Malam semua, kelihatannya gw bakal nginep di sekret FMSC gak tau juga sih. Hahaha. Di sini seperti biasa numpang nge wifi dan melepas hening. Di sini rame, ada ketua baru si Reza, sama Doyok yang lagi main catur. Danu yang lagi ngeliatin mereka main catur. Tyas sama Wulan yang masih anteng ngerjain hidro sambil numpang nge-print. Rasanya sih sejak kepengurusan Reza, rakyat jadi lebih sering nongkrong di sekret FMSC. Yah mau gimana lagi, di sekret ac ada, kipas ada, printer ada, wifi ada. Paling yang gak ada wc doang. Hahah. Yah tinggal ke wc cowok aja sih pasti ada air. Di kosan enak juga sih, tapi di sini juga enak. Liatin anak - anak becanda. Lucu aja. Hahaha. Apa sih gaje. Gw sakit perut sekarang. Yah, banyak pikiran kali ya. Hm hmm. Pokoknya sih besok kuliah jam 7, dan sekarang malah di sekret au deh bisa balik apa kagak.

Ahhhh. Gak ada bahan omongan. Lagi bingung banget kayaknya gw. Aneh kan gw? Emang lagi ilang banget gw. Mau ujian aja belum ada prepare. Ahh udah ah.
Malam yang sama seperti hari - hari yang lalu dan hujan yang sama lagi di kota hujan. Menyusuri trotoar pajaran di bawah rindang pohon mahoni. Melangkahkan kaki pada lokasi - lokasi yang tak asing. Menunggu angkot yang mengantarkanmu pada tujuan yang mengantarkan pada pertemuan - pertemuan yang biasanya. Pemandangan yang sama yang bisa kau lihat pada jendela - jendela angkot. Temaram lampu yang berkelip di kejauhan. Mobil hiruk pikuk ramai memadati jalan oto iskandar hingga tugu kujang yang berdiri dengan kokohnya.

Jalan - jalan yang kerap kali terlalui. Jalan yang menjadi penghubung kenangan - kenangan. Kenangan bertemu dan berpisah. Kenangan yang terus melaju seiring dengan kepergian waktu. Terbawa seiring hujan yang terus datang silih berganti. Hujan lagi dan tanpa bintang di malam rasanya sudah tidak asing. Hanya lampu kerlip riuh bangunan - bangunan besar yang menyapa.

Sesuatu yang biasa, terlalu biasa, hingga lupa sudah berapa lama semua ini menjadi biasa.


Fiersa Besari (ft. Naluri) - Kisah Semu

Ringkihku terbias pada kisah semu
Manisnya tersamar dan tak bermuara
Bergumul dalam rasa yang begitu nyata
Sangat dekat, tanpa sekat, tapi terasing

Dalam senyap kau dan aku
Saling merindu namun terpisahkan keadaan
Kita hanya dua manusia 
Berharap bersama meski tak mungkin

Menepi di pelataran senja dan terdiam
Senja menertawakan kau dan aku

Dalam senyap kau dan aku
Saling merindu namun terpisahkan keadaan
Kita hanya dua manusia 
Berharap bersama meski tak mungkin

Rindu ini meradang, tak berarah, dan tak hilang

Kemana harus melangkah? Sementara kita tak berkisah
ehem, postingan gak penting dulu. Sekarang gw lagi di sekret fmsc numpang wifi dan seperti biasa di hari selasa waktunya ks CS di sini. Hahaha. Angkatan 46 pada khusyuk banget main cs -____-. Yah ada juga yang melakukan aktivitas lain sebenernya. Aniwei, untuk kali ini gw cuma mau nulis


Selamat Atas Terpilihnya FAREZA DITYA ARYANTO sebagai ketua FMSC kepengurusan 2012/ 2013



Haha. Selamat menjalankan amanahnya, buat temen - temen yang lain semangat jugaa :D
Hari ini hujan lagi. Gw seneng aja dengan hujan,mungkin karena baunya, atau hawanya, atau bahkan suara yang tercipta.

Hari ini gw mau bikin posting soal hujan. Basi ya? Sering memang gw bikin cerita soal Hujan. Dari puisi sampe prosa, sering banget gw tulis soal hujan. Sebenernya tulisan ini udah gw buat dari berminggu - minggu yang lalu, tapi gw ada kerjaan lain jadi gak sempet di posting. Nah, gw posting sekarang aja kayanya. Mumpung momen nya pas, sekarang lagi hujan dan tanpa terduga playlist gw sedang memutar kan lagu Remember Rain - nya Deluhi.


Jadi, gw melemparkan pertanyaan ke beberapa temen – temen gw yang beruntung dan dipilih secara acak. Gw nanya soal “hujan itu apa menurut kalian?”. Cuma itu dan jawabannya boleh apa ajaaaa. Ilmiah, imajiner, ataupun pengalaman dipersilahkan. Gw gak mau membatasi khayalan dan kreativitas mahasiswa. Hahaha. 

