didistribusikan merata ke seluruh elemen masyarakat. Aspek akses adalah kemampuan masyarakat untuk membeli atau mengakses kebutuhan pangan mereka sendiri.

Apabila dilihat dari aspek produksi konversi lahan menjadi areal pertanian merupakan salah satu cara guna meningkatkan ketahanan pangan. Lahan yang semakin langka membuat konversi lahan ini nyaris tidak mungkin. Salah satu cara agar lahan pertanian tersedia adalah dengan membuaka wilayah hutan sebagai areal pertanian. Akan tetapi, wilayah hutan yang semakin kritis membuat konversi lahan tidak memungkinkan dan pasti akan menimbulkan pertentangan dari para penggiat lingkungan.

Untuk menghindari hal yang demikian mempertahankan ketahanan pangan dengan cara agroforestri dapat menjadi salah stau jalan keluarnya. Agroforestri merupakan salah satu bentuk sistem pertanian tempat hutan dan pertanian bertemu, tempat struktur hutan dan logika pertanian bersimpangan (ICRAF). Agroforestri merupakan cara meningkatkan ketahanan pangan tanpa merusak ekosistem.
Pola agroforestri diperlukan karena bisa menjamin produktivitas lahan dalam jangka panjang, dengan cara misalnya melakukan penjarangan dan pemangkasan tanaman pokok dan pemilihan jenis – jenis tanaman tahan naungan yang sesuai dengan agroekosistem setempat dan mempunyai nilai ekonomi bagi petani (Djaingastro et al. 1993)
Pada pertanian biasa kita sering kali dihadapkan pada pembukaan lahan besar – besaran untuk dijadikan areal pertanian maupun perkebunan. Hal ini diataranya menyebabkan rusaknya ekosistem hutan. Ambil contoh peristiwa di Kalimantan beberapa bulan yang lalu. Pembukaan areal hutan menjadi wilayah perkebunan kelapa sawit menyebabkan orang utan kehilangan habitat aslinya dan akhirnya terpaksa hidup dengan memakan kelapa sawit. Hal ini menyebabkan pengelola perkebunan menganggap orang utan sebagai hama dan kemudian membantai mereka. Padahal orang utan itu sendiri sudah tidak memiliki habitatnya lagi akibat pengkonversian habitatnya menjadi kebun kelapa sawit.

Sistem agroforestri ini juga dapat tetap menjaga keberlangsungan hidup masyarakat adat yang hidup di dalam hutan yang saat ini kian tergusur. Selama ini kebijakan kerap kali dibuat tanpa mempertimbangkan kepentingan masyarakat adat. Masyarakat adat dianggap hanya sebagai penghambat modernisasi (Gunawan et al. 1998). Selain masyarakat adat, masyarakat pinggir hutan juga menjadi lebih dapat mengambil manfaat dari hutan untuk menjamin kemampuan mereka untuk mengakses kebutuhan pangan. Misalnya pada suatu kecamatan di Ciapus, masyarakat diberikan kesempatan oleh perhutani untuk menanam popohan. Hasil dari penjualan ini mereka gunakan untuk membeli kebutuhan pangan.

Dapat meminimalisir resiko gagal panen dan juga penghasilan yang di dapatkan akan lebih besar. Hal ini dikarenakan tanaman yang ditanaman berbagai macam. Pertanian pada umumnya melakukan prinsip monokultur, apabila sedang mewabah hama atau penyakit tertentu tanaman tersebut lebih rentan terserang penyakit dan terancam gagal panen.

Agroforestri juga dapat berperan sebagai konservasi tanah. Pada pertanian penghanyutan dan pencucian zat hara yang hilang diperbesar (Sarwono, 2010). Disamping itu tanaman yang dipanen juga turut ambil andil dalam hilangnya unsur hara dari dalam tanah. Oleh karena itu, tanah bekas hutan yang digunakan intensif sebagai lahan pertanian akhirnya tidak dapat dipakai kembali. Untuk mengurangi hal semacam ini petani biasanya menambahkan pupuk. Akan tetapi, penggunaan pupuk yang terlalu banyak selain dapat merusak kualitas dari tanaman yang dipanen juga dapat meningkatkan biaya produsi. Peningkatan biaya produksi ini beresiko besar turut menaikan harga pangan pada umumnya yang menyebabkan ketahanan pangan terganggu.

Penanaman tanaman – tanaman pertanian dilakukan dengan cara tumpang sari. Pada daerah di Sumatera masyarakat menanam buah – buahan seperti durian, damar mata kucing, dan karet. Sedangkan di bawah kanopi pohon – pohon tersebut mereka menanam tanaman – tanaman pertanian maupun perkebunan, seperti padi gogo maupun kopi. Sistem tumpang sari ini juga dilakukan di Hutan Pendidikan Gunung Walat. Di tengah pohon – pohon agathis dan pinus terdapat pohon kopi yang di tanam oleh warga dengan cara tumpang sari.

Pohon yang umumnya digunakan dalam sistem agroforestri adalah sengon, pinus, sungkai, durian, dan lain sebagainya. Di lain pihak tanaman tahan naungan yang ditanam adalah kunyit, garut, temu kuning, dan masih banyak lagi. Baik itu hasil kayu, non – kayu, maupun pertanian dalam agroforestri dapat dimanfaatkan sebagai penambahan penghasilan bagi masyarakat. Penghasilan ini nantinya dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan mereka akan pangan.

Akan tetapi, sistem agroforestri tidak berarti tidak memiliki kelemahan. Hal yang paling mendasar yang menjadi kelemahan agroforestri adalah tidak semua tanaman mampu hidup di bawah naungan pohon. Sehingga tidak semua bahan pangan dapat di tanam dengan menggunakan sistem ini. Selain itu, masih minimnya pengetahuan masyarakat mengenai perawatan dan pencegahan pohon terhadap hama. Beberapa diantaranya cendrung menebang pohon yang terkena penyakit dibanding mengusahakan mencari tahu bagaimana cara mengobatinya. Selain itu, hewan besar juga turut menjadi ancaman bagi tanaman pangan yang ditanam dengan sistem agroforestri. Salah satu hewan besar yang kerap kali meresahkan warga adalah babi hutan.

Agroforestri ini juga tidak akan berpengaruh banyak apabila pasar untuk menjual hasil agroforestri mereka tidak ada. Tanpa adanya pemasaran yang tepat sistem ini tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan. Kesempatan memasarkan yang sempit tentunya akan menghambat penghasilan dari masyarakat itu sendiri. Pada akhirnya ketahanan pangan juga tidak akan terwujud.

Bukan, ini bukan kisah anak - anak. Bukan dongeng juga. Apalagi tentang zoologi, bukan juga. Tiba - tiba kepikiran aja soal kura - kura dan kupu - kupu. Hewan dan serangga yang selalu jadi favorit gambaran gw.

Kupu - kupu, entah kebetulan atau gak tapi bgn awal tandatangan gw mirip kupu kupu -- buat gw sih, walopun anak anak lebih banyak yg bilang lebih mirip pantat dibanding kupu kupu. Kupu kupu itu sering dianggap simbol perubahan. Ulet itu gak pernah takut untuk berubah jadi kupu - kupu. Padahal ulet gak pernah tau seperti apa langit tempat ia bakal terbang kelak, yah lain cerita sih kalo ternyata ulet ama kupu kupu suka gosip soal kehidupan. Kalau jadi kupu kupu ia harus ninggalin daun tempat dia makan dan ngeganti menunya jadi putik bunga. Pas masih jadi ulet mana tau ia dimana bunga itu ada yg kelak bakal jadi menu barunya itu. Tapi ulet ga takut dan tetep berubah jadi kupu - kupu. Keluar perlahan dengan sayap baru yg masih lemah tapi toh tetep semangat buat ngejelajahin dunia barunya. Biar dia mukai lagi semuanya dari awal dan harus adaptasi ulang tapi gak ada kan kupu kupu yg bilang dia pengen balik lagi jadi ulet atau bahkan si ulet enggan berubah jadi kupu kupu gara gara kerasnya hidup. Kayanya ga ada deh ini kan bukan ftv. Makanya kupu kupu akrab dengan aimbol perubahan dan yah setuju gw sama hal ini.

