A Cat in My Eyes

Masih di segmen review, kali ini gw bakal ngereview buku karya dari Fahd Djibran. Seperti biasa  buku - buku dari Fahd Djibran memang selalu memukau dan menyentil pandangan kita. Buku yang berjudul A Cat in My Eyes ini bukanlah judul baru, buku ini dicetak pertama kali pada tahun 2008 dam kembali dicetak ulang pada tahun 2013 ini. Buku dengan tebal 190 halaman ini memiliki 28 bab dan 7 bab tambahan di edisi revisi nya ini sangat layak disimak. Seperti biasa tema utama yang diambil oleh Fahd adalah mengenai hal - hal yang berlangsung dalam kehidupan kita, seperti cinta, Tuhan, dan moral. Tiap babnya menceritakan kisah yang berbeda - beda yang mampu menggelitik pola pikir kita. Menurut gw pribadi Fragmen Malam, Skizofrenia, serta When and Sometimes. Walaupun sebenernya keseluruhan bab dari buku ini memang menarik, tapi tiga judul itulah yang paling menggelitik alam pikiran gw. 

Cover cetakan 2013 (image source: google)

Pada Fragmen Malam menceritakan mengenai seorang ayah yang tengah bercerita pada anaknya. Ia menceritakan kisah mengenai prometheus seorang dewa yang mencuri api dari zeus untuk menghangatkan bumi, tetapi zeus yang mengetahui itu menghukum prometheus atas kebaikan yang telah ia lakukan. Hal ini dilakukan karena zeus takut jika manusia mengalahkannya. Hal yang bikin gw tergelitik adalah kalimat penutup yang diberikan oleh ayahnya yaitu  "Menjadi seseorang seperti prometheus adalah pilihan. pilihan yang datang pada setiap orang. Siapapun bisa jadi pahlawan, tetapi siapapun bisa saja menjadi tidak bahagia setelah dia mengorbankan seluruhnya demi kepahlawanannya." Dulu gw pernah ngepost kata - kata ini di postingan gw yang judulnya pengorbanan. Apa ya entah kenapa gw merasa, ah bener juga. Memang bener kenyataannya memang begitu. Saat kita melakukan kebaikan tidak selalu orang lain menganggap itu adalah hal baik. Iri, dengki, tamak, dan ketakutan kadang memang mampu membutakan siapa saja. Sama seperti yang ada di negeri ini atau bahkan di dunia ini kan? Gw juga sama aja sebenernya. Kadang dengan niat teguh kita memutuskan untuk tidak menyontek, tapi ketika hasil akhir keluar nilai yang kita dapat berada jauh dibawah mereka yang menyontek dan perlahan kita mulai menyesali 'kebaikan' yang telah kita lakukan. Seperti dalam bab Skizofrenia yang diceritakan oleh Fahd mengenai keanehan saat ini. Ketika sesuatu yang 'gila' tidak lagi dianggap 'gila' karena dunia sudah dipenuhi oleh orang gila, yang waras dianggap gila karena tidak menjadi gila. Sama seperti ketika keburukan dianggap wajar karena semua orang melakukannya, dan kebaikan mulai tak berarti. Dulu gw pernah denger ada yang bilang "sesuatu itu dianggap wajar jika mayoritas melakukannya, apa yang tidak dilihat, apa yang tidak dirasakan, dan apa yang tidak dilakukan dianggap aneh. Diasingkan. Mereka menutup mata atas semua yang mereka anggap tidak biasa. Itulah manusia". Dan gw pun mulai berpikir apa jangan - jangan gw udah termasuk mereka yang gila? Sepertinya begitu. Kegilaan mulai merambati jiwa - jiwa kita seperti virus mematikan yang menyebar perlahan tanpa kita ketahui dan mengrogoti kita perlahan.

Nah itulah beberapa cuplik dan ada pemikiran tambahan gw di sana. Susah memang membaca buku Fahd tanpa terbawa ke alam pikiran. Buku karyanya memang selalu sukse mencuri benak gw. Aniwwei, secara keseluruhan buku ini wajib dimiliki. Setidaknya kita harus menghentikan kegilaan ini bukan?

0 talks: