Langit benar benar beranjak gelap. Kelihatannya Bogor sama sekali enggan menahan hujannya biar untuk sekejap. Ya perjalanan seorang diriku dimulai. Perjalanan menuju tempat aku pulang. Sebuah angkot warna hijau bertuliskan faten siap mengantarku ke kaki gunung salak. Perjalanan yang panjang.

Sendiri aku duduk di muka, sayang nya aku tak duduk di sebelah kusir yang mengendarai kuda supaya baik jalannya. Aku tak tahu tenjolaya dimana. Seorang adik kelas hanya memberi tahu sekilas bahwa lokasinya dekat dengan curug ciputri. Well, just let's get started.

Akhir akhir ini pikiranku kacau entah apa yang sedang kupikirkan. Aku merindukan hijaunya pegunungan. Merindukan ketika semua muka tampak telanjang di mata semesta. Aku merindukan wajah wajah yang menemani masa sekolahku di sma.

Setelah melalui jalan berkelok yang sepi aku akhirnya tiba di indomaret. Di sana tiga sosok sudah menjemputku, mereka angkatan 28. Berkat mereka aku tak perlu mendaki ke basecamp. Tempat pendidikan dasar berlangsung. Ya aku pergi untuk mengikuti pendidikan dasar, untuk apa? entah yang jelas ini bukan unjuk senioritas sebagai alumni. Hanya melepas rindu pada alam dan pada mereka.

Pikiranku melayang pada enam tahun silam. Hari itu tanggal 25 Desember 2008 di sebuah ruangan di pojok SMAN 3. Sebuah perjalanan dimulai. Perjalanan yang entah mengapa mengikat hingga sekarang. Sebuah perjalanan bersama sembilan orang rekan di kaki gunung salak, Sukamantri.

Di sini aku tengah bercanda dengan senior yang kerap ku sebut alumni tua. Padahal tujuh tahun lalu mereka tengah menggembleng dengan ganasnya. Mandi lumpur, direndam tengah malam, makan daun, merayap di tanjakan berlunpur. Rasanya itu sudah masa lalu. Bahkan aku yakin aku sudah tak kuat lagi. Dulu aku begitu menakuti mereka, para senior itu.

Buku suci dan bendera adalah dua hal yang harus dilindungi. Entah mengapa. Dan tentunya kawan. Ahh betapa kangennya dengan saat itu. Ketika dingin menjalari tubuh. Ketika kami tertidur di bawah bivak sederhana yang dibuat dengan dedaunan. Bahkan kami tertidur ketika membaca buku suci, sebuah buku yang memuat puisi tentang hidup.

Aku angkatan 22. Mereka 29. Setengah mengantuk lantaran belum tertidur aku mesem mesem melihat mereka menangis. Ken meminta mereka membaca doa ayah dan mereka menangis. Ahh masa lalu. Ketika otak telah keram dan dipaksa menghafal doa ayah, kerendahan hati, susan poliz, emil salim dan puisi lainnya yang bahkan tak kuhapal. Saat ini aku sudah lupa banyak. Yang bersisa hanya buku kuning bertuliskan salam risgabo. sebuah buku yang terlihat rapuh lantaran terkena air terus menerus.

Ahh betapa waktu mempermainkan kita. Betapa saat itu menjadi saat yang dirindu. Seandainya ada suatu waktu kita bisa kembali bertemu.

Hei apa kabar satria galuh pakuan?

--Happy 7th aniversary Satria Galuh Pakuan
29 Desember 2015

anwar, ili, dian, novan, ken, cahya, tika, aisyah, dina. You guys are the best present ever

Bersamamu ku habiskan waktu
Senang bisa mengenal dirimu
Rasanya semua begitu sempurna
Sayang untuk mengakhirinya

Melawan keterbatasan
Walau sedikit kemungkinan
Tak akan menyerah untuk hadapi
Hingga sedih tak mau datang lagi

Hujan kali ini sedikit berbeda. Hujan pertama di perantauan demi mencari seonggok berlian. Hujan pertama ini datang tanpa isyarat. Tanpa orion di langit malam. Seperti tahun tahun sebelumnya.

Dulu kala hujan akan turun rais bintang pemburu itu akan menggantung di langit malam. Setiap malam. Rasi yang paling ditunggu. Lantaran itulah Rasi terjelas yang dapat dilihat dari.kota hujan itu. Rasi yang dari dulu dipakai petani untuk mengetahui tanda musim berladang.

Sebuah hujan meteor dan bahkan venus serta jupiter akan datang menghiasi langit malam. Ahh sebuah pemandangan yang kurindu..

Bulan Bulan memang sering dilalui di kota orang. Tapi hanya di sini pemandangan itu tak terlihat, hanya di sini langit begitu kelam. Ah, langit itu.

Langit terindah yang pernah kulihat. Mungkin ada di puncak puncak gunung itu. Kala dingin adalah pemersatu. Atau di lebatnya rimba kalimantan. Ketika senyap adalah kawan. Saat itu adalah saat terintim di semesta. Langit kala itu, dan kenangannya.

Cerita berbeda di sini. Tanpa pertanda. Datang tetiba. Ketika kelabu menjelma.

Budaya ngaret, kelihatannya hal yang lumrah di negara kita. Terlambat seolah olah bukanlah sebuah dosa. Kewajaran lah yang justru ada.

Mungkin, sebaiknya kita harus kembali mempertanyakan batas-batas kewajaran. Jangan sampai hal yang seharusnya diperbaiki malah dianggap wajar. Batasan itu memang seharusnya jangan dikaburkan.

Dalam masa melanglang buana ini, bukan satu dua kali saya menemukan ketika ngaret dianggap wajar. Kewajiban yang akhirnya lalai pun seolah tidak masalah.

Keluar masuk gedung pemerintahan sudah sering saya lakukan. Dari semua nya, ngaret tetap berjalan.

Ada pegawai pemerintah yang lebih milih sarapan padahal telah lewat jadwal masuknya. Pimpinan legislatif negara yang datang siang, entah karena memang jam kerja nya sesiang itu atau bagaimana. Belum rapat rapat komisi yang lagi lagi ngaret. Tempat tempat persidangan juga seolah tidak luput dari budaya ngaret.

Sepertinya ngaret itu sudah berakar dalam. Hingga semua institusi seolah anteng saja kalau terjadi hal yang demikian.

Dibilang kecewa, tentu. Bagaimanapun juga apalagi pegawai pemerintah itu kan digaji oleh rakyat. Sebelum jauh jauh ngomongin soal kenaikan tunjangan, soal ketidakadilan, soal bangsa. Yok berantas dulu budaya yang seharusnya tidak dibudayakan ini.

Detik demi detik terlewati. Matahari semakin hilang dari pandang. Malam diiringi pekat sedang mengantri dibalik terang. Namun, aktivitas di sini seolah tak surut. Siapa yang ditunggu?

Aku pun tak tahu.

Orang lalu lalang, tak ada habisnya. Langit langit masih dihiasi lampu terang benderang. Pendingin ruangan yang entah berapa suhunya membuatku menggigil. Pemborosan uang negara pikirku.

Di sini, di tempat ini, isu dan gosip tak pernah surut. Entah siapa yang membuatnya. Setiap hari berjibaku dengan beragam konflik kepentingan dan pikiran. Apa ada orang di balik ini?

Aku pun tak tahu.

Berkali kali aku diserang pertanyaan. Pertanyaan soal apa yang kulakukan. Berkali kali pula aku meyakinkan diri, aku di jalan yang benar. Tapi hibgga kini aku masih tak tahu.