Satu lagi kura kura. Makhluk yang kata orang pemalas ini buat gw sebenernya justru makhluk pekerja keras juga. Kura kura terkenal dengan kelambatannya. Lambat sih tapi kura kura gak pernah berhenti sebelum sampe ketujuannya. Coba bayangin kalo pas nyari makan kura kura nyerah jalan dan leyeh leyeh karena kejauhan dan karena dia terlalu lambat? Yang ada kura kura jadi gak makan dong. Mau nunggu apa? Nunggu ketiban durian jatuh? Kan gak mungkin juga. Biar lambat dia tetep aja jalan biar orang lain bilang dia pemales karena jalannya yang keliatan santai itu dia tetep jalan. Padahal buat jalan aja dia udah keliatan berat dengan cangkang di belakang punggungnya itu. Belum kalau jatuh ngebalik butuh perjuangan buat kura kura supaya posisinya betul lagi. Coba deh balikin kura kura dengan tempurung di bawah pastinya kura kura bakal berusaha supaya bisa ngebalik lagi kan? Padahal jelas susah lah berat begitu cangkangnya. Biar lambat, keberatan di cangkang kura kura itu tetep berjalan kan buat dapetin yg dia inginin setidaknya untuk saat itu.

yah ini pendapat gw sih. jadi berubah dan berusaha itu bukan hal yang sia sia. toh kita, manusia, bukan makhluk sempurna jadi berubah ke arah yang lebih baik dan berusaha menggapai mimpi gw rasa manusiawi :)

science and religion are merely two bridges along the same path.

the soul is attracted to people, while the body is attracted to the planet. because we have both, we humans can live freely, but at the same time, they create rifts.

it's depressing that both sides can't cooperate with each other

Eureka 7, Norbu

liat ini di film eureka 7. sama seperti pengetahuan dan budaya. pengetahuan dan agama juga dianggap tidak ada. mereka jalan sendiri dengan tujuan berbeda. mungkin gw gak punya hak buat ngomong di sini, apalagi dengan ilmu pas pas an dan agama pas pas an pula. cuma tulisan di atas mengingatkan gw sama buku salah satu profesor di kampus. berarti gejala sengketa antara agama dan pengetahuan bukan hal yg bru. gw tau sedikit kisah galileo sama copernicus. dua tokoh yg mengalami sengketa antara pengetahuan dan agama. ternyata bukan mereka saja, banyak ilmuwan lainnya yg bahkan di asingkan. dan tentunya ini terjadi bukan di satu kepercayaan saja. padahal gw kira pengetahuan akan membetulkan agama, sementara agama akan menggelitik pengetahuan manusia lewat misteri di dalamnya. ini pikiran gw dari dulu memang tapi toh nyata nya gak seperti itu. mereka sering gak akur. kalo kata dosen gw, ulama, sebagai 'petinggi' agama lebih sering mengurusi halal haram, tanpa mampu berdiri di atas kakinya. sementara pengetahuan mendapat porsi kecil dari perhatian pelajaran-pelajaran agama di sekolah. sehingga mau tak mau kita menjadi konsumen ilmu barat. walaupun ini gak terjadi di semua orang ya, ada juga yang sadar tapi cuma segelintir orang. entah. gw juga bingung, tapi kadang menurut gw semakin tinggi pengetahuan seseorang ia akan makin taat. begitu pun semakin taat seseorang maka ia akan semakin haus pengetahuan. ini pendapat pribadi sih, tapi kelihatannya kemungkinan terjadi nya masih kecil di negara ini. yah, semoga kita gak terbawa dengan 'hal yang kita anggap biasa' dan menjadi sosok manusia berkepribadian ganda di mata pengetahuan dan agama. well, fin~

Sejak awal masuk kampus hal yang selalu gw denger adalah perbedaan antara pengetahuan dan ilmu pengetahuan. Sampai akhirnya gw inget kalau keduanya adalah dua hal yang berbeda, dimana ilmu pengetahuan adalah sebuah sistem terstruktur dari pengetahuan dan biasanya bersifat menyeluruh. Sementara pengetahuan adalah hasil dari kebudayaan dan pengalaman. Jadi apakah budaya ini sendiri? Budaya adalah hasil dari interaksi masyarakat baik dengan masyarakat itu sendiri maupun dengan alam. Lalu kemudian muncul pertanyaan lagi dari gw. Kalau budaya merupakan hasil interaksi tentunya akan ada perbedaan antara budaya yang satu dan yang lainnya. Apalagi seperti yang kita tahu geografis atau keadaan alam suatu wilayah tentunya berbeda. Indonesia sebagai negara tropis memiliki bentang alam yang unik satu sama lainnya, dikelilingi hutan tanpa hp dan sinyal seperti saat ini tentunya membuat suatu kebudayaan menjadi berbeda dan eksklusif. Bahkan kondisi bentang alam menjadikan terjadi nya iklim lokal yang berbeda - beda. Ambil contoh di sulawesi selatan, pegunungan di sana memisahkan sulawesi selatan bagian barat dan timur memiliki cuaca dan bahkan vegetasi dan fauna yang berbeda. Dan tentunya masyarakat lokal saat itu memiliki respon yang berbeda terhadap lingkungannya. Kalau kebudayaannya berbeda bukankah pengetahuan juga akan turut berbeda? Dan pengetahuan yang berbeda akan menghasilkan ilmu pengetahuan yang berbeda? Atau ada yang salah dengan cara pemikiran gw? Entah.

Pengelolaan sumberdaya alam tentunya bukan hal yang mudah. Bukannya pesimis, tapi pengelolaan yang salah akan memberikan dapak yang nyata terhadap daya dukung lingkungan itu sendiri dan manusia sebagai subjek dari pengelolaan sumberdaya alam akan terkena imbasnya. Imbas ini bukan hanya bertahan di satu generasi saja, dampak ini bisa bertahan hingga jauh ke depan dan terasa ke anak cucu kita. Selanjutnya yang menimbulkan pertanyaan dalam benak gua apakah pengusahaan sumberdaya alam juga turut mendorong rusaknya alam kita ini. Gw jadi inget kata - kata dari salah seorang karakter di buku yang pernah gw baca, "Man is the only animal that can destroy the world. Beasts live only in the present, but humans have the capacity to live for future, to lay down plans for their children and grand children, plans that can take years, decades, even centuries to mature."

Padahal sumberdaya alam diciptakan untuk menyokong hidup manusia kan? Tapi pengusahaannya justru menyebabkan kerusakan terhadap SDA tersebut. Adakah yang salah sebenarnya dari pengelolaan yang kita lakukan selama ini? ada satu buku karangan dosen gw yang menarik perhatian gw. Tentang sebuah pengetahuan yang berasal dari suatu kebudayaan. Dari buku itu gw jadi berpikir untuk mengatasi krisis sumberdaya alam yang banyak diributkan orang - orang saat ini adalah dengan menyusun suatu ilmu pengetahuan yang berakar dari kebudayaan lokal. Dan tentunya agar suatu pengetahuan yang bersumber dari budaya dapat menajdi ilmu pengetahuan perlu diadakan suatu penelitian dan telaah ilmiah agar pengetahuan tersebut menjadi sistematis. 

Anehnya, banyaknya lulusan saat ini cendrung bekerja pada perusahaan - perusahaan singkat kata kita cendrung bergerak dengan orientasi ekonomi. Pernah gak kalian denger ada orang yang lulus pengen jadi peneliti? Jarang kan? Walaupun memang ada juga sih. Kenapa ya? Apa fakta bahwa peneliti tidak terfasiltasi baik dari segi pendanaan dan juga fasilitas. Atau bahkan mungkin tidak terjaminnya hak intelektual di sini. Atau bahkan adanya campur tangan politik yang menyetir peneliti itu sendiri makanya peneliti merasa tidak betah dan nyaman? Entah, gw juga gak tau. Hanya saja semua aspek dan bidang di negara ini terlihat berjalan sendiri - sendiri semaunya aja. Semuanya terlihat tengah berada di arena balapan. Saling memacu mobilnya untuk saling mendahului.

Sebuah penelitian dilakukan untuk kemudian diimplementasi kan bukan? Tapi yang unik di negara kita sebuah penelitian dilakukan untuk mendukung menjatuhkan sebuah kebijakan yang telah diterapkan. Apa ya yang gak bener, apa yang salah. Sebenernya itu selalu jadi pikiran gw. Mungkin udah saatnya kita mulai mengkaji ulang semua pengetahuan lokal yang kita punya. Pengetahuan yang kita miliki yang diwariskan nenek moyang kita ke suku - suku pedalaman di sana. Mereka yang kita anggap kuno dan menghambat pembangunan. Apa sih pembangunan itu? Sebegitu pentingnya kah label pembangunan kalau toh itu berarti membunuh identitas bangsa kita sendiri dan menjajah kita atas negara kita. Anak muda mana yang sekarang punya rasa memiliki sama negara ini coba. Gw gak berpikiran kita harus hidup kaya suku adat seperti itu. Bukan itu maksud gw. Gw sendiri harus hidup seperti itu juga gak mau. Yang gw maksudkan di sini itu pengetahuan lokal yang sebaiknya kita pelajari dan pahami.