Ini kuisioner pertama gw sejak masuk Departemen. haha. Dulu waktu SMA memang sering. Suka aja denger pendapat banyak orang tentang suatu hal. Dan inilah respon mereka *ditulis berdasarkan urutan respon

Mulyadi: Proses turunnya air dari awan akibat adanya proses kondensasi [09.00 PM]

Iqbal: Hujan itu hasil kondensasi jenuh dari uap air yang naik ke udara [09.07 PM]

Eri: Hujan itu rasa simpati alam kepada orang yang putus cinta [09.08 PM]

Dusun: Hujan itu sesuatu yang bisa membuat hati tenang ketika hujan turun, tapi bisa juga berubah menjadi sesuatu yang ganggu dan buat hati geram [09.11 PM]

Riri: Hujan itu yang jelas gw suka bau hujan, perpaduan bau tanah yang kesiram air. Gw suka gerimis, gw suka ujan deres yang berangin, tapi gw gak suka kalo ada bumbu – bumbu petir dan gluduk. Hujan bisa bikin gw galau, bisa bikin gw ngerasa sendirian dan kesepian, bisa bikin gw seketika kangen kehangatan keluarga di rumah. Dan hujan bisa menghadirkan semua kenangan masa lalu gw, seneng, sakit. Apapun itu yang pasti gw seneng hujan karena hujan adalah saat paling nikmat buat tidur. Sayangnya hujan bisa ngancurin semua rencana yang sudah lu buat [09.18 PM]

Cahya (cay): Hujan, berupa titik – titik rejeki yang diberikan Allah namun banyak orang tidak mensyukurinya dengan merusak lingkungan sehingga rejeki yang berupa hujan kurang dipedulikan [09.27 PM]

Anwar: Hujan adalah air tanah yang rindu tanah [09.28 PM]

Buntang: Hujan adalah bantuan dari Tuhan. Disaat galau, kekeringan, tumbuhan layu. Tapi hujan bisa jadi PHP buat lu. Disaat lu gak bawa payung pas jalan – jalan, naik motor, bakar – bakaran. Jadi hujan adalah H-U-J-A-N  [09.35 PM]

Mirwan: Sesuatu kondensasi uap air yang bisa membuat basah > Jalan licin > seseorang jatuh > arsenal kalah > kesal [09.50 PM]

Adha: Hujan itu air yang turun dari langit kalo sebelum – sebelumnya cuaca panas banget, biar stabil hujan turun deh. Hujan itu menyebalkan kalo kita lagi di jalan sebelum sampe tujuan. Mau gak mau nunggu di jalan dengan cipratan becek. Dan bete kalo lagi pake sepatu. Tapi menyenangkan kalo udah di tempat tujuan, bisa ngabisin waktu dengan garansi tetep kering. Buat jadi alesan kalo males, tidur dijamin nyenyak [11.04 PM]

Kincot: Hujan itu misterius. Menyenangkan soalnya dingin, adem, hawanya enak buat tidur :D. Tapi terkadang menyeramkan kalo disertai kilat dan petir yang menyambar – nyambar. Hmmm. [12:02 AM]

Jambul: Hujan yang cukup dan tidak berlebihan itu membawa berkah din. Haha. [12:40 AM]

Hae : The blessed water that washes away everyone's pain and sorrow to give them the gentle comforting silence -- Reborn [monday 11:20 AM]

Septi: Hujan itu romantis, apalagi kalau diliat dari balik jendela [tuesday 19.00 PM]

Dan terakhir tentunya dari gw

Hujan adalah kenangan 

Hujan adalah kenangan terdekat dalam hidup gw. Lahir di kota hujan secara gak langsung bikin gw sering berinteraksi dengan hujan. Dan itulah mengapa gw selalu menganggap hujan adalah kenangan. Apapun itu, mau sedih ataupun senang. Hujan itu menurut gw seharusnya disambut gembira, soalnya hanya pada saat itulah langit dan bumi dapat bersatu. Dan hanya saat itulah jarak seolah tidak berarti bagi langit dan bumi. 
Akhir September, orion sudah nampak di barat.
Ah, mungkin hujan akan datang.

Setidaknya itu yang kupikirkan.
Tapi apa aku siap?

Oktober, orion tepat di posisinya
dan hujan kembali datang bergemuruh. cepat.
terlalu cepat hingga aku tak bisa menyembunyikan tubuhku.
terlalu cepat hingga menghentikan segala aktivitas.

Bukan lagi rintik yang kudengar
Tapak pun sudah tak berbekas lagi
Bahkan wangi pun sudah berganti

Hujan sudah kembali

Hari ini November,

Malam yang sama seperti bulan - bulan lalu
Menengadah ke langit yang sama
Menelusuri sisa hujan pada awan kelabu yang menutupi bulan
Mencari jejak orion sang penanda musim hujan


Menatap langit dan orion masih di sana
Tersingkap malu dari balik awan sirus
Apakah pada bulan - bulan lainnya ia masih di sana?
Aku menyangsikannya.

Hujan tak datang sepanjang waktu bukan?
"Hutan bukan Tuhan yang serba bisa" Pak aang. 

Itu kalimat pembuka kuliah hidrologi yang masih bisa gw inget sampe saat ini. Dengan membangun hutan, tidak lantas dapat memperbaiki seluruh strata kehidupan masyarakat Indonesia. Ada beberapa pemikiran yang memang harus diperbaiki di sini, saat ini. Manusia memang telah tersadarkan untuk beraktivitas lebih ramah lingkungan lagi, tapi ada satu yang menurut gw pribadi harus agak dikoreksi. Pertanyaan gw dari dulu adalah, apa dengan mereboisasi hutan, melakukan penanaman, merubuhkan bangunan- bangunan itu kemudian menanam pohon adalah jawaban atas segala musibah, bencana, global warming, atau apapun itu lah? Well, mungkin beberapa memang fakta. Benar hutan dapat memeprbaiki itu, tapi fakta lainnya mungkin tidak sepenuhnya benar. Ketergantungan manusia dengan segala aktivitas modern saat ini tidak memungkinkan kita untuk kembali ke gaya hidup 'kuno'. Gw pribadi juga pasti bakal kesulitan kalo gak ada angkot, hp, atau apapun itu yang menggunakan energi fosil. Munafik, kalo gw bilang 'kita harus hidup hijau lalalala~' sementara gw sendiri masih bergantung pada media - media tersebut.