Aku tidak suka bekerja 'demi seseorang'. Aku bertanya berkali kali apa motif dari semua isu ini. Lagi lagi aku bungkam. Lagi lagi aku bingung. Pada siapa loyalitasku?

Aku pun tak tahu.

Banyak yang dikorbankan. Terlalu banyak. Menyerah pun, tak ada guna karena yang dikorbankan tidak akan kembali.

Aku rasa ada yang mati. Semakin lama aku di sini. Di ruang ini.

Ada perasaan apatis yang perlahan tertanam. Ada yang dilupa dari segala tujuan awal di sini. Di tengah itu, aku mulai terbawa arus.

Ya, aku harua segera bangun.

Taman Wisata Alam Mangrove akhirnya berhasil ke sini tanpa nyasar. Ini postingan lama, tapi entah kenapa gak berhasil ke garap dan malah ngendep di draft. Setelah sebelumnya melakukan kekonyolan dan malah berujung di Suaka Margasatwa Mangrove Muara Angke, akhirnya gw berhasil meniti jalan yang benar. Mungkin ini tergantung dari siapa partner lu jalan. Hehe.

Kalau ada yang bingung apa sih bedanya TWA dan SM mungkin bisa liat di postingan sebelum nya soal SMMA >>> Suaka Margasatwa Muara Angke.

Aniwei, walaupun dalam postingan sebelumnya gw berjanji akan ke sini sama ili, tapi apa daya ili nge-cancel di menit menit terakhir. Dia memang keren. Padahal malem sebelumnya dia habis ngeledekin gw karena di maem minggu gw malah piket malem di kantor. Tolong garis bawahi.piket bukan ronda.

Kalau dilihay memang jelas, ini beneran tempat wisata. Fasilitas lengkap. Sayang kamera tak diijinkan masuk. Walaupun pak petugas bilang boleh dengan syarat bayar Rp 1juta. Yang bikin kesel dia ngomong dengan wajah serius. Tak apalah toh ada hp.

Sahabat perjalanan gw kali ini adalah Prasasti Riri alias Riri. Teman sejak kuliah yang sekarang jadi teman sekosan di belantara jakarta.

Baru menapaki pintu masuk betapa kagetnya kami saat ada tulisan 'reuni akbar fakultas kehutanan IPB'. Kami jadi merasa tersanjung disambut begini haha.

Setidaknya di TWA ini jembatannya lebih terawat, gak aa suara dari semak-semak yang entah itu dihasilkan biawak atau hewan melata lainnya. Di sini aman, walaupun sayang juga ngeliat macaca nya dikandangi. Aku juga takut sih sebenernya kalau di lepas *trauma p2eh.

Walhasil karena cuma berdua kita jadi pamer foto dan narsis. Betapa mirisnya saya saat menemukan banyak sampah berceceran. Padahal ini wisata alam, tapi entah kesadaran orang mungkin masih minim soal ini. Yang lebih sedih mungkin pas liat anak kecil mungkin sekitar 5 tahun buang sampah ke arah lumpur mangrove, dan orang tua nya diem aja. Gak panik, gak ngasih tau juga ke anak nya kalau itu gak boleh. Saya miris liat masa depan kalau begini ceritanya.

Sampai di ujung jalan yang bertuliskan pantai. Gw bisa liat halilintar dufan. Tapi sayang pemandangan itu berubah saat melihat ke bawah. Tumpukan sampah di genangan air. Tanpa ada yang peduli. Dua sejoli bahkan berlomba-lomba melemparkan sampahnya ke sana. Ini menyedihkan.

Mungkin itu dari sisi moral. At least tempat ini dari fasilitas bagus. Mendidik juga. Mungkin akan lebih baik kalau ada papan nama yang ada tulisan nama latin pohon. Serta asal pohon dari mana dll.

Itulah sekilas TWA, dan semoga tempat semacam ini semakin banyak. Well, dan tambahan semoga budaya bersih akan bisa lebih baik lagi.

Untuk foto mungkin menyusul karena ini diketik di hp hehe.

Belakangan ini kita memang digegerkan dengan peristiwa kebakaran hutan. Mungkin bagi kita yang tidak tinggal di Sumatera atau bahkan tidak memiliki relasi di sana bisa jadi tidak peduli. Tapi tahukah kalian bahwa di negara yang sama dengan kita banyak orang yang dipaksa terkungkung dalam kepulan kabut asap. Bahkan seorang teman yang bekerja di sana pun mengeluhkan bahwa hampir setiap hari ia harus pergi untuk memadamkan api yang melalap hutan kita di Sumatera. Ia bukanlah seorang pemadam kebakaran, ia juga bukan pegawai pemerintah, terlebih dia juga bukan polisi hutan. Ia hanya karyawan biasa yang memang bekerja di salah satu perusahaan kehutanan swasta di sana.
kebakaran hutan (credit: @farikhmunirm)
Ini bukan masalah salah siapa. Tapi bagaimana kita mengatasi nya. Ada yang bilang ini dampak el nino. Tapi kita semua tahu ada tidak ada api kalau tidak disulut. Pelajaran di bangku kuliah selalu mengatakan bahwa mengingat iklim di Indonesia yang berada di kisaran A-C dan D di beberapa tempat (menurut Schmidt Ferguson) membuat hutan di Indonesia tidak akan langsung dilalap api saat kemarau. Bahkan puntung rokok pun dikatakan tidak dapat menyulut api. Yah ini pun sebenarnya saya tahu hanya sebatas mata kuliah saja. Tapi mungkin memang benar, ada pihak tak bertanggung jawab yang menyulut api. Siapa? Kita tidak tahu sampai saat ini. El nino tidak menyebabkan kebakaran, hanya memperparah kebakaran yang ada. Toh, pada dasarnya hampir setiap tahun kebakaran hutan memang selalu terjadi. Lokasinya sama, hampir selalu di Sumatera dan Kalimantan. Dua pulau besar kita yang masih memiliki hutan gambut itu.

Keberadaan hutan gambut memang sebuah lahan basah. Tanahnya yang tua mengandung banyak mineral. Pohon pohon tua yang kadang tak bisa ditemukan di belahan bumi manapun, ditemukan di sana dengan diameter yang spektakuler. Gambut merupakan anugerah kekayaan alam bagi negara kita. Sesuatu yang khas yang membedakan hutan di negara kita dan mereka. Tapi ya, perlahan-lahan itu mulai lenyap. Siapa? Kadang kita bertanya siapa yang membakar, kenapa mereka membakar gambut tersebut. Mereka tentunya tahu bahwa api-api itu akan menjalar dengan cepat. Merambati dari suatu pohon ke pohon lainnya. Menjalar di bawah tanah melalap serasah di lantai hutan. Tak tersentuh di permukaan, tapi ada kepulan asap daripada nya. Masyarakat lokalkah? Yang katanya  membuka lahan dengan membakar hutan. Pihak pihak berkepentingankah? Yang katanya membakar hutan agar lahan nya bisa dibajak dan dialihkan menjadi penggunaan lain, sawit misalnya.