Pengetahuan lokal semacam itu mungkin seharusnya kita angkat dan kita kaji lagi. Kalau perlu kita telaah secara ilmiah untuk mengatasi pengelolaan sumberdaya alam kita. Walaupun bukan solusi nyata dan hanya kata - kata di sini, tapi gw beranggapan pengetahuan lokal bisa dijadikan solusi terhadap pembaharuan ilmu pengetahuan guna mengatasi kelangkaan sumberdaya alam. Toh pengetahuan barat yang kita terapkan untuk mengelola sumberdaya alam hingga saat ini gak semuanya mampu memberikan hasil yang diharapkan. Bahkan beberapa teknik pengelolaan justru terbukti gagal dan menyebabkan biaya yang besar untuk mengembalikan sistem tersebut kembali seperti semula. Jadi apa salahnya dicoba menkaji ilmu lokal kita menjadi sebuah ilmu pengetahuan. Walaupun yah tentunya ini bukan satu - satunya faktor penting dalam pengelolaan sumber daya alam, subjeknya alias kita manusia juga harus diperbaiki.  Sikap super cuek juga harus dibenahi juga tentunya. Korupsi, buang sampah sembarangan, pengolahan limbah asal - asalan, konsumtif, dsb nya. Yah gw percaya kok itu bukan jati diri Indonesia, buktiin lah itu bukan kita. Mau sampai kapan kita ngebuang jati diri kita sendiri? Gaul boleh, modernisasi boleh, gak ada yang salah dengan pertukaran kebudayaan dan ilmu pengetahuan, tapi kita gak boleh lupa lah sama yang kita punya.
Soreeee semuaaa~ Sebenernya ke sini cuma numpang lewat aja, maklum lagi UTS dan ada akun lain yang harus dikerjain hehe. Aniwei, ada rekomendasi film bagus nih di bulan November ini, bahkan kalo gw kategoriin ini film masuk ke 'must watch movie' yang harus ditonton di bioskop. Sayang broh, nonton pake donload mah. Ini asli film unik, dan padahal cuma liat trailernya dan terenyuh. Haha. Di negara kita masih banyak yang kaya gini. Katanya ilmu pengetahuan adalah hasil dari budaya. Ketika budaya asing kita serap mentah - mentah tanpa mendengarkan suara dari diri bangsa kita sendiri apa jadinya? Bukankah kita hanya akan jadi konsumen sains saja pada akhirnya. Sedih sih jadinya. 

Film ini judulnya Sokola Rimba diangkat dari buku Sokola Rimba dan merupakan kisah nyata dari Butet Manurung. Mengambil tempat di sebuah taman nasional di Jambi dan menceritakan kisah anak suku dalam yang ternyata punya rasa ingin belajar yang tinggi. Belum tau cerita fullnya karena belum pernah baca buku aslinya juga. Well, tapi ini teasernya super seru. Yuk nonton rame - rame di bioskop 21 November 2013 :).

Full credit to: Miles Film




Hai~ haha. semester tujuh di sini. Gak nyangka udah hampir semester akhir gw di fakultas kehutanan ini. Kalau dibilang sedih sih sedih. Dunia kerja bukan tujuan akhir gw sih ya. Hahaha. Yah, masalahnya kapan lagi bisa ketemu temen segila di fahutan. Kerasnya hutan, kegilaan bareng dimana aja, tapi keramahan di saat yang sama juga, hectic dengan rapat - rapatnya, tapi pelajarannya susah bukan main, belum tuntutan penelitian yang isinya harus bermutu. Dengan semua itu, gw akuin gw gak salah milih fakultas hahaha. Seenggalnya di sini (manajemen hutan khususnya) gw bisa belajar berbagai macam hal dari masalah sosial hingga yang berbau keteknikan. Dimana lagi kita bisa mengkaji undang - undang, belajar akutansi, belajar mesin, belajar perencanaan biaya alat berat (traktor dsb), belajar ngebuat jalan, belajar pemetaan sama bikin peta, belajar teknik wawancara, belajar pengindraan jarak jauh, permodelan, belajar hidrologi, daaan masih banyak lagi, tentunya belajar tentang dasar - dasar kehutanan juga kita. Keberagaman mata kuliah di depertemen ini kadang - kadang bikin pengen nendang bangku, tapi gak jadi soalnya sakit hahaha *garing. Cuma di sini yang wc-nya dibuka 24 jam, mushollanya juga. Bisa tidur di kantor (sebutan sekret FMSC sekarang) guling - gulingan ngenet ampe pagi. Fahutan itu emang penuh warna. Awalnya pas gw masih baru masuk, gw takut serba takut. Bukan karena senior juga sih, waktu sma juga senior gw banyak yang udah tua. Gw takut aja waktu itu, harus sesopan apa gw sama mereka apalagi desas - desus kekejaman bcr. Tapi ke sininya ah kagak tuh, kagak ada perploncoan juga kaya yang orang - orang bilang. Senior sama alumninya juga baik, mamang bibi juga baik, yang jualan di kankor juga baik, dosen juga baik. Gw suka aja iklim dan suasana di fahutan. Keramahan di sini tuh luar biasa. Haah tapi yah kita memang harus lulus, belum sih tapi mikirin kejadian itu bikin sedih ternyata ya. Hahaha.

Hari ini di kampus anak - anak bikin dresscode kayak pas jaman kita masih Temu Manajer (ospek manajemen hutan). Lucu deh liat anak - anak pada pake atasan putih bawahan celana/ rok bahan. Udah semester akhir tapi kelakuan cacat banget sampe orang dekanat ada yang keluar nyuruh kita diem gara - gara kita berisik. Udah gitu kita pake acara foto di bawah spanduk yang tulisannya Forestry Job Fair Expo. Katanya biar kaya orang yang habis nyari kerja. Hahaha cacat. Yah, seenggaknya prinsip "jaya di rimba, wibawa di kota" tetep harus jalan kan? Fahutan bisa juga rapih tuh :)

So everybody ever be buddies
Days we grew up are days we will treasure
So, everybody show is beginning curtain has risen
Make your own story line
Dream as if you'll live forever
And live as if you'll die today
One Ok Rock - C.H.A.O.S.M.Y.T.H
Jaya di rimba
Wibawa di kota