Jawaban yang gw dapet untuk sementara ini masih tetap, bagaimana mempertahankan alam yang masih ada dan memperbaiki tatanan lain yang telah terbangun. Hidup hijau dan ramah lingkungan gak harus kok ngerubuhin rumah, terus dijadiin areal hutan. Memangnya kalian mau tinggal dimana kalau semua perumahan dirubuhin. Alokasi itu gak gampang loh. Lagipula, alokasi juga berarti ngebuka areal baru kan? Sama aja dong jatuhnya. 

Memperbaiki yang gw maksud adalah perbaikan pola pikir masyarakat. Sudah saatnya kita berpikir bagaimana mengelola, bukannya membangun. Sudah banyak yang kita bangun, tapi kita lupa untuk mengelolanya sehingga terlupakan dan 'waste'. Lahan pemukiman makin kritis, mendorong para kontraktor dan para pengusaha perumahan membeli areal pertanian. Lahan pertanian makin kritis akhirnya mendorong pembukaan areal hutan. Lalu lahan hutan makin kritis, darimana hutan mendapatkan lahan nya?

Ada yang bilang, "kalau gak mijak tanah gak berasa punya rumah". Inilah kenapa apartemen sepi peminat dan perumahan merajalela. Kesalahan pola pikir aja. Kenapa ngerasa gak punya rumah? apa sih esensi dari rumah sebenarnya? Toh, yang penting esendi itu tercapai bukan?

Orang desa pergi ke kota. Merasa miskin dengan segala yang mereka punya. Pergi ke kota bingung mau apa dan jadi pembantu. Itu juga aneh. Di desa, bahkan 'bibi' gw bilang kalau mau nyayur tinggal ambil. Tanaman hias yang mahalnya gak kira - kira di kota, tinggal metik aja. Harusnya mereka bisa hidup lebih mewah dari kita. 

Apa sih prinsip teknologi? Bukankah dalam ekonomi itu peningkatan output bergantung pada sumberdaya? Baik itu SDA maupun SDM. Di desa SDA ada, SDM pasti ada pula. Hal yang kurang dari desa adalah minimnya pengetahuan. Bagaimana memanfaatkan SDA yang ada dengan optimal itu adalah permasalahan yang dihadapi di desa. Mereka gak kenal bio retensi, menggunakan satelit, panel surya, mereka mungkin tau, tapi bagaimana mengembangkannya mereka mungkin gak tau. Mereka mungkin gak sadar bahwa mereka dapat menjadi lebih kaya dibandingkan masyarakat kota. Mereka mungkin gak sadar, petani mungkin gak sadar bahwa semua kehidupan manusia bergantung kepada beras - beras yang mereka hasilkan. Para peternak dan nelayan mungkin minder dengan rumah - rumah mungil mereka dibandingkan dengan rumah super megah masyarakat kota, tapi mereka gak pernah tau kalau para orang kaya itu butuh daging - daging dari ternak mereka. Tanpa makanan manusia nothing.


Prinsip energi itu apa sih? Prinsip energi itu kan air ditambah cahaya matahari sehingga menghasilkan oksigen dan karbohidrat bukan? Indonesia jelas punya kelimpahan cahaya matahari. Air? Jelas punya, kita kan negara kepulauan. Ganjil rasanya kalau kita miskin. Hanya saja, sama seperti masak, bahan sudah ada sekarang tinggal bagaimana kita mengolahnya. Apa yang perlu diolah? Berhubung matahari adalah anugrah dari Tuhan. Ya berarti olah airnya. Hidrologi bahasa kerennya. Bukan cuma sekedar bagaimana mengalirkan air dari hulu ke hilir supaya gak banjir, tapi juga bagaimana menahan air tersebut di dalam tanah.


Banjir yang terjadi banyak terjadi karena debit air yang terlampau tinggi. Pikiran umum dari pembuat kebijakan adalah bagaimana mengalirkan air ini secara cepat ke laut agar tidak terjadi banjir. Dibentuklah kanal - kanal. Aniwei, pernah gak mikir, kalau semua air dibuang ke laut, terus pas kemarau kita dapet air darimana? Mengalirkan air ke laut dengan cepat memang solusi yang baik menghadapi banjir, tapi jangan sampai lupa untuk menahan sebagian untuk musim kemarau. Bagaimana meningkatkan kapasitas infiltrasi adalah hal yang patut dipikirkan juga. Pembuatan bendungan, atau teknik pengontrolan air adalah hal yang perlu diperhitungkan dengan baik. 



Air, bukanlah benda mati yang murah menurut gw. Kalau memang murah kenapa ada slogan "hematlah air". Kita, Indonesia gak pernah kekurangan apa - apa, sebenarnya. Mengelola air salah satu kunci untuk membangun negara kita ini. Bagaimana menahan air di darat tanpa menciptakan banjir adalah hal yang harus kita pikirkan. Pohon seperti yang kita ketahui adalah penangkap air yang cukup baik. Air yang terkandung dalam pohon atau biomassa ini dinamakan green water. Ada juga blue water, yaitu air yang memang berebntuk nyata kayak sungai, danau, laut, dll. Mengolah green water dan blue water ini adalah tantangan kita generasi muda. Mengubah mindset adalah hal yang sulit, tapi bukan berarti gak mungkin.


Kenapa gw bilang desa bisa dibangun adalah karena di desa yang air masih ada, lingkungan masih bersih sebenarnya kesejahtraan bisa diciptakan. Air bisa diolah untuk irigasi, pengadaan listrik, penggunaan sehari - hari. Bahkan dari indikator - indikator kecil yang dihasilkan irigasi dapat dipakai untuk pertanian, limbah pertanian bisa dipakai untuk perternakan, peternakan bisa diekspor, dan masih banyak mata rantai yang terkait dari air.