Sementara banyak masayarakat Indonesia tak peduli, karena menurutnya bukan urusannya, negara lain mencak mencak. Pasalnya kabut asap 'kiriman' sampai di negara mereka. Kabut asap ini bahkan sampai pada titik 'tidak sehat'.
The haziness is due to haze being blown in from Sumatra by the prevailing winds. As at 8pm today the 24-hr PSI was 93-106, in the high end of the Moderate range and low end of the Unhealthy range, and the 1-hr PM2.5 was 44-56 µg/m3. (nea.gov.sg)
Sampai di sini. Mungkin ada yang harus dipertanyakan kembali. Sudah bertahun-tahun kita tetap mengalami hal yang sama kebakaran gambut, kebakaran hutan. Dan lagi-lagi kita selalu dituding sebagai pengirim polusi udara. Ada apa? Perebutan lahan memang tak ada habisnya, sama seperti ego yang tak ada habisnya. Mau sampai kapan? Sampai gambut kita habis. Lalu jika sudah habis apa yang tersisa?
kabut asap (credit: @farikhmunirm)
Jalanan kota jakarta yang semula lengang perlahan lahan mulai dipadati kendaraan yang saling berpacu. Jalan yang tadi nya dapat dilalui 100 km/jam semakin siang jalan itu jadi hanya dapat dilalui dengan kecepatan 20 km/jam. Baik mobil dan motor kini bergerak merayap. Keramaian seperti ini merupakan pemandangan biasa di pagi hari ketika masyarakat berlomba lomba menuju tempat tujuannya. Mereka yang pergi untuk bekerja dan juga ke sekolah, semuanya berusaha untuk dapat sampai tepat waktu.

Akan tetapi, datang tepat waktu tentunya hal yang sulit di Jakarta dengan kemacetan yang selalu menghiasi jalan jalannya. Bangun lebih pagi merupakan hal yang harus dilakukan agar tidak terlambat. Mengurangi kuantitas mobil dan motor di jalanan dengan menggunakan transportasi umum sebenarnya dapat dijadikan salah satu solusi, tapi apa boleh buat, terbatasnya kendaraan umum baik dari sisi kuantitas dan kualitas membuat banyak orang masih memilih menggunakan kendaraan pribadi mereka. Kesabaran pengemudi menyusuri jalan jalan di Jakarta dituntut setiap pagi nya. Sayangnya, tak semua pengemudi memiliki kesabaran yang cukup dalam kemacetan seperti ini.
Saling serobot, dan pelanggaran lalu lintas lainnya banyak dijumpai setiap harinya. Mulai dari menerobos lampu merah hingga menaiki trotoar yang sebenarnya ditujukan untuk para pejalan kaki. Dalam undang undang nomor 22 tahun 2009 pun turut dikatakan bahwa pejalan kaki berhak mendapatkan fasilitas pejalan kaki. Jadi sampai di sini kita dapat mengetahui bahwa trotoar merupakan hak dari pejalan kaki, bukan pengendara motor.

Sebuah cerita menarik diceritakan oleh salah seorang teman. Dia merupakan seorang perantau. Suatu hari ia tengah berjalan di trotoar, kemudian sebuah sepeda motor melintas di jalannya. Ia menegur pengemudi motor tersebut "mas maaf ini trotoar buat pejalan kaki," ujarnya. Lalu sang pengemudi pun membalas "iya, tapi ini jakarta!". Singkat tapi aneh. Dari dialog ini ada pemikiran yang cukup menarik bahwa di Jakarta trotoar juga berfungsi sebagai tempat motor melintas. Bukan hanya itu di trotoar juga tampaknya merupakan tempat parkir bagi beberapa orang.

Jadi untuk siapa trotoar di buat?

Jawabannya untuk pejalan kaki tentu nya, tapi fakta nya tidak demikian. Lagi ketika kesabaran diuji, orang orang cenderung mengabaikan peraturan yang telah dibuat. Perangkat perangkat yang disediakan demi ketertiban dilanggar dengan berbagai alasan. Semuanya tampak halal karena ini Jakarta. Walaupun memang hal semacam ini tidak selalu terjadi di Jakarta. Alasan dari melanggar peraturan ini kadang tak lebih dari keegoisan tiap individu.

Sampai di sini, di luar dari sisi keamanan, mungkin banyak yang tak tahu bahwa peraturan peraturan itu dibuat melalui proses rapat rapat yang bisa dibilang tidak pendek. Bahwa peraturan yang biasa dilanggar itu sebenarnya dibayar oleh kita. Rapat yang diadakan, dilakukan dengan menggunakan uang rakyat yang didapat dari pajak. Dengan tidak menghargai dan menaati peraturan yang dibuat artinya kita telah dengan sengaja membuang buang uang milik kita sendiri.

Jadi sampai kapan kita akan menganggap enteng peraturan yang sebenarnya berasal dari dana diri kita sendiri? Sampai kapan kita membiarkan ego kita menang? Inilah yang harus direnungkan bersama karena tertib lalu lintas tidak bisa terjadi tanpa kesadaran semua pengguna jalan.
Kali ini saya akan menceritakan pengalaman mengunjungi Suaka Marga Satwa Muara Angke. Kalau dilihat dari lokasi nya mungkin kalian mengira saya ke sana karena ingin melakukan pengamatan burung atau pengamatan hewan lainnya, sayangnya dugaan kalian salah. Saya ke sana karena nyasar. 

Niat awalnya, saya dan teman saya ingin pergi ke Taman Wisata Alam Mangrove yang sama - sama berada di Pantai Indah Kapuk. Sialnya kami berdua salah mereferensi blog sehingga akhirnya kami berakhir di Suaka Marga Satwa Muara Angke (SMMA). Dan yah, akhirnya perjalanan menuju TWA Muara Angke kami tunda hingga waktu yang belum dapat ditentukan.

Awalnya teman saya, Ili menghubungi saya untuk pergi berjalan-jalan. Kami sudah mengenal sejak menggeluti sebuah ekskul pecinta alam di SMA. Berhubung ini minggu terakhir sebelum saya masuk kerja, akhirnya saya mengiyakan ajakannya. Setelah mencari orang sana-sini untuk ikut, dan ternyata tidak ada peminat nya dengan alasan tidak ada uang yang merupakan permasalahan fresh graduate yang sedang mencari kerja hahaha. Akhirnya saya berangkat hanya bersama teman saya saja. berhubung teman saya dari serpong, kami janjian di stasiun cawang dan berhubung saya baru berangkat dari bogor jam 09.00 jadi saya baru sampai di cawang jam 10.00. Dari sana kami menaiki transjakarta menuju Halte Penjaringan.

Berhubung kami berdua tidak memegang uang kami memutuskan untuk mengambil uang dulu di mal terdekat. Akan tetapi, sepertinya saya memang sedang kurang beruntung saya terpeleset menginjak semen basah. Beruntung hanya bagian lutut di celana saya saja yang kotor. Setengah malu, tapi bodo amat soalnya kan saya gak akan sering-sering ke sana hehe. Diiringi dengan ledekan dan tawa teman saya yang terpingkal-pingkal kami menaiki angkot nomor B01 menuju pizza hut di PIK.

Setelah hampir terlewat kami berhenti di Pizza Hut. Dari sana kami berjalan sekitar 500 meter menyusuri jalan utama. Di sebelah kanan jalan akhirnya kami menemukan gerbang tulisan Suaka Marga Satwa Muara Angke. Di situlah kecurigaan saya bermula. Rasa-rasanya tempat tujuan kami Taman Wisata Alam (TWA), kenapa di situ tulisannya malah Suaka Marga Satwa. Tapi berhubung gw gak yakin lokasi tujuan kita TWA beneran atu tidak akhirnya kami memutuskan untuk lanjut. Mungkin buat yang bukan kehutanan, akan bertanya-tanya apa perbedaan kedua hal tersebut, jadi biar saya jelaskan sedikit.