Saya selalu bermimpi ada sebuah hutan di tengah kota, dimana gedung – gedung menjulang tinggi dengan pepohonnan rindang yang mengelilinginya. Mobil – mobil dengan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan melaju sepanjang jalan. Kendaraan umum penuh oleh orang yang menjadikan kendaraan umum alternatif untuk berangkat kerja. Tak jauh dari sana sebuah taman menghampar luas dengan segala bunga – bunga bermekaran dan dengan sebuah danau buatan yang di dalamnya terdapat turbin listrik tenaga air yang selalu disinggahi keluarga yang hendak berakhir pekan. Saya memimpikan gunung – gunung hijau menjulang tinggi dimana masyarakat di sekitar dapat memanfaatkannya. Mereka membangun sawah dan perkebunan dengan memanfaatkan air bawah tanah yang datang dari gunung terdekat. Sungai – sungai yang mengalir jernih mereka manfaatkan untuk kehidupan sehari – hari dan penggerak turbin listrik. Buah – buah hasil perkebunan diproduksi dengan skala besar hingga mampu memenuhi kebutuhan ekspor. Limbah sawah dan perkebunan dimanfaatkan untuk makanan ternak, sementara limbah perternakan dimanfaatkan menjadi kompos dan bahan bakar biogas. Sinar matahari sepanjang tahun khas negara tropis dimanfaatkan dengan menggunakan panel – panel tenaga surya, mensuplai listrik untuk desa – desa di sana. Bahan bakar minyak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan industri sementara sisanya diekspor.
Dengan kekayaan alam membentang dari sabang sampai merauke harusnya semua ini bukan hal mustahil. Dengan ribuan sarjana yang lulus tiap tahunnya inovasi tentunya bukanlah masalah. Akan tetapi, apa ini? Setiap tahun berita banjir merajalela. Perebutan hak – hak atas hutan dilakukan terhadap masayarakat adat, dengan dalih keberadaan masyarakat tersebut tidak diakui oleh undang – undang. Masyarakat pinggir hutan menjadi masyarakat dengan kesejahtraan yang rendah bahkan tak jarang berselisih dengan pihak taman nasional. Blue print pembangunan kota yang seharusnya dijadikan taman diubah menjadi hotel – hotel yang memiliki pajak bangunan tinggi. Kendaraan pribadi tumpah ruah ke jalanan menyebabkan macet berkepanjangan dan polusi. Kebutuhan hidup tak jarang harus diimpor dari luar negeri akrena gagal panen. Sebenarnya ada apa dengan negara kita? Walaupun negara kita dikenal sebagai jamrud khatulistiwa, negara tropis dengan sumber daya melimpah mengapa masyarakat kita masih tak mampu mengecup kekayaan alam ini.
 Negara mana yang tak tergiur oleh kekayaan alam yang dimiliki oleh Indonesia, bahkan catatan sejarah turut menyebutkan bahwa Indonesia dijajah lebih dari satu negara dikarenakan kekayaan alamnya. Hutan – hutan kita membentang luas di seluruh pulau. Lebih dari 50% wilayah kita tercatat sebagai kawasan hutan dibawah pengawasan departemen kehutanan. Selain itu, laut yang luas juga turut membentang mengitari pulau – pulau kita yang banyaknya tak terkira. Kekayaan alam maha luas yang seharusnya menghantarkan kita pada kesejahtraan, tetapi apa ini. Bukankah masyarakat kita masih berada pada ambang kemiskinan. Ada apa ini, mengapa bahkan kita tak merasa memiliki semua kekayaan ini. Terasing pada tanah sendiri tanpa tahu kenapa. Adakah yang salah dengan pemahaman segala kekayaan alam dikuasai oleh negara untuk kesejahtraan masyarakat. Kenapa pemerintah dan masyarakat justru saling berselisih paham dalam hal kepemilikan sumberdaya alam, aneh.
Bahkan kekayaan alam yang kita miliki sering kali kita gadaikan dengan harga murah. Negara – negara asing itu membeli hutan kita tapi dengan harga murah. Sebegitu murahkah harga hutan kita? Sementara mereka membeli hutan kita dengan harga murah, tidak tahukah kalian bahwa di luar sana banyak perusahaan kayu terancam gulung tikar karena sumber bahan baku mereka telah menipis. Bukan hanya itu, para petani hutan rakyat yang seharusnya diberikan penghargaan karena telah melakukan usaha penghijauan malah dipersulit dengan segala sertifikasi yang diterapkan negara asing. Bukankah insentif yang seharusnya diberikan pada mereka, bukan segunung peraturan yang rumit?
Dosen saya bilang, kita seharusnya merasa beruntung tinggal di Indonesia. Sumberdaya banyak, hujan dan matahari tercukupi tiap tahunnya. Hidup bermodalkan kaos kutang dan celana pendek saja sudah bisa hidup. Dari pulau sabang hingga merauke terbentang luas hamparan hijau hutan tropis yang merupakan paru – paru dunia. Tidak ada negara negara yang tidak merasa iri pada negara kita, buktinya dulu mereka berlomba – lomba menjajah negeri ini. Sumber daya kita memang sebuah anugerah yang tidak tergantikan oleh apapun, tetapi di sisi lain sumber daya kita bagaikan pisau bermata dua. Seolah menjadi tumbal dunia akibat pemanasan global, ruang gerak Indonesia sebagai paru – paru dunia seolah dibatasi.
Kenyataannya, dengan banyaknya sumberdaya yang kita miliki tidak semua masyarakat berada dalam  taraf sejahtera. Banyak stakeholders yang berbicara soal kelestarian lingkungan, tetapi tidak memperhatikan masyarakat yang ada di dalamnya. Dalam pandangan saya kelestarian tidak dapat terwujud tanpa bantuan masyarakat. Hal yang paling penting adalah bagaimana membangkitkan kesadaran masyarakat melalui peningkatan kesejahteraan mereka. Sebuah cerita tentang kasus yang saya temukan di lapangan tentang pembalakan liar di sebuah taman nasional. Sebelum daerah tersebut ditetapkan sebagai taman nasional daerah tersebut merupakan hutan yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Banyak masyarakat yang menanam pohon dan bambu di wilayah tersebut. Sekarang setelah kawasan hutan tersebut berubah statusnya menjadi taman nasional, otomatis segala aktivitas pemanfaatan yang berada dalam kawasan taman nasional dilarang dilakukan. Pohon dan bambu yang mereka tanam tentu saja tidak boleh ditebang, padahal mereka yang menanamnya. Kebanyakan dari para pelaku pembalakan liar tahu bahwa dalam wilayah taman nasional tidak boleh melakukan penebangan, tetapi tentu saja dipandangan masyarakat pihak taman nasional telah merampas salah satu sumber penghidupan mereka.
Tentu saja itu hanya salah satu contoh kisah yang saya temukan. Kita merupakan zamrud khatulistiwa, dengan hutan yang membentang luas dari sabang hingga merauke. Keanekaragaman hayati yang dengan mudahnya kita temui di dalam pelosok hutan. Seharusnya masyarakat yang hidup di pinggir hutan bisa hidup dengan sejahtera. Kontrasnya masyarakat pinggir hutan justru memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah. Mereka biasanya berada di wilayah yang sulit dijangkau. Jangankan supermarket, toko klontong saja agak sulit untuk ditemukan. Untuk kepasar saja mereka harus pergi cukup jauh padahal harga bensin tidak bisa dibilang murah. Kemana perginya subsidi BBM, bukankah subsidi BBM seharusnya ditujukkan bagi mereka? Mereka yang terlupakan, padahal dalam melakukan upaya kelestarian peran merekalah yang paling dibutuhkan. Bagaimana bisa upaya pemerintah dalam melakukan peningkatan kelestarian dapat dilakukan jika kepercayaan mereka terhadap pemerintah saja tidak ada. Masyarakat pinggir hutan bukannya tidak berilmu dan berpengetahuan. Keadaan yang kerap kali menyebabkan mereka bertindak berkebalikan dari apa yang diwariskan nenek moyangnya. Walaupun memang tidak bisa dipungkiri terdapat oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab juga, tapi toh di kalangan elit yang berpendidikan oknum tidak bertanggung jawab juga ada.
Dinas Kehutanan semakin gencar memperbanyak wilayah kawasan hutan, dinas pertambangan mengklaim dinas kehutanan untuk pembebasan lahan menjadi tambang, dinas pertanian mengeluhkan lahan pertanian yang semakin berkurang, Pemerintah daerah atas nama otonomi daerah mengacak – acak master plan mendahulukan pihak yang dapat memberikan bayaran paling besar. Mereka, kaum elit saling berebut wilayah kekuasaan. Dinas kehutanan mengatasnamakan kelestarian, yang lainnya mengatasnamakan peningkatan kesejahtraan, demi pembangunan dan sebagainya. Aneh, apa kelestarian harus selalu bertentangan dengan kesejahtraan dan pembangunan. Sementara mereka tengah adu mulut, pihak – pihak yang sebenarnya paling membutuhkan justru dilupakan.
Hutan bukan tuhan yang wajib diagung – agungkan. Hutan juga bukan satu – satunya solusi untuk menyelesaikan masalah yang ada terkait kelestarian lingkungan. Memperbanyak kawasan hutan, tapi kemudian kawasan ini bahkan tidak berhutan sama sekali rasanya sama saja. Tentunya yang paling penting adalah mengoptimalkan fungsi hutan sehingga bukan saja fungsi lindung dan konservasi yang dapat diwujudkan melainkan fungsi hutan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat juga dapat terwujud. Ada peran masyarakat yang sangat besar di sini. Kelembagaan yang kita miliki seharusnya telah cukup baik untuk menjalankan segala kebijakan guna mewujudkan kelestarian lingkungan. Overlapping dari peraturan tentunya harus turut dikaji oleh pihak – pihak berwenang. Sudah bukan zamannya lagi untuk mementingkan ego sektoral semata. Meninggikan ego sektoral bukan hanya memperparah kerusakan lingkungan, melainkan turut menggadaikan sumberdaya yang kita punya ke pihak tak bertanggung jawab. Sudah sewajarnya kita belajar dari sejarah, trek record kita menyebutkkan bahwa masyarakat adat kita memiliki kearifan lokal dalam melestarikan lingkungan. Sudah saatnya kita kembali belajar pada mereka bukannya membuang mereka. Sudah saatnya pula kita membuka mata dan melihat potensi yang dimilki oleh negara ini. Dengan banyaknya kelimpahan sumber daya bukannya tidak mungkin kita menjadi negara dengan sumber bahan bakar alternatif terbanyak. Dengan sumberdaya alam yang kita milki kita bisa menjadi negara yang lebih maju daripada negara manapun. Kesejahtraan masyarakat pun bisa turut terangkat. Walaupun semua terlihat mudah, tetapi tidak ada yang mudah memang. 
Maju atau mundur itu pilihan, mau tetap tertidur dan menutup mata pun silahkan. Hanya saja,  kita, generasi muda yang memutuskan mau dibawa kemana masa depan negara kita.

dalam rangka memperingati ulang tahun emas fakultas kehutanan ipb ada lomba essai dengan tema kehutanan indonesia baru (dalam keterlenaan masa lalu, fakta masa kini, dan harapan masa depan). info lbh lanjut hubungi cp yaa :)

Masih di segmen review, kali ini gw bakal ngereview buku karya dari Fahd Djibran. Seperti biasa  buku - buku dari Fahd Djibran memang selalu memukau dan menyentil pandangan kita. Buku yang berjudul A Cat in My Eyes ini bukanlah judul baru, buku ini dicetak pertama kali pada tahun 2008 dam kembali dicetak ulang pada tahun 2013 ini. Buku dengan tebal 190 halaman ini memiliki 28 bab dan 7 bab tambahan di edisi revisi nya ini sangat layak disimak. Seperti biasa tema utama yang diambil oleh Fahd adalah mengenai hal - hal yang berlangsung dalam kehidupan kita, seperti cinta, Tuhan, dan moral. Tiap babnya menceritakan kisah yang berbeda - beda yang mampu menggelitik pola pikir kita. Menurut gw pribadi Fragmen Malam, Skizofrenia, serta When and Sometimes. Walaupun sebenernya keseluruhan bab dari buku ini memang menarik, tapi tiga judul itulah yang paling menggelitik alam pikiran gw. 