Air itu bukan musibah. Yang jadi musibah adalah ketika kita gak mampu mengelolanya. Seharusnya saat kita mulai membuka lahan hutan pada daerah hilir dan daerah tepian sungai, maka saat itulah kita menyadari apa konsekuensi dar tindakan yang kita lakukan. Gak masalah bukan lahan, toh itu juga untuk keprluan kita bersama. Hanya saja konsekuensi - konsekuensi yang akan terjadi di masa depan, yang akan terjadi bagi anak cucuk kita sudah sewajarnya diantisipasi. Pembuatan kanal, bendungan, resapan biopori, taman kota, menurut gw adalah hal - hal yang sebaiknya perlu dikaji lagi. Pengetahuan masyarakat di daerah hulu juga perlu ditingkatkan. Tidak banyak masyarakat yang bahkan tau bahwa daerahnya sebenarnya juga merupakan daerah hulu (termasuk gw). Dan jujur gw gak sadar kala daerah gw adalah hulu sungai. Hal ini utamanya pada musim - musin hujan, akan lebih bijak bagi daerah - daerah hulu dan pengairannya untuk membuat atau mengusahakan sutu cara agar air di daerah mereka dapat ditahan di daerah itu. Agar bagian hilir tidak apes kena banjir. Pertanyaan gw adalah bagaimna caranya? Ini juga yang masih gw pikirin.

Yah sementara gw mengkaji lagi, gw juga pengen semua yang baca blog ini setidaknya mikir juga. Kita pikirin bareng - bareng. Karena toh hidup itu berkesinambungan. Jangan pernah berpikir bahwa musim hujan adalah bencana. Karena seperti yang pak nana bilang "Hujan itu bukan musibah, justru hujan menghidupi kehidupan".

Regarts, :D
Hai selamat bertemu lagi
Aku sudah lama menghindarimu
Sialku lah kau ada di sini

Sungguh tak mudah bagiku
Rasanya tak ingin bernafas lagi
Tegak berdiri di depanmu kini
Sakitnya menusuki jantung ini
Melawan cinta yang ada di hati

Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
‘pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah lagi

Bye selamat berpisah lagi
Meski masih ingin memandangimu
Lebih baik kau tiada di sini

Sungguh tak mudah bagiku
Menghentikan segala khayalan gila
Jika kau ada dan ku cuma bisa
Meradang menjadi yang di sisimu
Membenci nasibku yang tak berubah

Dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
‘pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah lagi

Berkali-kali kau berkata kau cinta tapi tak bisa
Berkali-kali ku telah berjanji menyerah

Dan upaya ku tahu diri tak selamanya berhasil
Dan upaya ku tahu diri tak selamanya berhasil
‘pabila kau muncul terus begini
Tanpa pernah kita bisa bersama
Pergilah, menghilang sajalah
Pergilah, menghilang sajalah
Pergilah, menghilang sajalah lagi
Ini berkembang semakin aneh.

Entah gw yang lagi sensitif atau gw memang ngerasa ini semua makin kabur. Hujan malam ini di Bogor tercinta. Dengan lagu sheila on 7 yang bikin gw tambah merenung. Tentang sebuah arti kehidupan. Mengapa manusia diberikan telinga dua dan mulut satu. Untuk banyak mendengar, lebih banyak memahami daripada asal berbicara. Tapi seiring dengan kemajuan teknologi toh tangan ada dua dan mata juga dua. Jadi kinerja tangan ya kurang lebih sama dengan mata.

Haahh~ Ceritanya gw lagi sedih. Mungkin bukan ceritanya lagi. Kenapa ya, manusia itu dipenuhi ego? Memang sih ego lah yang memanusiakan manusia, tapi ketika ego diletakkan pada ranah yang tidak seharusnya. Apa kiranya yang dapat gw lakukan? Jujur, gw cuma bisa sedih. Karena kelemahan gw yang gak bisa ngapa - ngapain ini. Kenapa ya gw gak bisa cuek lagi. Padahal seandainya gw jadi individual, toh gw gak aka repot dengan semua pemikiran ini. Itulah manusia, sosok yang tidak bisa menguraikan sifat - sifat sosial mereka. Makhluk sosial dan individual dalam waktu bersamaan. Rumit. Kompleks. Gak pernah ada manusia yang sama dalam setiap waktunya. Kita berbeda dan itulah yang sehrusnya kita pahami. Bukan begini.

Masalah apapun. Pasti yang salah dua belah pihak. Apapun itu. Hidup bekerja sesuai dengan kesetimbangan yang telah ditetapkan. Kenapa ya manusia gak mau ngerti? Ya sudahlah biarkan sebuah masalah itu pergi. Toh, dibalik kesulitan itu sesungguhnya ada kemudahan. Lalu, kenapa harus mencaci. Apa itu cara manusia untuk menutupi kelemahannya? Kalau gitu berarti gw sedih. Manusia wajar kalau gak akur, tapi bukan ini yang gw inginin. Manusia memang rumit. Ada hal - hal yang gak gw paham. Masalah hati, masalah sudut pandang. Ini rumit.

Tapi seandainya manusia gak seperti ini adanya, kira - kira dunia akan seperti apa ya? Masihkah semenarik ini? Atau mungkin semua orang dan kehidupannya bakalan datar - datar aja. Entahlah, gak tau gw. Hanya aja, kalau boleh berharap. Manusia itu tempatnya salah. Tempatnya ego. Tapi manusia selalu belajar. Manusia yang gw tau adalah sesosok ciptaan yang paling halus hatinya. Dan karena itu gw masih percaya, semua ini akan membaik. Yahaha semoga.

Pada alam yang kadang terlupakan. Inilah manusia dengan egonya. Mungkin kami memang harus merenungkan kembali esensi kehidupan ini.
Kenangan. dan sebuah alasan kenapa gw mengaggap bahwa kenangan begitu berarti adalah karena di dalam kenangan kita dan semua tokoh yang terlibat di dalamnya hidup kekal. Intro yang sedikit melankolis lagi di blog ini. Kelihatannya sih.