Suaka Marga Satwa, merupakan wilayah yang ditetapkan karena keanekaragaman dan tata keunikan jenis hidupnya, yang untuk kelangsungan hidupnya (ekosistem nya) dapat dilakukan pembinaan terhadap habitat nya. Intinya SM merupakan salah satu jenis hutan konservasi suaka alam, yang keberadaanya ditujukan untuk pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa.

Nah kalau TWA sendiri seperti namanya jelas ditujukan untuk kegiatan rekreasi. Berbeda dengan Suaka Marga Satwa yang keberadaannya ditujukan hanya sebagai pengawetan dan sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan, tanpa kegiatan pemanfaatan di dalamnya. TWA ini memiliki fungsi pemanfaatan, asal dilakukan secara lestari.

Kecerobohan saya adalah walaupun sudah curiga, saya tetap masuk ke sana. Dengan biaya retribusi sebesar 15.000 kami memasuki wilayah SMMA. Betapa kagetnya kami saat masuk kami mendapati jembatan dalam keadaan rusak. Jembatan kayu di sana sudah lapuk. karena peruntukannya sebagai SMMA kami banyak menemukan burung di sana, walaupun memang kami tak tahu apa nama burung-burung tersebut. Teman saya yang penasaran mengenai pohon mangrove, terlihat bingung dan bertanya dimana mangrove nya. Yah walau saya tidak tahu jenisnya tapi saya tahu di sana terdapat pohon mangrove, yang memang kelihatannya sudah cukup tua karena memang cukup besar. Satu-satu nya hal yang membuat saya yakin bahwa itu adalah mangrove karena terdapat akar pasak.
akar nafas yang dimiliki bakau, entah jenis apa *menerawang

Keadaan mangrove di sana bisa dibilang tidak terlalu baik, jadi yah cukup disayangkan sebenarnya, karena justru dibandingkan TWA, harusnya SMMA keadaanya lebih baik lagi kan? Toh SM merupakan tempat habitat dari beberapa satwa dan fauna.

Balik lagi ke pengalaman kita. Jadi berhubung jembatannya sudah lapuk dan bolong di sana-sini kami harus ekstra berhati-hati dalam memilih langkah. Tiba lah kita di ujung jembatan. Sebenarnya itu bukan ujung jalan, hanya saja ada pohon nipah yang menutupi jembatan tersebut. Teman saya menunduk untuk mencari jalan. Alih-alih jalan yang dia lihat malah seekor macaca (monyet ekor panjang) yang tengah duduk di jembatan yang sudah lapuk. Panik, karena teman saya memang takut dengan monyet ia ngibrit. Jelas lah saya ikut panik dan mengekori dia. Dengan keawasan yang tinggi kami menyusuri jembatan lapuk tersebut dengan hati-hati. Penasaran kami berhenti sejenak dan melihat ke belakang. Ternyata bukan hanya satu macaca yang muncul. Ada beberapa macaca, dengan satu ekor macaca besar yang mungkin pemimpinnya. Awalnya kami masih meredakan kaget sambil berdiskusi dan melirik ke macaca yang tengah berkumpul di belakang kami. Tiba-tiba seekor macaca yang cukup besar melompat ke gagang jembatan dan mendekat ke arah kami. Jelas lah kami panik, terburu-buru kami berjalan menjauh. Di belakang kami macaca masih tampak berkumpul, tapi tidak mengejar, yah karena jembatannya memang sudah cukup rusak di sana. Teman saya komplain, "lu anak kehutananan kok taut sih". Saya cengengesan doang, tapi sesungguhnya jawaban gw saat itu adalah, gak peduli lu anak kehutanan atau apa, kalau takut ya takut aja.

Diujung jembatan rapuh ini terdapat macaca ha ha ha *mengingat


Panik, takut, dan bingung campur aduk. Akhirnya kami hanya bisa menertawakan kejadian itu. Kalau ditanya mana foto macaca nya, jangankan memoto, kami bahkan lupa kalau jalan di depan kami rusak dan terus menyusuri tanpa menengok ke belakang. Hehehe.

Akhirnya kami memutuskan menutup perjalanan dengan berfoto-foto terlebih dahulu. Karena kata orang no pict, hoax. Yah walaupun entah siapa yang pertama kali mengumumkan slogan itu. Sebelum pergi kami beristirahat sebentar di pos bapak yang ada di sana, sebelum akhirnya pamit untuk mencari makan.

Walaupun begitu, tak dapat dipungkiri bahwa SMMA ini memiliki potensi yang luar biasa (bagi fauna dan flora) apabila diperbaiki lagi. Saya terkesima dengan burung burung yang dengan bebasnya berterbangan di sana. terlepas dari tau atau tidak nya saya terhadap jenis-jenis mereka. Foto lagi-lagi tidak ada, dikarenakan resolusi dan kemampuan zoom in hp yang terbatas.


Untuk pulangnya kami kembali berjalan ke pizza hut. Dari sana kami menaiki angkot u-11 dan turun di halte transjakarta yang saya lupa namanya apa. Dari sana kami menaiki transjakarta jurusan pinang ranti, dan berhenti di stasiun cawang.

Kecurigaan saya terbukti. Saat pulang saya bertemu dengan tetangga saya yang bekerja di bagian humas kementerian lingkungan hidup dan kehutanan. Ternyata sudah dua hari ini (kemarin dan hari ini) ibu menteri Siti Nurbaya tengah berkunjung ke TWA. Tapi kami tidak melihat ibu menteri. Kalau di logika kan berarti kami terbukti nyasar. Hahahaha. Apa boleh buat, akhirnya kami memutuskan untuk me-reschedule perjalanan kami ke sana. 

Aniwei, tidak ada perjalanan yang tidak layak untuk diceritakan, karena tiap perjalanan memiliki cerita sendiri. A lot of thanks untuk ili, yang udah nyasar bareng ke angke dan yang selalu gw kagetkan karena reaksi gw denger suara gemerisik semak-semak. Ya ini gara-gara macaca dan banyolan kita soal buaya yang bikin gw parno -__-.

Dan sebagai penutup, ini dia teman seperjuangan saya dalam perjalanan absurd ini. Well, thanks a lot bro. Dari dulu lu emang abstrak hahahahaha
Ili
Okay, pada akhirnya saya memutuskan kembali menulis dengan bahasa Indonesia kembali. Kalau lagi pusing sulit untuk menulis dalam bahasa Inggris, bukannya tidak bisa lebih ke sulit konsentrasi, pasti ada saja kata yang tertukar. Lagi-lagi di postingan kali ini saya akan menulis sebuah drama yang pernah saya tonton. Don't get me wrong, walaupun memang akhir-akhir ini saya semakin sering menulis mengenai drama yang baru saya tonton, ini bukan berarti saya leyeh-leyeh. Sebenarnya ini semua merupakan film yang pernah saya tonton, hanya saja saya belum sempat menulisnya. 
(source: google image)
Beauty or Beast (美女か野獣), merupakan drama yang tayang pada tahun 2003. Bagi sebagian orang drama ini mungkin tidak asing, karena drama ini pernah tayang di salah satu stasiun televisi swasta. Apabila dilihat sekilas dari judulnya, mungkin tidak akan terbayang tentang apa sebenarnya drama ini. Drama yang memiliki jumlah episode sebanyak 11 ini, merupakan drama yang memiliki tema jurnalistik. 

Diceritakan seorang wanita bernama Takamiya Momoko (Nanako Matsushima), seorang jurnalis yang bekerja di luar negeri, tepatnya di UNN. Kemampuannya sebagai jurnalis, atau bahkan sebagai 'News Producer' tidaklah diragukan lagi. Hal ini membuat pihak JBC merekrut dia untuk menjadi News Producer untuk acara Evening News. Rating acara tersebut yang tak membaik membuat pihak perusahaan merekrut Takamiya. Takamiya menyetujui penawaran yang ditawarkan sebagai gantinya ia diminta untuk menaikkan rating acara berita tersebut. 