Cover cetakan 2013 (image source: google)

Pada Fragmen Malam menceritakan mengenai seorang ayah yang tengah bercerita pada anaknya. Ia menceritakan kisah mengenai prometheus seorang dewa yang mencuri api dari zeus untuk menghangatkan bumi, tetapi zeus yang mengetahui itu menghukum prometheus atas kebaikan yang telah ia lakukan. Hal ini dilakukan karena zeus takut jika manusia mengalahkannya. Hal yang bikin gw tergelitik adalah kalimat penutup yang diberikan oleh ayahnya yaitu  "Menjadi seseorang seperti prometheus adalah pilihan. pilihan yang datang pada setiap orang. Siapapun bisa jadi pahlawan, tetapi siapapun bisa saja menjadi tidak bahagia setelah dia mengorbankan seluruhnya demi kepahlawanannya." Dulu gw pernah ngepost kata - kata ini di postingan gw yang judulnya pengorbanan. Apa ya entah kenapa gw merasa, ah bener juga. Memang bener kenyataannya memang begitu. Saat kita melakukan kebaikan tidak selalu orang lain menganggap itu adalah hal baik. Iri, dengki, tamak, dan ketakutan kadang memang mampu membutakan siapa saja. Sama seperti yang ada di negeri ini atau bahkan di dunia ini kan? Gw juga sama aja sebenernya. Kadang dengan niat teguh kita memutuskan untuk tidak menyontek, tapi ketika hasil akhir keluar nilai yang kita dapat berada jauh dibawah mereka yang menyontek dan perlahan kita mulai menyesali 'kebaikan' yang telah kita lakukan. Seperti dalam bab Skizofrenia yang diceritakan oleh Fahd mengenai keanehan saat ini. Ketika sesuatu yang 'gila' tidak lagi dianggap 'gila' karena dunia sudah dipenuhi oleh orang gila, yang waras dianggap gila karena tidak menjadi gila. Sama seperti ketika keburukan dianggap wajar karena semua orang melakukannya, dan kebaikan mulai tak berarti. Dulu gw pernah denger ada yang bilang "sesuatu itu dianggap wajar jika mayoritas melakukannya, apa yang tidak dilihat, apa yang tidak dirasakan, dan apa yang tidak dilakukan dianggap aneh. Diasingkan. Mereka menutup mata atas semua yang mereka anggap tidak biasa. Itulah manusia". Dan gw pun mulai berpikir apa jangan - jangan gw udah termasuk mereka yang gila? Sepertinya begitu. Kegilaan mulai merambati jiwa - jiwa kita seperti virus mematikan yang menyebar perlahan tanpa kita ketahui dan mengrogoti kita perlahan.

Nah itulah beberapa cuplik dan ada pemikiran tambahan gw di sana. Susah memang membaca buku Fahd tanpa terbawa ke alam pikiran. Buku karyanya memang selalu sukse mencuri benak gw. Aniwwei, secara keseluruhan buku ini wajib dimiliki. Setidaknya kita harus menghentikan kegilaan ini bukan?
Selamat malam saudara - saudara sekalian! Yuhuuu~ setelah tiba-tiba bikin postingan mellow yang seratus persen fiktif akhirnya gw balik lagi ke postingan spam. Haha. Mungkin udah lama juga gw gak ngereview entah itu buku maupun film. Jadi sebelum akhirnya gw mulai sibuk dengan rutinitas mahasiswa tingkat akhir gw memutuskan untuk mereview film yang baru aja berhasil gw tamatin. 

Opening Scene (image source: google)
Innocent Man atau yang memiliki judul 세상 어디에도 없는 착한 남자 (Sesang Eodiedo Eobneun Chakan Namja) dalam bahasa korea adalah sebuah drama yang keluar pada tahun 2012. Drama ini memang bukan drama baru, tapi sangat layak untuk ditonton. Film yang dibintangi oleh Song Joong Ki (Kang Ma ru), Moon Chae won (Seo Eun Gi), dan Park Si Yeon (Han Jae Hee) ini memiliki latar cerita yang cukup gelap. Awal kisah menceritakan mengenai sepasang kekasih yaitu Kang Ma Ru yang merupakan mahasiswa kedokteran dan Han Jae Hee yang merupakan seorang reporter. Akibat sebuah kecalakaan Han Jae Hee tidak sengaja membunuh seseorang dan Kang Ma Ru yang mengetahui itu memutuskan untuk menggantikan Jae Hee dan menyerahkan diri kepada polisi. Kisah kemudian beralih ke beberapa tahun setelahnya. Ma Ru yang masuk penjara tentunya tak bisa lagi melanjutkan sekolahnya sebagai dokter dan akhirnya ia bekerja sebagai bartender. Ma Ru tentunya masih menunggu kedatangan Jae Hee, tetapi fakta selanjutnya ia akhirnya mengetahui bahwa Jae Hee telah menikah dengan Presidir dari Taesan group. Selang waktu berjalan mereka akhirnya bertemu kembali dalam keadaan yang berbeda. Jae Hee yang tidak ingin hubungan lamanya dengan Ma Ru terungkap terus menyangkal dan tak segan menjebak Ma Ru. Ma Ru yang merasa dikhianati akhirnya memilih untuk balas dendam dengan mendekati Seo Eun Gi, putri tiri Jae Hee yang merupakan anak presidir dari istrinya yang pertama. Seo Eun Gi yang dingin dan ketus akhirnya luruh oleh Ma Ru. Akan tetapi, Ma Ru lama - lama merasa menyesal dan mulai menyayangi Eun Gi. Didorong rasa bersalah ia berusaha untuk menjauh dari Eun Gi. Eun Gi yang akhirnya mengetahui alasan Ma Ru mendekatinya ditambah dengan kematian ayahnya menjadi marah dan meninggalkan maru, tetapi waktu berkata lain. Eun Gi mengalami hilang ingatan karena kecelakaan mobil yang menimpanya. Pada saat itu ia menemukan fotonya bersama Ma Ru dan memutuskan untuk berada di sisi Ma Ru untuk mengembalikan ingatannya. Ma Ru yang masih merasa bersalah berusaha untuk menjauhi Eun Gi. Akan tetapi, mengetahui nyawa Eun Gi terancam oleh Jae Hee yang merasa kekayaanya akan dirampas oleh Eun Gi jika kembali, Ma Ru memikirkan ulang keputusannya. Didorong rasa bersalah dan rasa sayangnya Ma Ru akhirnya memilih untuk berada di sisi Eun Gi hingga tiba saat ia akan pergi meninggalkan Eun Gi.

Main Cast (image source: google)
Oke itu sinopsisnya, kalo kebanyakan ntar jadi spoiler. Drama yang memiliki jumlah episode sebanyak 20 ini cukup bikin gregetan untuk ditonton. Alurnya yang naik turun mampu membuat penontonnya terbawa secara emosional. Hal ini diimbangi dengan soundtrak yang juga mampu membawa penontonnya terbawa alur ceritanya. Secara garis besar cerita dari drama ini cukup gelap karena dipenuhi oleh cerita pengkhianatan, tapi justru itulah daya tarik dari drama ini. Bahkan kadang gw sendiri sering oengen mukul Joong Ki karena dia ngeselin di film ini. Song Joong Ki sebagai peran utama pria sangat baik menampilkan ekspresi dan gerak gerik dalam memainkan perannya. Selain itu Moon Chae won sebagai lawan mainnya juga mampu membuat para penonton terbawa oleh perasaannya. Dari awal hingga akhir drama ini mampu bikin gw terbawa pada alurnya. Bahkan tak jarang gw pun terbawa secara emosional. Tak heran mereka berhasil mendapatkan KBS Drama Award dalam kategori Best Couple Award. Selain itu drama ini juga sukses menyabet berbagai nominasi dan memenangkan berbagai macam penghargaan. Dalam drama ini Song Joong Ki juga membawakan sebuah lagu sebagai soundtrack film untuk pertama kalinya yang berjudul really yang dinominasikan pada Seoul International Drama Award dalam kategori Outstanding Korean Drama OST.

Hal lainnya yang menarik adalah dalam film ini diceritakan Ma Ru memiliki seorang sahabat yaitu Oh Jae Gil atau Park Jae Gil yang diperankan oleh Lee Kwang Soo. Jujur aja ini lah alasan gw pengen banget nonton drama ini. Bagi yang sering menonton variety Show Running Man tentunya tahu bahwa baik Song Joong Ki dan Lee Kwang Soo adalah sahabat di dunia asli. Sebagai penggemar Kwang Soo dan Joong Ki drama ini jadi tontonan yang layak disimak tentunya. Di Running Man mereka sering disebut sebagai 'same age friend' dan sering diisengi oleh anggota lainnya. Hal ini dikarenakan penampilan dan karakter keduanya yang berlawanan. Song Joong Ki yang ganteng yang dikenal sebagai 'pretty boy', aktor serba bisa selain itu ia juga dijuluki 'running man's brain', dan tentunya sebagai aktor ia pun sudah banyak mendapatkan peran sebagai peran utama. Berkebalikan dengan Kwang soo yang sering dikatai gak ganteng oleh member lain, selain itu selalu menjadi korban 'bully' di running man, sering sial dan jarang menang, dan tentunya yang paling terkenal adalah 'iconof betrayal'. Tapi dibalik semua kebalikan itu gw mendapatkan cerita mereka cukup unik. Haha. Bahkan termasuk sesi yang paling gw tunggu kalo lagi nonton running man. Setelah cukup lama mereka tidak menampilkan hal itu dikarenakan Joong Ki yang sudah keluar dari running man akhirnya cerita mengenai mereka bisa didapatkan lagi di drama ini. Kisah mereka menjadikan drama ini menghibur dan sedih juga. Apa yaa, mungkin karena mereka memang sahabat di dunia nyata jadi ya gw bener - bener kebawa aja. Apalagi pas Kwang Soo nangis gara - gara Joong Ki. Gw juga ketawa pas liat Kwang Soo di bully Joong Ki. Terlihat alami, hahaha.

Well, that's it about the drama. Sebenernya banyak lagi yang pengen gw tulis tapi udah dulu deh. Waktunya berpikir yang lain. Sampai bertemu lagi~
Nira--- Hari itu aku dan kau untuk pertama kalinya bertemu. Saat itu hujan tenah turun. Hal yang biasa terjadi ketika november tengah meghampiri. Tak masalah karena aku menyukainya. Hari itu kau berlari ditegah hujan secepat kau bisa. Menghampiri halte bus yang kelak akan ku ketahui bahwa itu adalah rute mu pulang. Di tengah hiruk pikuk pengendara motor, termasuk aku yang tengah berteduh kau berdiri sambil mengelap air hujan yang mengalir pada hidungmu yang mancung itu. Aku memperhatikanmu dengan jelas. Sangat jelas. Kau berdiri tepat di depanku. Walau itu pertama kali kita bertemu aku tahu kau telah menarik perhatianku. Menghisap udara yang berada di antara kita. Melambatkan air hujan yang tengah turun menjadi butir - butir yang jatuh satu - persatu. Kalau ini semua kebetulan maka aku harap kebetulan ini akan terjadi kembali kelak. Tak lama aku mendengar klakson di kejauhan. Rupanya bus yang akan kau naiki telah datang. Pintu bus terbuka seorang karyawan bis membuka pintu dengan raut kesal karena bus sulit merapat karena pengendara motor yang memarkir sembarangan. Kau pun menaiki bis itu. Dan bis perlahan meninggalkan tempat ini. Kalau ini kebetulan semoga aku dapat bertemu lagi dengannya.

Ardi--- Hari itu hari hujan. Aku membencinya. Aku memacu langkah kakiku menuju halte bis yang biasa mengantarkanku pulang. Seperti biasa pengendara motor pasti parkir sembarangan lagi. Aku sudah terbiasa meskipun sedikit kesal. Halte ini terlalu ramai, semoga bis yang kutunggu segera datang. Terlalu banyak orang disini. Aku benci keramaian. Lebih tepatnya aku benci hampir semua hal saat hujan turun. Di belakangku seorang gadis tengah berdiri dengan raut muka tak terbaca. Tampaknya dia kedinginan. Baju dan celananya basah kuyup. Tangannya memegang helm. Sementara dari rambutnya air menetes pelan. Dia seorang wanita biasa. Tak cantik ataupun seksi. Hanya saja ia berebeda. Berbeda? Entahlah aku juga tak tahu apa maksudnya. Aku tak sengaja memperhatikannya saat tengah berlari ke sini. Mungkin ia memang menarik, tapi waktu memang senang bermain - main. Ia hanya kebetulan yang aku lihat. Toh ketika bis datang maka semua kebetulan ini juga akan berakhir. Kebetulan tidak akan datang dua kali. Yah aku yakin itu. Ah, bis telah datang sudah kubilang waktu hanya senang mempermainkan kita. Takdir? Tak ada yang semacam itu. Aku pun menaiki bis yang perlahan mulai maju. Tapi entah kenapa sudut mataku tetap tertahan pada halte yang lamat aku tinggalkan.

Nira--- Aku menyukainya. Hal ini mungkin memang aneh menyukai seseorang yang bahkan tak pernah ku kenal. Aku selalu memacu motorku pada jam yang sama ke arah halte tempat ia menunggu bisnya. Kadang aku berhenti di kios makanan. Beralibi mengajak seorang teman bersamaku untuk makan pada kios makanan yang berada di sebrang halte tersebut hanya untuk menunggui ia hingga ia naik bisnya. Kalau aku sedang cukup nekat aku mengikutinya naik bis dan turun satu halte setelah ia turun. Aku tahu namanya dari temannya yang tengah memanggilnya. Aku tahu kebiasaannya tertidur saat di bis. Aku tahu ia senang mendengarkan lagu dengan headsetnya. Aku tahu pengarang kesukaannya dari buku yang selalu ia bawa. Aku tahu ia akan selalu mengalah memberikan tempat duduk saat ada wanita yang berdiri. Aku tahu ia kuliah di jurusan apa dari pembicaraannya di tekepon. Tapi aku masih tak berani menegurnya. Berpikir bahwa mengamatinya dari jauh sudah cukup. sama seperti hari ini ia berdiri di sampingku dalam bis yang tengah melaju. Dan aku masih tetap diam. Aku memang pengecut. 

Ardi--- Aku percaya kebetulan tidak pernah datang dua kali. Tapi kali ini kebetulan memang datang dua kali atau bahkan lebih. Bagaimana bisa? Aku tak pernah mempercayai waktu karena ia tak pernah serius. Aku tak tahu kenapa gadis yang kutemui di halte pada hari hujan itu selalu muncul. Aku sering melihatnya melintas perlahan dari halte tempat aku duduk. Terlalu sering,. Ia selalu melaju di jam yang sama. Kadang aku melihatnya tengah bersama temannya, duduk di kios makan yang berada di sebrang halte ini. Entah kenapa aku pun selau berusaha pulang di waktu yang sama setiap hari. Aku tak tahu hal apa yang memacu kakiku melangkah tergesa ke arah halte. Memaksakan diri agar bisa sampai tepat waktu di jam yang sama. Apakan ia menyadariku? Ah, apa yang sebenarnya tengah aku lakukan mengenalnya pun tidak. Kadang ia menaiki bis yang sama denganku. Mungkin motornya tengah diservis, aku juga tidak tahu pasti. Aku ingin menegurnya atau sekedar menyapanya, tapi orang asing yang menyapa seorang gadis di tengah jalan tidak terdengar menyenangkan bagiku. Hari ini ia berdiri di sebelahku. Entah kenapa bis ini berjalan begitu cepat. Aku tentu saja tak menyapanya. Apa aku seorang pengecut?

Nira--- Kata orang cinta datang dengan cepat. Kau tak tahu kapan ia akan datang ataupun kapan ia akan pergi. Hanya saja ia akan selalu datang berulang hingga akhirnya kau menemukan yang tepat. Entahlah aku sendiri juga tak yakin soal itu. Bagiku perasaan semacam itu adalah hal yang menakutkan. Kau bisa saja merasa bahagia namun di lain sisi kau akan menemukan dirimu tengah menangis. Aneh. Tapi apa kau tahu untuk mulai melangkah keberanian memang selalu diperlukan. Lalu dalam perjalanannya kejujuran akan mendampinginya. Mungkin memang perlu bagiku untuk mulai percaya dan melangkah berdampingan.
Ardi--- Bagiku waktu memang senang bermain - main. Menempatkan semua situasi pada waktu yang tak pernah disangka - sangka. Kenapa ia begitu senang melakukannya? Tidakkah waktu tahu bahwa adakalanya seseorang merasa tak siap. Waktu memang egois ia selalu memaksa seseorang untuk mengeluarkan keberaniannya kapanpun. Ia tak mengenal kata tidak siap. Memaksa kita untuk tetap melangkah. Bahkan pada keputusan yang telah kubuat ini, permainan waktu memegang peranan penting. 

Seandainya waktu mau menunggu mungkin aku tak akan pernah membuat keputusan ini. Seandainya waktu tak egois mungkin aku tak akan pernah menemukanmu.

Lagi - lagi waktu berhasil mempermainkan kita.

Here I come back again. After so long break finally i decide to write this post. As usuall i'm going to fangirling again. Actually it is because the newest single of SMAP, my favourite japanese boyband, the tittle is battery. At the first glance i alredy fallen in love for this song and pv. Wew its really full of an energizing dance like the title isn't it? Battery. The pv shows a really good performance altough they already aged a lot. You know they first debut was in 90's. I don't really remember the exact year actually. At least, i know that when i was born in 1992 they already made their debut. Hahaha. The songs was a theme songs for roler coaster in universal studio japan (USJ). Yup, they really great considering their age. And again this single hit the oricon chart. To survive in the entertainer world for this long, wasn't an easy task. So that's why I really respect them *clapping hand o(^▽^)o.

And in my journey in cyber world sudenlly i met a new boyband from johnny's agency that is A.B.C-Z. Actually they already debut in 2012 tough. But i really don't know this group. They was under the ponny canon label (same as young saeng label in japan isn't it? (≧∇≦)). My first encounter with them was in their pv with that tittle desperado. Nananana desperado~ haha. Just by hearing it my body starting to follow the beat. I think i will make this song my alarm. Haha. honestly until now i think this is the best music video (with dance) i've ever seen. But it seems it still hard to find info about them and of course the pv of them are really hard to find. I already browsing for some hours but mostly the page was in japanese language. How can i read that? I even can't understand kanji at all. when i search the pv in some web they have been banned already. how comeee~! Yah, as usuall this is the characteristic of johnny's agency. But somehow i still think that johnny's agency should make an official account of youtube ones. Just for promoting their newest group and newest songs i think. Well i still think that finally johnny's make a great group again. Haha. I relly liked thks grojp better than other group yah it because i prefer the mature one considering my age :p. Altough that i seems keep locked with all the boys from johnny's. Well, now my eyes for totsuta. Hahaha. His dance, black hair, and smile are really handsome tough. Nice! Keep on goin a.b.c-z! Hope they will be long last like their senior.