Hai, akhirnya setelah sekian lama blog ini kembali gw sentuh. Gak pernah usang kok ini blog. cuma akhir - akhir ini gw memang mulai sering nulis di buku ijo gw. Di sini gak bisa frontal sih. Langsung aja kali ya ke cerita.

Tau gak malam ini langit mendung. Tadi gw ke atep sekedar buat menenangkan diri. Itu tempat paling sepi di kosan ini. Gw gak pengen diusik. Diem aja duduk di pinggiran. Liat langit, nyari bintang gak ada, bengong. Liat bahan - bahan bangunan sama baja, terus bengong. Ada buruh atau kelelawar yang lewat, entahlah apapun itu yang lewat. Suara jangkrik. Suara angin. Suara kendaraan. Temaram lampu kampus.

Gw tau, apapun itu keputusannya gak ngaruh buat gw. Setidaknya satu hal yang gw dapet, ini loh keluarga gw "serius dulu". Bahkan ternyata, yang gw tangisi adalah setiap momen kebersamaan yang akan kita tinggalkan. Gw pikir rasanya sepi. Rupanya mungkin gw udah terlanjur cinta pada momen - momen ini. Begadang bareng, berantem, nangis, ngegunjing, riweuh bareng, dan masih banyak lagi. Inilah keluarga gw. dan gak ada yang bisa ngerubah kenyataan itu bahkan birokrasi sekalipun. 

Dan dari hati gw yang terdalam, thank's for all the moment. Jujur aja, walaupun sebentar gw ngerasa ada beberapa hal yang bener - bener berkesan. Kenangan itu bukan sesuatu yang mudah dihapuskan. Tapi mungkin ia memang bisa terlupa karena beberapa faktor, salah satunya ya umur. Makanya gw suka nulis. Biarpun cuma satu kata atau cuma hal - hal remeh yang bisa gw tuliskan untuk mewakili dari kenangan itu. Setidaknya gw punya pengingat. Pengingat untuk hari hari berharga yang udah gw lewatin sama mereka.

Bahkan kata terima kasih itu gak cukup. Gak akan pernah cukup untuk ngebals semua kenangan dan cerita hidup yang gw dapet. Untuk pelajaran hidup yang bisa gw ambil. Maaf ya. lagi - lagi gw cuma bisa minta maaf. hahahaha. ketawa lagi, lagi buat nutupin semuanya. Kebiasaan.

Oke langsung deh. Terima kasih buat semuaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa "serius dulu" :D. Gak ada yang sia - sia di dunia ini. Gak ada yang pernah tau masa depan. Bahkan gak ada yang pasti di dunia ini kecuali ketidakpastian itu sendiri. Mungkin sekarang kita cuma bisa nerima, tapi ini gak akan ngilangin semangat kalian kan buat ngebangun kamar kita? Rupanya tanpa gw sadari gw udah cinta sama lingkungan ini. Buat ade tercinta, maaf ya. kita sayang kalian kok. Tapi mungkin ya inilah yang harus saya pribadi korbankan. Janji. Bangun bareng2 ya kawan.

Pokoknya terima kasih buat Tyas, Eri, Randy, Wikhen, Buntang, Dede, Restu, Muti, Danu, dan tentunya Reza. Buat semua kenangannya. Inilah satu - satunya penghargaan buat usaha kalian, buat kenangan dari kalian yang bisa gw lakuin. Thanks ya, sob :'D
Wah halo~ semester baru di sini. Gak kerasa udah tingkat 3, yah time to mature soon :D. Rasanya semenjak gw mulai menulis di buku jurnal, ini blog jadi gak kerawat ya? Hahaha. Terlalu banyak kejadian dan entah kenapa gw ingin menghilangkan beberapa detail nya. Yang jelas sih gw lagi berusaha mengejar nilai di semster 5 ini. Untuk semster 4 alhamdulillah ip baik - baik saja. Kemarin juga udah diselingi dengan liburan cihuy dan beberapa tragedi kehilangan yang bikin gw drop. Ngomong - ngomong hari ini panas banget ya? gw lagi ada di kosan. bengong, sendiri gaje, gak ada kerjaan. Gw masih terpukul buat beberapa hal, dan itu bikin gw jadi lebih sensitif. Gw harus mulai menyibukkan diri, tapi ngapain? Entahlah. yah lagi - lagi postingan gak mutu. Gw lagi gak ngerti tentang gw sendiri. Rasanya ini bukan gw, atau mungkin ini memang gw?
Hidup adalah soal memaknai nya.

Memaki pada hal yang berjalan tak sesuai dengan rencana. Atau merasa bahwa dunia tidak adil rasanya hal yang tidak bijaksana. Hidup adalah soal memaknai. Tentang bagaimana kita memandang nya. Apakah kebahagiaan adalah sesuatu yang harus terus menerus tersirat dalam nyata. Bukankah kebahagiaan dapat berupa kasat mata pula?

Gagal adalah sesuatu hal yang kerap kali menjumpai diri kita. Jatuh saat berjalan saat kita masih balita juga merupakan bentuk kegagalan bukan? Bukankah kebahagiaan orang tua adalah ketika melihat kita berhasil berjalan setelah berkali - kali terjatuh.

Ketika hati kita terluka dan kita menangis. Terkadang akhirnya kita mengambil keputusan untuk menjaga jarak atau bahkan memutus silaturahmi. Pertanyaanya adalah mengapa? Bukankan saat hati mulai terbuka, dan kita mulai berani membentangkan sayap- sayap hati, artinya kita sudah siap untuk terluka? Bahkan dalam kesedihan akan luka hati, bukankah ia juga telah mendatangkan beribu cerita manis dalam hidup kita?

Hahaha. Rasanya semua ini patut kita renungkan dan tertawakan. Saat kita hilang kendali dan terjatuh, terluka, dan menangis kita justru menyalahkan semua hal. Bukankah apa yang terjadi merupakan keputusan yang telah kita ambil? Bukankah kebahagiaan hadir setelah luka? Kenapa kita harus terburu - buru mencari kebahagiaan yang dipaksakan? Pada dasrnya ketergesaan itu datangnya dari setan sedangkan perlahan datangnya dari hati nurani, begitu kata buku yang saya baca.

Hidup adalah soal memaknai. Bahkan ketika kesedihan pun bisa menjadi hal yang membahagiakan ketika kita melihatnya dari sudut pandang lain. Kenapa pula kita harus terjebak pada kesedihan yang kita buat dalam pikiran kita sendiri? Rubahlah mindset dan semesta akan bergerak pada energi - energi positif yang kita buat. Maka bangkitlah, dan tersenyumlah. Ubah makna dalam setiap perjalanan hidup kita ke arah yang positif. Sesungguhnya kebahagiaan sejatinya adalah sesuatu yang kita ciptakan. Karenanya janganlah ragu untuk melangkah, jejakkan kakimu, dan mulailah berjalan dengan kakimu sendiri!


When life tries to knock all the wind out of you
You've got to roll, roll, roll with the punches 
If all life offers is black and blue 
You've got to hold, hold, hold your head up high 
When life tries to knock all the wind out of you 
You've got to roll, roll, roll with the punches 
If all life offers is black and blue 
You've got to roll, roll, roll with the punches
Lenka - Roll With the Punches 



credits: LenkaVEVO
credits: LifehouseVEVO


What day is it? And in what month?
This clock never seemed so alive
I can't keep up and I can't back down
I've been losing so much time


'Cause it's you and me and all of the people with nothing to do
Nothing to lose
And it's you and me and all other people
And I don't know why, I can't keep my eyes off of you


One of the things that I want to say just aren't coming out right
I'm tripping on words
You've got my head spinning
I don't know where to go from here


'Cause it's you and me and all of the people with nothing to do
Nothing to prove
And it's you and me and all other people

There's something about you now
I can't quite figure out
Everything she does is beautiful
Everything she does is right

'Cause it's you and me and all of the people with nothing to do
Nothing to lose
And it's you and me and all other people
And I don't know why, I can't keep my eyes off of you
and me and all other people with nothing to do

Nothing to prove
And it's you and me and all other people
And I don't know why, I can't keep my eyes off of you


What day is it?

And in what month?
This clock never seemed so alive



Source: www.azlyrics.com/lyrics/lifehouse/youandme.html
Dan ge terpesona sama keindahan pantai tanjung bira. Alasannya? Yah karena suka aja. Memang ada lagi alasan untuk sebuah kata suka. Terkadang menyikai sesuatu hal memang gak perlu alasan yang rumit. Sederhana, tapi hati tau kenapa. Pertama kali denger tentang tanjung bira itu dari buku backpaker Indonesia yang gw baca tanpa membeli di gramedia. Waktu itu, sayang sekali bukunya gak berwarna. Cuma keterangan yang masih gw inget, tanjung bira, Bulukumba. Kakek gw (atau biasa gw panggil nenek ayah) lahir di Bulukumba. Mungkin dari seluruh keluarga besar gw, cuma gw sama adek gw yang belum pernah ke sana. 

Selesai sampai situ dan gw pun lupa akan tanjung bira. Maklum orang sibuk. Sibuk galau yah kalau gak sibuk ngegabut. Setelah agak lama sejak hari itu gw baca novel soal tanjung bira, dan kebetulan momennya pas. Sebentar lagi gw bakal ke Makassar (!). Iseng gw mulai browsing, daaan oke itu kereeeeeeeeeeeeen banget. Subhanallah banget dah. Salah satu pantai terindah yang pernah gw liat. Rasanya pengen guling - guling di pasirnya. Gak tedeng aling - aling gw langsung 'ngebujuk' orang tua gw buat ke tanjung bira dengan tameng "belum pernah ke bulukumba". Haha. APdahal dari bulukumba masih lumayan juga ke tanjung bira nya. Susah emang kalau di keluarga gak ada yang hobi ngebackpak gembel kaya gw. Gak ada temen jalan! Sendiri sih yo gak popo, cuma aing cewe siah. Eh, salah maksudnya saya wanita dan rasanya sih harus menjaga diri, benar bukan? Tapi ya kalau udah ngebet sih lain cerita huehehe.

Rasanya pengen banget ke sini rame - rame. Bareng temen - temen yang lain, tapi tiket pesawatnya peer juga sih ya. Sebenernya sih gw cuma ngincer foto aja. Hehe. Tempat baru, kebiasaan baru, masyarakat baru, kehidupan yang berbeda, pengalaman, dan tentunya sebuah pembelajaran hidup. Dunia, eh ralat itu mah keluasan jangkauannya. Indonesia itu luas, bahkan kalau mau kita menghapal peta di otak bakal sulit. Sedangkan kita hidup, tinggal, dan menjalankan kehidupan sehari - hari kita yang kecil. Kita gak tau kayak apa dunia luar. Kalau gak melihat kita gak bakal deh percaya sama apa yang ada di 'dunia luar'. Jangan batasi pikiran, karena hidup tergantung mindset kita. Haha. #soktau.


Wuau rasanya kehidupan ini menjadi benar - benar sibuk belakangan ini. Yah kesibukannya sih udah teredam saat ini. Gak ada lagi kegiatan. Lebih tepatnya sulit buat nyari sela, kecuali dengan alasan tertentu yang kepepet banget. Haa~ rasanya di rumah setelah ngebolang dan penuh kekisruhan itu, boseeennnn banget. Jadi daripada bosen mending ibadah aja deh, mumpung bulan puasa. Ibadahnya nulis blog ya. Haha. Kan berbagi pengetahuan juga salah satu amalan baik :p #ngeles.
Foto setelah pelepasan bersama bapak dekan, pak Bambang; perwakilan dosen MNH
pak Prianto; dan perwakilan HPGW Pak Tatang

Kemaren gw baru aja nyelesaiin tahap 1 pengambilan data ESM. Untuk tahun ini fokus utamanya adalah potensi kayu bakar yang dapat dimanfaatkan warga sama pemanfaatan air di kawasan HPGW. Buat gw yang rada - rada belet, tema ini kok rodo berat ya. Gak berat ding, lebih tepatnya gw kagak ngarti. Mungkin buat angkatan 46 udah lebih ngerti dan lebih banyak pemahamannya soal ini. Kayu bakar apalagi DAS aja gw belum belajar haha. Jadi kuli - kuli boleh lah yaa.

Kalau ditanya apa yang paling berkesan dari kegiatan kayak gini itu adalah pengetahuannya. Banyak hal baru yang diajarin senior lu ke lu. Apalagi hal - hal yang ga kita tau ataupun yang belum diajarin. Semisal ngitung kayu pake staple meter, ngitung debit, kejernihan, maupun pH air, ditambah pengambilan data sosek yang akhrnya maksa gw buat wawancara ke masyarakat. Ahhhh, itu dia yang paling ngebete in. WAWANCARA. Gw sih suka aja, asal data dari gw, gw yang nentuin mau bahas apa, tema ditentuin sih gak apa - apa, tapi gimana caranya ya suka - suka gw. Gw udah biasa dengan pola kaya gitu, cuma dapet tema doang. Eh ini tiba - tiba dikasih kuisioner, dan disuruh gak pake sistem ngisi, alias natural. Idihhhh susah siah. Kagak mau dah gw ambil skripsi sosek, makasih banget.
mencari kayu bakar pada plot yang telah ditentukan

penghitungan jumlah kayu bakar menggunakan staple meter

Kalau perencanaan sama pemanfaatan itu digabung. Awalnya kita disuruh nyari titik PUP atau PUS pake GPS. Gw kebagian PUS 81 sama PUP 88 sama kelompok keluarga cemara, dengan bundo = kak riri, ayah = cahya, anak ke-1 = Kak Tri, anak ke- 2= Kak Laysa, anak bungsu= gw :3. Akhirnya jadi juga gw anak bungsu. Hahahaha. Eh ini apa lagi gaje malem - malem gw. Jadi setelah udah sampe di titik, kita ngemarking ulang, gak lupa di average dulu sampe 100s. Udahannya kita buat plot lingkaran seluas 0,1 ha, atau dengan jari - jari 17,8 m. Yang pegang tali di titik pusat gw, dan yang nerobos ya kak Tri, sisanya mulai ngumpulin kayu bakar. Awalnya kita rempong, bingung kayu bakar yang kayak gimana. Masalahnya kita tidak ternaungi tegaan apapun, paling adanya Jati. Padahal jati itu kan gak cocok ditanam di dataran tinggi jadi aja hasil kayu nya kopong. Tapi untung ada sang ayah, yang dengan rajinnya mengumpulkan kayu bakar, dan voila ternyata banyak. Cahya emang jago buat nyari kayu. Dan begitu seterusnya dilakukan hal yang sama pada PUP 88. Bedanya pohon pusat PUP harus di marking. Sambil nyari kayu gw banyak kepo soal PS. Jadi gw ngambil apa yaa~~ haha
menghitung debit dari rembesan, karena deras dipake  per 20 s

Endapan karat atau cipeurey

pemanfaatan air oleh warga, sayang airnya kering

Penghitungan volume air

Menghitung pH air

Tingkat kejernihan endapan karat, 947 dari skala 0-1000

Mengukur tingkat kejernihan air

Hari terakhir, hari paling rodo banyak juga aktivitasnya. Hidrologi! Mana gw dapet sungai yang lumayan jauh pula. Haha. Untung aja ketuanya kak Hastuti jadi aman lah. Setelah nemu sungai kita nyusurin sampe hilirnya, dan ternyata hlirnya di TVRI. Alamak jauh nian, untung lagi kering jadi kita ngitung debitnya dari air rembesan aja. Kalau kagak, bisa guling - guling di jalan gw. Haha. Udah sampe hilir kita balik lagi nyusurin sampe perbatasan, dan lagi - lagi kering brodah. Ada sih pemanfaatannya. Buktinya ada paralon di situ, tapi emang lagi musim kering jadi kagak bisa diukur. Boro air masuk paralon, ada aja udah syukur. Nyampe ke mess kita mulai disibukkan ngukur volume buat debit, tingkat kejernihan, sampe pH. Dan kelompok gw waktu itu bawa sample air endapan karat yang menurut bahasa sundanya Cipeurey, yang jijik banget bentukannya. Dan tingkat kejernihannya adalah 947 dalam skala 0-1000. Wuihiwwww. Ada yang lebih aneh sih. Si buntang disuruh bawa contoh air dia malah bawa cacing planaria sama kecebong yang dikasih nama 'cebs'.