Pada saat hari H kedatangan Takamiya di bandara, pihak JBC menyuruh orang untuk menjemput Takamiya. Akan tetapi, alih-alih menjemput Takamiya, mereka malah menjemput Hiromi Nagase (Fukuyama Masaharu), seorang mantan director di bagian variety show. Nagase tentunya merasa senang dengan sambutan yang diberikan, bahkan ia diberikan ruangan tersendiri. Baru kemudian crew Evening News sadar bahwa yang dijemput oleh mereka bukanlah Takamiya, melainkan Nagase, sesama bawahan seperti mereka. Diluar dugaan ternyata Nagase dan Takamiya saling mengenal. Bukan hanya itu mereka berdua ternyata merupakan mantan kekasih di masa lalu, tetapi keduanya memilih untuk merahasiakan hal ini dari yang lainnya dengan alasan profesionalitas.

Takamiya merupakan sosok yang kuat yang bekerja untuk mencapai tujuannya. Sering kali demi mencapai tujuannya ia kehilangan arah, dan Nagase lah yang menyadarkan Takmiya. hal sebaliknya pun berlaku, saat Nagase ragu maka Takamiya lah yang menyadarkannya. Bahwa tugas seorang jurnalis adalah untuk mencapaikan fakta tidak peduli siapa orang yang terlibat di dalamnya.

Dalam perjalanannya Takamiya berusaha membangkitkan kembali semangat mencari fakta para bawahannya di berita petang. Hal yang ia sadari merupakan kelemahan dari segmen berita tersebut. Sebagian dari mereka sudah mulai kehilangan semangatnya. Kedatangan Takamiya dan Nagase perlahan-lahan mengembalikan makna profesi mereka sebagai jurnalis, dan tentunya juga turut memperbaiki rating. Akan tetapi, kadang tuntutan rating dan fakta kadang tidak beriringan. Tim Berita Petang dihadapkan pilihan apakah harus mempertahankan segmen yang meningkatkan rating atau memberitakan masalah pencemaran lingkungan sebelum pabrik lain mulai dibangun. Akan tetapi, apabila mereka tetap bertahan untuk menyampaikan fakta, dan rating turun maka keberadaan Berita Petang akan ditiadakan.

Bagaimanakah strategi Takamiya menyikapi hal ini? Lalu apakah ia dan Nagase akan berbaikan?
(source: google image)
Hal lain yang merupakan puncak cerita dari drama ini sebenarnya membuat saya merasa terketuk, tapi kalau diceritakan kelihatannya tidak seru juga ya. Intinya pekerjaan jurnalistik adalah pekerjaan dengan persepsi lebih dari satu. Koin bermata dua katanya. Sebagai jurnalis kita dituntut untuk 'cover both stories', berita yang harus berimbang. Di lain pihak keberadaan jurnalis bisa dibilang baik dan buruk dalam waktu bersamaan. Semuanya tergantung perspektif.

Jujur saja, ini merupakan drama yang saya tonton waktu saya masih di bangku SMP. Salah satu drama yang menginspirasi saya untuk bergerak di bidang jurnalis. Bukan hanya drama ini sebenarnya, drama pertama yang saya tonton berjudul Anchor Woman, tapi berhubung ini merupakan drama lama, mencari video dengan resolusi bagus benar benar sulit.

Aniwei, alasan kembali mereview drama ini adalah karena walaupun ini merupakan drama lama, patut diakui bahwa ini merupakan drama yang bagus. Makna yang disampaikan juga cukup baik. Bahwa yang namanya kebenaran berhak untuk diperjuangkan. Kalau harus berbicara mengenai kelemahan, tentunya sudah sulit. Ini merupakan film lama tentunya banyak hal yang saya rasa sudah tidak cocok lagi di mata saya, tapi saat saya menonton dulu, tak ada masalah dengan ceritanya. Tapi ceritanya bisa dibilang tidak terlalu berat, buat saya. Patut disayangkan mengingat artis dan aktor yang bermain di film ini merupakan artis/ aktor yang benar-benar hebat, seperti Nanako Matsushima (GTO), dan Fukuyama Masaharu (Galileo). Klimaks dari film juga mengikuti ritme film jepang pada jaman dahulu seperti biasanya, awalnya tidak berhubungan kemudian di dua episode terakhir jadi berhubungan. Intinya konflik yang mendalam baru muncul di episode terakhir.

ジャー楽しみましょお!

Karena jurnalis ada untuk menyampaikan fakta :)
I've been thinking to write about this movie, I always forget to write this. This one also was an old drama, but I'm sure this one is an interesting movie to watch. This drama has a dark plot inside it. Although the title is Last Friends, I could say that the ending is not really bright. And some conflict you will see in this drama really hard to digest. I mean there are violence described in this drama and beside that the love story also seems complicated. But after all this drama made me addicted to watch until finish. Not only because this drama full of great actors and actresses, but also the plot is really clean. No wonder it can achieve ratting 17.7 in average (source: dramawiki). 

Many review and award given for this drama. 1st Tokyo Drama Award give this drama as best Youth Drama, and Ueno Juri Awarded as Best Actress. 12th Nikan Sports Drama Grand Prix awarded Ueno Juri as Best Actress and Ryo Nishikido as Best supporting Actor. In  57th television drama academy award it receive a lot of award there are best drama, Best Supporting actress Ueno Juri, Best Supporting Actor Ryo Nishikido, best director Kato HiromasaNishisaka MizukiEndo Mitsutaka, best script Asano Taeko, and best theme song "Prisoner of Love" sung by Utada Hikaru. (source: dramawiki
(source: google image)
The plot revolved around Michiru Aida (Nagasawa Minami). Michiru Aida is just a plain normal girl who work at a salon. She has a boyfriend who works in child welfare division and planning to move to his apartment Oikawa Sosuke (Ryo Nishikido). She accidentally met with her high school Kishimoto Ruka (Ueno Juri). This reunion off course made Michiru happy. Living with the one she loved and meeting with her best friend is the best gift she had. But her boyfriend didn't seem to like Ruka. He get jealous of her. And what Michiru didn't know is her boyfriend is an overprotective type. He easily lay hand on Michiru. 

Michiru come from unhappy family, her mother usually bring man to home, in work she always bullied. She always think that if she wait someday happiness will come. She feel that she share the same feeling with Sosuke. Sosuke, despite his violence actually he just afraid to be left. The memories of past made him an overprotective person so that he didn't loose anyone, but what he has done made Michiru suffers.

With Machiko being abused, Haruka get mad at Michiru's boyfriend. She asked her to move out to her dorm, a mixed dorm. But Michiru is to naive, she still think that her boyfriend will change. But she wrong, her boyfriend didn't permit her to work again although becoming a beautician is her dream. He didn't even permit Michiru to hang out with Ruka. Seeing bruise all over Ruka, Mizushima Takeru (Eita), Takigawa Eri (Mizukawa Asami), and Ogura Tomohiko (Yamazaki Shigenori) who were in dorm can't stand it. And trying to protect Michiru.

Looking how care Ruka to her friend, Takeru grow a feeling to her. And Ruka seem to enjoy herself around Takeru too. Like the others Takeru has a guilt of the past that made him afraid of the opposite gender. But being with Ruka seems didn't affect him. He didn't know that Ruka hide some secret with her. A secret that her parents didn't even know. A secret that made Sosuke who realized it, get jealous of her.