Ahh i think i stopped here. Writing from handphone always not a choosen way to write the posting. My hand get numb easilly when writing with phone and i always missed the alphabet i want to type. How sad. I won't post the video i got both SMAP and A.B.C-Z due to privacy terms and bla bla bla. Just search trough your browser and you'll find it. And the photos, hnn i kind lazy to post it since i only use phone now. maybe later (maybe). Hahahahha. Yah see you latter maybe it will be a long term for me to write a fangirling post again. Haaah~

"20 years old and you gotta let me know?
from something am I back to changing
some doll's clothes, to making a scapegoat?
if I go on moving forward without paying
attention, how will I be 10 years later?
somebody I would never want to be
"without understanding why" no no no!!"
One ok rock - 20 years old

gw sedikit merenung (lagi) sekarang mempertanyakan kenapa negara kita masih tidak bisa lepas dari belenggu korupsi. Kita yang gak bisa merdeka di tanah kita sendiri. Kalangan pemangku kepentingan yang hanya memikirkan ego mereka sendiri. Menutup mata demi kepentingan pribadi yang tak jarang mengorbankan rakyat yang notabene masih saudara sebangsa. Bukan hanya itu bahkan kerusakan alam merajalela. Pembangunan tak lagi memperdulikan aspek ekologis. Serapan air berkurang, banjir merjalele, cadangan air bawah tanah yang biasa dipakai untuk kehidupan sehari-hari berkurang, bahkan tak jarang mengakibatkan salinitas di daerah hilir. Ada apa dengan kita sebenarnya? Benarkah orang baik sudah tidak ada lagi? Aneh padahal manusia semakin banyak, tapi kenapa tidak demikian dengan orang baik. Tapi harus gw akui gak semua para pemangku kepentingan orang jahat. Kadang ada saja orang orang baik meskipun memang dia bisa saja tidak memiliki jabatan yang tinggi. Banyak orang baik yang takut bila mereka membocorkan kejahatan kejahatan atasannya. Berpura pura tak tahu agar bisa lolos dan aman. Tak mudah menjadi orang baik saat ini, apalagi kita juga memiliki keluarga bukan? Ga munhkin juga kita mengorbankan keluarga dan orang orang yang kita sayangi. Sulit. Ternyata begiu sulitnya nenjadi orang baik, tapi orang baik itu akan selalu ada tentunya.

Hari ini gw baca buku fahd djibran, a cat in my eyes. Salah satu ceritanya ada mengenai prometheus, salah satu tokoh mitologi yunani favorit gw gara gara baca buku nicholas flamel seriesnya michael scott. Prometheus yang mencuri api keabadian dari para dewa untuk diberikan kepada manusia agar bumi menjadi hangat. Hal yang dia lakukan karena dia menyayangi manusia. Tapi pada akhirnya ia dihukun oleh zeus atas perbuatan mulianya. Mirip. Banyak orang yang mencintai negara ini, tapi karena keteguhan mereka untuk tetap jujur tak jarang mereka diasingkan, dipindahtugaskan. Inilah ironi yang tak bisa kita tutupi lagi. Dan kelak kalo gw udah dewasa semoga gw bisa jadi salah seorang dari mereka yang teguh. Haha. Bermimpi dan berharap masih diperbolehkan bukan?

"Menjadi seseorang seperti prometheus adalah pilihan. pilihan yang datang pada setiap orang. Siapapun bisa jadi pahlawan, tetapi siapapun bisa saja menjadi tidak bahagia setelah dia mengorbankan seluruhnya demi kepahlawanannya." Fragmen Malam -- a cat in my eyes oleh fahd djibran.

ada apa dengan kita? ketika kita tersadar waktu sudah jauh berlalu. mengamati sudut - sudut kota dengan ingatan yang mengawang. menjadi jembatan waktu antara sekarang dan masa lalu. berubah, tak ada yang masalah dengan itu. seiring waktu berjalan perubahan itu perlu agar dapat bertahan hidup. tapi berubah bukan berarti membuang semua hal dan kenangan. kenangan adalah sebuah hal yang tak tergantikan, yang patut dihargai. sama seperti hidup kenangan tak datang dua kali, dan kenangan ada untuk memberi kita kekuatan kedepannya. sekecil apapun kenangannya, bisa jadi kelak akan memberi banyak kekuatan bagi kita. sama halnya dengan sejarah. setiap ceritanya menunjukkan siapa kita. berubah bukanlah dengan menjadi orang lain. sejarah menunjukkan siapa kita. bangun hei kalian! kita bukan amerika, jepang, korea, ataupun eropa. kita ya kita. kita besar karena kita sendiri. kita punya sejarah panjang yang seharusnya membuat kita bangga. negara di luar sana, iri karena sumber daya alam kita. menjajah kita untuk sumber daya kita. sementara kita saat ini, menanggalkan pemberian yg diberikan. menutup mata, mencoba menjiplak negara asing. berpasrah ketika hutan kita, laut kita, dan semua sumber daya kita rusak. menjual murah sumber daya kita.  ada apa ini? bagaimana bisa penerus kita kelak bisa memanfaatkan sumber daya kita? ketika perubahan membuat kita kembali terjajah dengan mengatasnamakan "globalisasi". rupanya kita belum merdeka

#selamat hari kemerdekaan 17 agustus mendatang. ingat hutan itu titipan bukan hak milik. selamat berlibur :)

Tetiba aku terbangun, dalam ruang sepi yang kecil
dengan segala kenyamanan yang bisa digambarkan

Kemana perginya hiruk pikuk itu
Suara lantang penuh semangat, gosip penghantar tidur
Teriakan panggilan sahur yang tak jelas juntrungannya
Sahut - sahutan taraweh yang hanya dihapal sebagian anak
Kerusuhan saat berebut makanan

Kemana perginya itu
Aku terbangun dalam sepi
Melongok tiap sudut kamar
Mencari senggok kisah yang masih tertinggal
Namun hanya kilas riak awan yang tergambar pada jendela

Sama seperti setiap perjalanan
Selalu ada rindu yang dirasakan ketika semua berakhir
Pun kali ini, rindu itu kembali ada

Aku titip rindu ini, semoga kau tak lupa
Aku titip rindu ini, padamu yang ku tahu hari bersamamu nyata
"Bersenang - senanglah karena hari ini akan kita rindukan, 
di hari nanti sebuah kisah klasik untuk masa depan
Bersenang - senganlah karena waktu ini akan kita banggakan di hari tua"

SO7 - Sebuah Kisah Klasik

Bingung mau mulai dari mana, banyak banget yang bisa diceritain. Banyak banget kenangannya sampai mau dirangkum pun gw bingung. Jadi ceritanya, sebulan terakhir ini gw mengikuti praktek pengelolaan hutan dari tanggal 27 Juni - 17 Juli 2013. Buat gw ini praktikum lapang terhectic yang pernah gw rasain, seminggu non stop tanpa mengenal hari libur dan dengan deadline laporan setiap harinya. Mirip P2EH sih, tapi beda praktikum beda lagi kelompok kita. Arun, Rama, sama Dimaz di jalur A; Gw, Okta, Dita sama Tiwi di jalur B; Mul di jalur C. Jadi praktikum ini dibagi kedalam 3 jalur besar, yaitu jalur A, B, dan C. Di dalam jalur itu ada regu - regu lagi. Untuk jalur B, dibagi lagi kedalam regu B13 - B24. Beda sama P2EH yang tiap jalur besar punya destinasi yang berbeda, kalo P2H destinasi kita sama semua, cuma diacak aja tata urutan mulainya.

Tersebutlah gw, yang ngeliat daftar nama pembagian kelompok P2H ternyata gw dapet kelompok B-9 dengan anggota Tyas, Muti, Dita A, Anggie, Yoga, Mamad, Iqoh, Mba Nuning, Asti, dan Iqbal. Waktu liat kelompok lega juga sih, seenggaknya hampir semua anak - anaknya gw kenal. Tyas sama Muti temen sedepartemen. Dita dulu se IFSA. Anggie dulu pernah dikenalin sama Adha di log. Mba Nuning pernah sekelompok BCR. Iqbal pasti kenal deh. Yoga sama Asti se sub Jalur 3A pas P2EH. Nah tinggal iqoh sama mamad nih ceritanya, tapi woles sih ntar juga kenal sendiri. Entah kenapa gw ngerasa gw bakal betah dan ternyata memang bener, anak - anaknya koplak ternyata. Apalagi ditambah asprak dengan gelar terkece dan tergosip kita Bang Moko, dan rekan seasprak grup B-20. 21 hari bareng kalian bener - bener bikin gw betah di P2H. Mau diceritain juga tapi terlalu banyak kenangannya. Dari yang jaim - jaiman sampe yang tiap malem ngegosip. Bahkan di malem terakhir yang lain api unggunan kita malah ngegosip sampe dilemparin petasan bareng bang Moko juga pula. Dari yang ketawa - ketawa sampe yang ngambek - ngambekan. Dari yang ngisengin sampe diisengin. Dan baru di perjalanan ini gw ngerasain malu, malu banget sampe gw pengen lari yang jauh. Asem emang lu semua.

Ilmu yang gw dapet, bukan cuma ilmu tentang hutan dan pengelolaannya. Bukan cuma bagaimana mengerti satu sama lain, tapi juga menghargai semua yang udah diberikan. Tidur dempet - dempetan. Makanan gak berasa sampe pada beli bon cabe semua. Kehabisan air minum pas buka dan sahur. Ngantri buat ambil makanan. Ngantri kamar mandi padahal udah kebelet pup sampe kagak jadi lagi gw pup. Dan kita jadi angkatan dengan siklus 35 tahun sekali yang P2H pas lagi puasa. Terakhir kalinya, ini kegiatan se angkatan yang terakhir kali secara resmi. Gak tau deh bakal ada kegiatan lagi ato gaknya. Dengan berakhirnya P2H maka resmilah kami menjadi mahasiswa yang akan menapaki tingkat akhir. Segala kegilaan, dan canda tawa terus mengantarkan hingga sampai di tahap ini. Dan sebentar lagi tanggung jawab akan dibenamkan pada pundak kami. Ah jadi mellow kan gw.