Sebenernya yang paling seru adalah udahannya. Setelah kak putri kusak - kusuk tetangga, kita bersepakat jailin kak Habibi. Dan 'Byuuuuurrr' semua sample air yang udah  di cek lalala nya (termasuk endapan karat menjijikan itu) disiram ke kak Habibi. Mantaaaaappp. Gak lupa yang baru ualng tahun alias ibu negara alias Fitha juga turut kena korbah. Hahaha. Dan dengan konyolnya di tengah perploncoan itu kak Endita jatuh. Pake acara salto dulu pula. Bukan ditolongin si Hae malah ngomong "Tuh kan kak endi, mentang - mentang anak MR akting mulu deh". *errr okay -______-

Kak Khabibi, ketua kita, ingatt kak hari pembalasan itu ada haha

Fitha yang baru ulang tahun juga kena~

Berusaha melepaskan diri? tenang aja pasti gagal

Malemnya, malem penutupan kita main bareng. Seru - seruan kayak ngambil undian. Yang konyol itu pas kak Bundo di gombalin sama kak Christon. Kak Arum yang disuruh nyanyi lagu balonku ada 5 pake bahasa jawa juga mantep haha. Sumpah mirip Gacat. Kak Bundo yang suruh video klip lagu bareng kak BF juga konyol. Hahaha kocak dah. Malem makin larut, anak - anak pun bubar. Gw sih lagi ngedit video buat ESM bareng tim PDD. Tiba - tiba kak BF duduk depan gw dan kedap - kedip konyol, kayak oarang gila. Mampus. Gw ngakak sumpah. Mana gak berhenti pula. Sampe akhirnya gw ngomong 'ampun - ampun, udahan ge', baru bubar. Ruapanya mereka lagi main truth or brave. -_____-.

Dan akhirnya hari kepulangan tiba. Gw, kak Laysa, mba Dian, Mba wulan, Boentang, Hae, Fitha, kak BF, sama Afdhal naik angkot yang plaing pertama dateng. Alesannya? Kita mau beli mochi. Hahaha. Untung aja, soalnya angkot setelah kita gak pada dateng. Mochi menyelamatkan hidup kita. Hidup mochi! dan selama di perjalanan kita main games pembodohan. Makasih buat kak BF yang murah hati mau memperbodoh kami dengan soal - solanya. Hahaha. Aniwei gw jadi dapet bahan buat ngisengin para rakyat jelata pas kongkow - kongkow SR nanti yang entah kapan. Hahaha.



Foto pelepasan bersama pihak HPGW
Terima kasih atas jamuannya :D
Sebuah cerita selipan tadi soal senja yang begitu memukau hari ini. Bahkan pendar jingga memercak tanpa malu - malu di semua elemen yang dapat gw tangkap. Di atap rumah, di jalan setapak, atau bahkap pada genangan air. Dan gw suka saat - saat ini, rasanya begitu syahdu dan tenang. Oke gw tau gw mulai melankolis dan kayak nenek - nenek, but who cares.

Ini ada hasil jepretan amatir gw selama P2EH. Beberapa diantarnya gak sengaja ketangkep, dan lainnya berkat bantuan Rama yang ngasih saran buat ngecapture gambarnya. Dan buat yang gak sengaja tertagkap kamera, terimakasih yaa :D

-- Suaka Margasatwa Gunung Sawal dan Situ Lengkong
Langit Puncang Gunung Sawal 1700 mdpl

Sepeda air di Situ Lengkong

Mencari nafkah di Situ Lengkong

Kalong di Situ Lengkong

Kepik

-- Cagar Alam Pantai Pangandaran, Batu Karas, dan Green Canyon
Sore hari di pintu kawasan Cagar Alam Pangandaran

Senja hari di pinggir pantai

Pantai Barat Pangandaran

Macaca yang setia menemani hari di Pangandaran

Pencari kayu bakar di batu Karas

Green Canyon

Pantai cagar alam pangandaran

Biawak depan kawasan Cagar Alam

Sunset di Pantai Barat

Nelayan mulai menurunkan kapalnya

Malam di Pantai Barat

Bulan purnama di Pangandara

Ombak

Pencari kayu Bakar di Batu Karas

Senja itu kau datang tiba - tiba
Berpendar jingga menyala
Memantulkannya pada apa saja yang ditemui



Senja itu kau datang tiba - tiba
Bulat sempurna
Seolah langit adalah panggung mu


Senja itu kau datang tiba - tiba
Seperti senja yang pernah mucul bertahun lalu
Seperti ia yang muncul tiba - tiba saat itu
Aku rindu pada rembulan yang mengintip malu dibalik awan, atau sekedar mendengarkan naynyian ombak yang lamat meninabobokan. Pada hidup penuh kesederhanaan dan pengertian yang ada. 

Aku rindu pada hiruk pikuk dan keheningan yang datang tiba - tiba. Pada hal - hal yang tak dapat diduga. Aku cinta pada kejutan yang ada. Atau pada biasa yang tiba - tiba menyertai keseharian.

Kita begitu berbeda. Bahkan pada alam yang pelan menertawakan dalam hening. Tak ada ragu, tapi justru itu yang dicari. Keindahan yang menyertai tiba - tiba, dan tak sanggup dijelaskan.

Aku rindu pada saat - saat itu. Hingga tak tahu harus dari mana aku memulai semua kata. Aku kini merindu. Tapi kata orang kenangan itu kekal. "Yang fana adalah waktu dan kita abadi" begitu kata sebuah sajak yang terkenal. Karena pada setiap kenangan selalu terselip cerita yang tak mengenal batas waktu, dan kita tetap hidup pada kenangan itu.

Aku merindu. Merindukan angin yang begitu bebas dan kuhirup lamat - lamat hingga tak cukup paru - paruku menahannya.

Aku merindukan hujan yang turun pelan - pelan dan dinanti pada musim kemarau yang beranjak semakin kering.

Dan aku semakin merindukan bintang. Yang pijarannya berpendar malu - malu pada sela kegelapan malam yang tak jemu nya kupandangi seolah aku tak dapat melihatnya lagi.

Entahlah, yang jelas aku merindu.