Eri was a stewardess and Ogura was a pilot. Eri who hasn't a man meet with Ogura who is his work colleague. Ogura is a pilot who has a family problem. Being betrayed by his wife that has an affair he decided to move out to dorm. Ogura and Eri shared a feeling too, although they seems love each other Ogura didn't have a courage to divorced his wife.

As the stories goes on, finally Michiru decided to break up with Sousuke, and leave with the others. But the happiness didn't last long. Sosuke always stalk Michiru. To protect her, Takeru decided to accompany Michiru. And Michiru fall in love with him, without knowing that Takeru love her friends, Ruka. He accidentally met Sousuke and said to him that she already has someone to love. This made Sosuke jealous. Sosuke beat up Takeru in his way home. This made Takeru's hand injured and made him can't work. Though that time Takeru finally receive a bigger job as a makeup artist that was his dream. Michiru think it is her fault and decided to go back to Sosuke.

In the end, how will Machiko and Sosuke relationship will go? Will Ruka able to receive the feeling of Takeru? And what secret did Ruka hide? And will Ogura decided to divorced his wife and leave with Eri?


(all image source: google image)
This one is a heavy drama. Ryo Nishikido who play as Oikawa Sosuke, really did a great job! He has a feel like psychopath in this movie. I always respect him as a member in Kanjani8, but this drama make me respect him as an actor also. You will know when you watch this movie that he was over load with charisma. And because of his role in this drama he got awarded as best supporting.

Another great act was coming from Ueno Juri. Well, she is out of the question about how she act. Since I watch her performance in Nodame Cantabile, I began to admire her. I really can't wait to see her new drama with TOP 'big bang'. I want to see her ability to act with other language.

Although I can't describe all of the actor and actress, everyone really did a good job too. Eita and Mizukawa Asami is admirable as usual~~ Unfortunately they didn't play as a couple again in this drama like in Nodame. Well I admire them since Nodame Cantabile too, while they playing with Ueno Juri. Eita also was one of my favorite actor. He always play many different character.

If I must talk objectively than I will say this is a really good drama. The only weakness I see is some of stories seems didn't described well. Yah I mean the stories about Takeru past. I know what it is, but I felt it isn't too detailed.

After all, if you want to watch a romance genre but too tired to watch an usual love genre that this drama can be the solution. Although it's about romance the plot will still ask you to think about this drama. Especially about violence that seems happened to children.

Jaa, happy watching~~ :)
Well, this is not new drama actually. I just seen it recently, actually finished it in one minute ago hahaha. And again I will write about this drama in English. Recently it become a habit of mine to write a post in English, I also do the same in my other account. Since English is not my native language, I'm sure there will be many incorrect grammar and spelling, like I always do. So sorry about that.

Jaa, in the first place I didn't plan to watch this drama. I already have to go to work, beside that there are a lot of dramas and movies that already listed in my waiting list. And yah, Ryuhei Maruyama (Kanjani8) brought me to watch this. To be the truth, I am not a fanatic fan of movie or drama that stared JE's idol in it. No offense. I just have my own favorite actress and actor. I prefer seeing some them on stage rather than in drama or movie. Well, although I admit that some of them really did great in their drama/ movie. Especially Ikuta Toma, haha he is basically actor after all, no wonder his act made me fall in love in the first sight. But well, for this drama I admit Maruyama-san really fit with the character *grin. I almost laugh for all of the episode.

Back to the topic, Boys On The Run is a drama that was adopted from manga that had the same title. Actually it had the movie version, but for this post I will talk about drama version that was aired in tv asahi in 2012. It has 9 episode, it's not that long to watch~

The story developed around a man named Tanishi Toshiyuki (Maruyama Ryuhei), despite his age in 27, he still didn't accomplished anything. Living without goal, and he even still a virgin (apparently in Japan it is a rare thing). He worked in a small capsule toy company. In that place he met Uemura Chiharu (Akina Minami) whom made him completely fall in love with. But he didn't have courage to confess to her. And he didn't even try. He really into por* video and s** call (sorry to censored this, I just didn't want my blog pop up because of a 'strange' keyword). He successfully asked a girl to go to l*ve hotel, but instead a beautiful and sexy woman, he get a scary woman. He got dragged to a room, but he didn't get energized at all. The woman ask him to leave, and of course Tanishi really happy about that. Seeing his expression changed from not happy to happy, the woman got upset and punch him. And off course Tanishi was chased by that woman. He accidentally drop his wallet, and a woman named Hana Ooiwa (Airi Taira) took it. She wanted to give it back to Tanishi so she chased after him, but Tanishi too scared to even look who was chased after him. He throw tantrum, reflex Hana punch him and Tanishi blacked out.

The next day, miracle happened Uemura suddenly talk to him. He even can go for a date with her. But things didn't go as smooth as he planned. Because of his cowardly character, he almost sacrifice Uemura to a gangster, luckily Hana who was really good at boxing was around that place, than she save Uemura. But after all of this accident Uemura still hooked to Tanishi, and they eventually kissed. 

In work, Tanishi was work in a small company which didn't have fighting spirit. They have a company rival called Mammoth. When Tanishi deliver the toy to the sop, he met one of worker that work in Mammoth, Aoyama Takahiro (Takumi Saito). And they became friend. Because of his naive and innocent character he always talked to Aoyama about everything, especially about his relationship with Uemura. In a mean time he also be friend with Shiho (Eriko Sato) Uemura's next door neighbor who always cheer up for him. 

Will Tanishi able to going out with Uemura? Or maybe there will another twist in the end? 

And well, that's the spoiler. I prepared the story longer than this, but if I do so then I will tell half of the story. Just enjoy it by yourself~

The main point of this story is about a man who still acted like a boy. He always running away every time he face a trouble. He didn't even try to sacrifice something in order to protect something important to him. He always run every time he in pinch. But, although that, he really has a kind heart. He always give his best to make other happy. In my own stand point, this drama is really worth to watch. It's true that the genre is comedy, but it doesn't mean this drama has lost its meaning. It teach us how to not running away in life because once you running away you will keep running away in your whole life. And without you noticed you will become a person who lost the meaning of life, the meaning of dream. Of course someday you will fail, but it doesn't mean your efforts is a waste. If you keep going on and don't run away, someday you will find your own way. And in that journey, it's important to be honest and kind to others. Although they maybe hurt you in past, becoming a forgiving is better than a spiteful person. So that even if you fail, you will be still winning.

This drama really got me. I almost run. I don't know if this is a good choice, but like Shakespeare said there's nothing good or bad, but thinking makes it so.

Well let's enjoy the drama~~
Well, seems like I will do my old habit again. Actually I'm a bit confused about what to write. After some searching i think I will write about one of my favorite singer group, maybe you could say boyband, but well this group has its own uniqueness that make them different that others (maybe, I am too biased, well yeah I am). It can't be said as biography or discography, it just some brief summary, like flash news maybe haha. Well, I just want to tell you about my favorite singer *grin.

It's not a new group actually. It's one of Johnny's Entertainment idol, Kanjani8 (関ジャニ∞) or you can read it kanjani eito, with 8 character was written as infinity. The group was formed in 2002, but debuted two years later. This group consisted of 8 members, that is Ryo Nishikido, Subaru Shibutani, Yasuda Shota, Ryuhei Maruyama, Shingo Murakami, Yuu Yokoyama, Hiroki Uchi, and Tadayoshi Ohkura. It was a group that formed from Kansai Juniors in Johnny's Entertainment. 