Entah kenapa, gw suka aja dengan semua kenangan ini. Suatu hari nanti semua pengalaman ini pasti bakal gw kangenin. Bahkan ketika kita semua udah berkeluarga, kenangan dan pelajaran ini menuliskan satu persatu kata terima kasih. Fahutan 47 kalian keren banget. 

Bos besar itu panggilan gw buat yoga, tole, pa de ato apapun itu deh. Kelakuan dia mirip banget bos. Iseng parah, ngeselin gila. Dari P2EH sampe akhirnya jadi ketua P2H gw masih aja gak tobat - tobat ngeledekin gw. Asem. Mba nuning juga masih aja demen masak, dan berkat mba nuning kita bisa pesta di joglo kenyaaang~ nugget di bumbuin, mie goreng, sirup, dan bon cabe. Haha. Tyas yang masih aja heboh, gak ngerti gw dia hobi banget ngeheboh dimana - mana. Muti yang masih tetep ngeselin dan jadi sasaran amukan kita. Asti yang gak nyangka kelakuan cacat parah, sampe dipanggil anak - anak kena down syndrome. Asli jahat. Mamad, yang dari awal berangkat sampe pulang lagi kagak berhenti ngegalau. Anjir gak ngerti gw ada ya orang kaya dia. Caur parah, tugas utama di lapang pegang meteran. Haha. Iqoh yang baru kenal gw kira jutek ternyata sakit gigi. Dan dia ngetren dengan iqoh stylenya, pipi dikembungin sebelah sama kata - kata 'iyaa?' yang selalu ditiruin mamad. Dita yang selalu setia dengan kameranya dan kita yang selalu setia minta difoto. Haha. Anggie yang suka ngilang dan muncul mendadak tapi pinter jadi kalo ke industri kita gabut. Hehe. Iqbal yang berkat dia perjalanan kita jadi full musik dan hobi meperin orang pake korengnya. Dan tentunya bang Moko asprak terkece dan tergosip yang nemenin kita selama 21 hari, terus dan terus sambil nyebarin gosipnya. Dan berkat dia kita semua jadi hobi gosip. Rasanya kita dipersatukan oleh gosip nih kayanya. Hahaha.

Dan teruntuk semuanya, terutama B - 19, B - 20, Bang Moko, dan segenap kru Jalur B. Terima kasihhhhhhh. Thanks for this sweet moment :D

Bang Moko and the Child of B-19

hai, mapple! udah lama saya ga nulis di blog ini. Maklum kesibukan merajalela. Gak serius dulu ya.nulis di sini. Agak bingung juga harus nulis darimana berhubung udag lama ga nulis jadi kemampuannya melemah. Haha. Kebanyakan curhat sih ya hahaha.

Uang, menurut gw ini masalah yang paling sensitif. Kenapa orang gak bisa hidup tanpa uang. Kenapa uang jadi tingkat penentu kesejahtraan. Padahal ada juga loh orang yang hidup apa adanya tapi mereka bahagia. Kalo kaya gitu berarti kesejahtraan tidak selalu bisa mengindikasikan kalo orang itu bahagia dong. Lah kalo gitu pengukuran tingkat kesejahtraan untuk apa? Ada yang bilang kebahagiaan ga bisa di beli, tapi ada yang bilang juga kalo kebahagiaan gak bisa dipake buat ngisi perut. Kebutuhan manusia ga terbatas sih ya sayangnya. Pak iwan dosen gw pernah bilang gini "hidup itu dimana mana berjalan sesuai hukum hutan rimba yang kuat dialah yang menang, tapi tumbuhan dan hewan walaupun dia kuat dia gak serakah. Buktinya singa kalo udah dapet makanan dia berhenti nyari mangsa ga laper mata. Beda sama manusia". Bener banget dalam hal ini, apalagi kalo udah soal duit semua merasa berkepentingan. Gw ngakui kok gw juga kaya gitu. Gw juga pengen kok duit himpro gw lebih gede, gw juga pengen kok duit jajan gw lebih gede dari ade gw. Intinya ya gw juga sama aja. Cuma biarpun ini kaya masalah yang wajar wajar aja, tapi kalo sudah melibatkan tatanan yang lebih tinggi dan skala yang lebih besar ya lain ceritanya. Kaum elit yang diserahi tanggung jawab harusnya lebih bisa bertanggung jawab, kalo ga bisa ya udah lepas jabatannya. Kata pemeran raja di komik yang gw baca bilang "raja, pejabat itu ibarat baju, didalamnya kita tetap manusia biasa. Kalau salah kita harus bertanggung jawab. Berterima kasih pada orang yang telah membantu kita". Seandainya di dunia nyata begitu, yah namanya juga komik.

Kalo mau frontal, gw cukup ga nyaman dengan keadaan sekarang. Ga tau lagi orang dewasa mana yang bisa dipercaya. Katanya yang tua menyokong yang muda, tapi nyatanya gw lebih ngeras yang muda dicampakkan dengan alasan gak kompeten kah atau apalah. Bilangnya sih udah gak percaya karena udah pernah dikecewain, lah yang ngecewain bapak tuh angkatan berapa toh pak. Kenapa harus pake stereotipe sih, udah tau yang namanya manusia di setiap zaman tuh beda. Yang satu kelakuan  cuek begitu, bilagnya sih udah ilang kepercayaan gara gara kejadian dulu. Ga tau juga udah berapa taun sejak kejadian itu. Satunya lagi pasang muka peduli, sibuk sana sini, kalo soal duit aja cepet. Nah yang lainnya ga peduli sama sekali kayanya. Sibuk ngurusin apa gitu ga tau juga. Okelah positif thinking mereka lagi sibuk ngurusin keluarga. Iya sih tapi ga ada sediiiiikit aja perhatian buat kita. katanya keluarga. Ha ha ha. Suka suka deh.

Hal yang paling gw takutin beranjak dewasa adalah menjadi bagian dari ini semua. Atau jangan jangan gw udah sama dengan mereka. Susah banget sih, mau hidup low profile. Kayanya sih cuma teori ya. Kalo mau jujur udah  banyak banget pikiran kaya gini yang mau gw keluarin. Awalnya masih sabar tapi broo ini udah berapa taun coba. Saking banyaknya luapan emosi ga jelas udah nyecer kemana mana nih pikiran. Kalo dikumpulin banyak juga kali ya. Satu yang gw harepin, semoga ade ade gw ga ngerasain apa yang gw rasain sekarang. Semuanya.


Welcome new year! Tahun ini FMSC ngadain Ecological Social Mapping lagi loh. Haha. Setelah dua tahun berturut - turut ngadain ESM di gunung walat akhirnya tahun ini ngadain ESM lagi tapi di tempat berbeda, di hutan penelitian Haurbentes tepatnya di dekat Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Konsep kali ini masih menganalisa interaksi yang ada antara masyarakat dan hutan baik secara langsung maupun tidak. Karena seperti yang kita tahun hutan bagi masyarakat memegang peran penting. Apalagi dengan isu pentingnya huta untuk menjerap karbon guna mengurangi emisi gas rumah kaca.

Kegiatan ESM ini mengkaji 4 aspek yang ada pada Kelompok studi yang ada di FMSC, yaitu Perencanaan, pemanfaatan, sosial ekonomi, dan hidrologi. Dari segi perencanaan hal yang diamati adalah pemetaan desa kawasan terdekat dengan hutan penelitian ini. Untuk pemanfaatan dilakukan kuisioner mengenai lingkup pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat baik yang langsung maupun tidak langsung. Untuk sosial ekonomi dilakukan penelitian langsung ke masyarakat mengenai kondisi masyarakat sekitar hutan. Dan untuk hidrologi tentunya mengamati kualitas dan kuantitas air. 

Dan kalau masih banyak kegiatan - kegiatan lainnya yang gak bisa gw sebutin satu - satu. Karena gw juga bingung hahaha. Itu spoillernya untuk kisah selanjutnya nati gw bikin tulisan baru lagi yaa.

Kegiatan ini dilakukan di minggu ini 21-22 April 2013 untuk pengambilan data tahap 1, 27-28 April 2013 untuk pengambilan data tahap 2, selanjutnya hasil akan dipaparkan dalam seminar pada bulan september mendatang. 

Acara ini terselenggara berkat informasi dan kerja sama dengan Litbang Kehutanan. Dan tentunya makasih juga buat kraft dan mondelez international yang udah bersedia menjadi sponsor kegiatan ini.

Aniwei, untuk sementara ini itu dulu deh sekilas FMSC saat ini. Doakan kegiatan ini lancar yaa. Dan buat yang mau turut serta membantu lancarnya kegiatan ini, bisa hubungi contact person pada gambar di bawah ini. Ayo, bergerak nyata untuk lingkungan dan masyarakat :D