Before we moved, Kansai (関西-地方) is a name of region in Japan. Kansai region include perfecture of Mie, Nara, Wakayama, Kyoto, Osaka, Hyougo, and Shiga. It also be said that Fukui, Tokoshima, and Tottori also included as Kansai Region. As a group that formed in Kansai, this group bring a cheerful, happy, easy going image, like people in Kansai.  

Before it debuted, this group was consisted of 7 people, later on Ohkura tadayoshi joined them. He was joined because Yasuda and Maruyama asked the agency for it. The reason was because Ohkura has a good rhythm when playing a drum. A drum? Isn't it a boyband? Yup, this is one of their uniqueness. Each of them could play music instrument, except Yuu Yokoyama. Ryo, Uchi, Subaru, Yasuda could play guitar, which Yasuda was the lead guitarist of the band. Maruyama can play bass, Ohkura can play drum, and Murakami can play keyboard. Later on, in their newest video Yuu usually will play percussion.

In 2003, Nishikido and Uchi also joined in boyband named NEWS (along with Taka from One Ok Rock at first), although they still active in Kanjani8. A year later their CD debuted was released, with single titled Naniwa Iroha Bushi, but none of them aware of this. They knew it when they see it in newspaper. This single has an enka genre (Japanese traditional music) with rap in it. Although it only released in Kansai and has a minim promotion, this single got 1 place in enka oricon chart, and 8 place in oricon chart. After that, they also released their second single titled Osaka Rainy Blues. Despites, their increasing popularity, in 2005 Uchi was arrested due to drinking under age. After that Uchi status was declared hiatus, but later on the agency stated that Uchi was dismissed from the group and will focused on acting. 

The things that I really admired of them, is despite their age. I mean they already debuted for almost 11 years. They still consistent bring their image a cheerful and positive. They also has their own character as Eito Ranger which every of them has their own color image. Yokoyama is black, Subaru is red, Murakami is purple, Maruyama is orange, Nishido is yellow, Yasuda is blue, and Ohkura is green. And they has their own film for this, Eito Ranger, and Eito Ranger 2. They also played along crayon shinchan (an anime character) in thei music video named T.W.L.

Although, they usually has a comical appearance, especially in their music video. They seems like to formulate new things. In their music video called Fight For The Eight, you can see the other side of them. Well, yah in some part of video I still can see their humor. I laughed when Maruyama was taking photo of a girl and get punched. But, still this video give me a shock, it really what can I say, unique. They seem walk out from their comfort zone, but the result is really good. Thumbs up for them. In other video like Tsubusa ni Koi, Ai deshita, etc they show off their band skill. Each member did really best handling their own music instrument. Personally, (because I like people who play bass) I think Maruyama is really cool whem he play bass. Well, seeing him serious is really rare actually. Yasuda also did a great job as lead guitaris, especially when you see him in Fight For The Eight. And yeah it's really personally, i don't ask you to agree with me, but somehow Yasuda has a resemblance of Taemin Shinee. I think I fangirling too much zzz.

After all, this group is really a great. I started being fans in 2006, and still do now. Yeah I just don't get bored of them. First I see them as a group that sang a modification of Japanese traditional music, then I see them as a group full of humor, later I see them as a band. How could you get bored from that? Hahahaha.

Looking for a comedic group with super sentai pose?
(image source: google)
or looking for a band?
(image source: google)
or maybe just looking for a bad guy image boyband?
(image source: google)
Curious? Well, let's just see them :)
Cover buku rumah tangga (sumber: fahdpahdepie.com)
Setelah buku terakhirnya yang berjudul Tak Sempurna (2013), Fahd Pahdepie atau yang lebih dikenal dengan nama pena Fahd Djibran kembali meluncurkan sebuah buku barunya, Rumah Tangga (2015). Berbeda dengan buku-bukunya yang lain, fokus utama buku ini adalah mengenai kisah kehidupan rumah tangga Fahd Pahdepie bersama istrinya Rizqa Fitriani Abidin. Sebuah kisah mengenai kehidupan berumah tangga dari pasangan suami istri dari kalangan masyarakat biasa.

Pada buku ini Fahd Pahdepie mengemas kisah-kisahnya secara sederhana selayaknya pasangan suami isri lain yang mengalami naik turun kehidupan rumah tangga. Dan memang itulah tujuan Fahd menulis buku ini, untuk menyajikan bagaimana kehidupan rumah tangga dari sudut pandang keluarga yang biasa saja, bukan artis, bukan pejabat, ataupun konglomerat.

Buku ini mendapat sambutan luar biasa dari para pembaca setianya. Pre order tahap satu dan dua yang berhadiah postcard dan qoute card habis dengan cepat. Begitu pun pre order tahap dua yang juga mendapat sambutan yang baik dan menjadi salah satu novel best seller di media online. Cetakan pertama buku ini bahkan habis sebelum buku ini dijual di toko-toko buku. Padahal buku ini baru akan memasuki toko buku pada 15 Juli mendatang. Bagi yang tidak sabar atau takut kehabisan, tenang saja ada toko buku online yang sudah menyediakannya.

Seperti biasa dalam menyajikan ceritannya Fahd menampilkan dalam cuplikan-cuplikan cerita. Buku yang memiliki tebal 286 halaman ini sangat layak dinikmati mungkin bagi kalian yang ingin menumbuhkan kembali rasa-rasa yang muncul dalam berumah tangga. Atau bagi kalian yang belum berumah tangga (termasuk saya hahaha) buku ini sangat menyenangkan untuk dinikmati. Apalagi gaya bahasa Fahd yang mampu menarik pembacanya kedalam tulisan-tulisannya.

Bagi yang mengikuti facebook maupun tumblr Fahd mungkin sudah sering melihat penulis satu ini mem-post foto maupun tulisan mengenai keluarganya. Respon yang didapat pun sangat baik. Bahkan beberapa mengatakan bahwa kisah Fahd sangat romantis, tapi seperti selayaknya keluarga pada umumnya ternyata Fahd juga memiliki naik turun kehidupan. Siapa sangka bahwa pada awal kehidupan berumah tangga, Fahd hidup dengan sangat sederhana. Siapa juga yang sangka bahwa Fahd mengalami pertentangan saat akan menikah. Tapi, justru itulah yang sepertinya ingin disampaikan oleh penulis pada buku ini. Tulisan yang secara jujur mengenai sebuah kehidupan rumah tangga yang tidak muluk-muluk. Dan tentunya mengajak pembaca untuk sama-sama belajar.

Tuhan Yang Maha Mengatur Sesuatu,
kami tak sanggup membaca peta waktu-Mu, menduga miliaran kemungkinan dalam irama takdir-Mu. Bahkan, menghafal peristiwa dari satu tanggal dalam kalender saja pun kami tak mampu. Milik-Mu lah segala perhitungan, rahasia yang selalu memesona. Kami tahu, kami tak diberi kuasa untuk memilih dan menentukan masa depan, kecuali memutuskan apa yang ingin kami perbuat hari ini -yang sering kami lakukan secara sembarangan dan keliru. Maka bimbinglah, percikanlah cahaya-Mu pada mata kesadaran kami yang buta. Bentangkanlah jalan rahmat dan kasih bagi langkah-langkah yang akan kami pilih. Jadikanlah kami hamba yang bersyukur dan bersabar dalam menghadapi segala kemungkinan takdir-Mu. Kalau boleh kami meminta, tumbuhkanlah sayap di punggung kami -lalu berilah kami kemampuan untuk terbang melampaui segala hal yang menyulitkan, segala hal yang memberatkan.
Tulisan di atas merupakan salah satu kutipan yang ada dalam buku ini. Kutipan ini menurut saya cukup general, bahkan tidak hanya terkait dengan aspek rumah tangga. Pertama kali baca tulisan ini, saya harus akui saya merasa tergerak. Ya kita manusia tak tahu masa depan. Nah, dengan segala kealpaan bukankah lebih baik kita mengerjakan yang sebaik-baiknya saat ini?

Well, buat yang mau mengisi waktu liburan buku ini sangat menyenangkan untuk dibaca. Dan lagi-lagi tulisan Fahd yang sederhana mampu memukau saya sebagai pembaca. 

Bagi kalian yang sudah berumah tangga, buku ini mungkin bisa membangkitkan kenangan tentang rasa di awal rumah tangga yang mulai terlupakan.

Bagi kalian yang akan berumah tangga, buku ini mengingatkan bahwa berumah tangga adalah sebuah tanggung jawab, tidak selalu indah, tapi merupakan hal yang patut disyukuri

Dan, bagi kalian yang berlum berumah tangga atau bahkan masih belum memikirkan ke arah sana, buku ini dapat dijadikan pelajaran dalam hidup bahwa masa depan siapa yang tahu.

Grab it fast and Happy Reading! Selamat berpuasa :) 

Good night dear bloggers!

Setelah sekian lama hibernasi saya kembali lagi di blog ini, maklum pengangguran jadi banyak acara kan. Sebelum mulai ke topik hari ini, saya ingin mengucapkan selamat berpuasa~! Meskipun puasa baru akan dilakukan lusa, tapi semangat puasa udah ada nih kelihatannya. Bahkan undangan buka puasa pun sudah mulai berdatangan. Hahaha.

Pada topik kali ini saya merasa seidikit penasaran tentang "Variety Show". Apa sebenarnya variety show itu? Variety show sebenarnya merupakan hal yang tidak asing bagi kita, kebanyakan acara variety show di Indonesia berupa acara musik seperti Indonesia Idol, Rising Star, dll. Akan tetapi, ternyata variety show tidak hanya sebatas acara musik belaka. Belakangan semakin pesatnya informasi dari dunia maya, banyak kaula muda yang semakin menggandrungi acara variety show dari negara ginseng Korea Selatan. Hal ini wajar saja, karena variety show di korea selatan tidak hanya sekedar menyajikan acara yang berbau musik, tetapi juga memadukan acara-acara yang menghibur talk show, games, pengetahuan, life style, musik, dan komedi. Bahkan variety show di negara tersebut juga berhasil menghadirkan genre yang serius seperti detektif, permainan logika dan psikologi.

Sebutlah saja Running Man, salah satu acara yang memiliki episode hampir 1/4 abad. Acara ini sangat populer, hingga pada beberapa tahun lalu seluruh anggotanya sempat mengunjungi negara kita melalui pertandingan sepak bola. Variety show Running Man secara garis besar cenderung kepada games yang bersifat menghibur, bersama dengan 1N2D, dan Real Men ketiganya mendominasi acara variety show di hari minggu. Ketiga acara ini terasa ringan dan sangat menyenangkan dinikmati, apalagi bagi yang ingin memiliki hiburan. Ada lagi We Got Married dan The Romantic and Idol kedua acara ini mengusung tema dating simulation. Yup, acaranya berupa kencan virtual antara artis. Bagi yang tidak tertarik dengan acara-acara ringan maupun romantis, tentunya tak usah khawatir. Ada pula variety show yang membuat anda ikut berpikir saat menontonnya. Acara tersebut adalah The Genius dan Crime Scene. Kalau disebutkan tentunya masih banyak deret panjang variety show negara ginseng yang seru dan sangat menyenangkan untuk ditonton, tapi untuk kali ini saya lebih tertarik menceritakan mengenai dua variety show yang terakhir saya sebutkan.

Bosan dengan variety show yang cendrung menghibur dan bersifat komedi. Saya tertarik denga dua judul acara The Genius, dan Crime Scene yang merupakan acara yang benar-benar menarik untuk diikuti setiap minggunya. 

Bagi kalian yang pernah menonton film Liar Game salah satu drama Jepang yang diadopsi dari manga berjudul sama, (drama ini juga telah dibuat versi koreanya dengan judul yang sama) pastinya kalian tidak akan asing melihat setting dari acara The Genius. Acara ini memang acara yang terinspirasi dari film tersebut. Sekilas tentang Liar Game. Liar Game adalah sebuah acara underground yang dimotori oleh orang-orang terkenal untuk gambling tentang siapa yang akan jadi pemenang acara tersebut. Pada permainan ini cara apapun dihalalkan, bahkan kegiatan menipu dan berhianat adalah hal biasa. Kejahatan macam apapun yang dilakukan untuk memenangkan pertandingan adalah sah di mata hukum, artinya ia tidak akan mendapat hukuman legal apapun. 

The Genius mengadopsi setting permainan ini, tetapi tentunya lebih halus. Permainannya berupa permainan psikologis, dan peluang kemenangan. Bagaimana suatu pemain dapat memainkan perannya dan juga dapat mempengaruhi orang di sekitarnya adalah salah satu poin utama untuk mendapat kemenangan. Meskipun tidak semenyeramkan Liar Game, tapi permainan The Genius terbukti memeras otak. Aturan mainnya kadang-kadang rumit. Tak jarang terdapat plot twist yang dilakukan oleh para pemainnya. Bekerja sama dan berkhianat adalah hal yang membuat acara ini menjadi menarik. Bisa dibilang siapa yang memenangkan psychology war dalam setiap permainan maka dialah pemenangnya. Tema yang jarang diusung oleh sebuah variety show, tetapi sambutannya yang cukup baik membuat acara ini mampu bertahan hingga season 3.

Acara lain yang cukup memeras otak adalah Crime Scene. Sama seperti judulnya acara ini lebih mengarah kepada serial murderer case atau serial pembunuhan. Sejauh ini sudah terdapat dua season untuk acara ini, dan kedua seasonnya tidak mengecewakan untuk ditonton. Bagaimana cara sang PD dan tim mengatur setting lokasi pembunungan. meletakkan bukti serta furniture-furniture yang ada sungguh mengagumkan. Bukan hanya itu, character plot nya juga bagus. 

Pada acara ini kita diajak untuk mencari pelaku kejahatan dari suatu kasus. Para cast akan dibagi ke dalam beberapa peran yang merupakan orang-orang yang diduga pelaku kejahatan pada case tersebut. Nantinya para pemain akan mengumpulkan barang bukti, diantara semua barang bukti tersebut ada yang merupakan barang bukti sebenarnya dan ada pula yang hanya merupakan barang bukti untuk mengecoh. Karena pemilihan pelaku bersifat voting oleh para pemain, maka semua pemain harus membagi informasi yang ditemui agar pelaku yang sebenarnya tertangkap. Yang membuat acara ini menarik adalah kita sebagai penonton dapat turut serta mem-voting siapa pelaku kejahatannya dan tentunya yang menebak dengan benar akan mendapatkan hadiah. 

Kedua acar tersebut memang menarik dan berbeda dari biasanya. Bukan hanya karena plot yang menyenangkan untuk dinikmati, tetapi kita juga dapat menikmati kreativitas dari tim yang membuat acara tersebut. Inilah faktor yang mebuat saya selalu berhasil berdecak kagum pada tiap episodenya. Well, semoga dunia televisi negara kita bisa membuat acara yang melampaui acara-acara ini ya.