Beauty or Beast (2003)

Okay, pada akhirnya saya memutuskan kembali menulis dengan bahasa Indonesia kembali. Kalau lagi pusing sulit untuk menulis dalam bahasa Inggris, bukannya tidak bisa lebih ke sulit konsentrasi, pasti ada saja kata yang tertukar. Lagi-lagi di postingan kali ini saya akan menulis sebuah drama yang pernah saya tonton. Don't get me wrong, walaupun memang akhir-akhir ini saya semakin sering menulis mengenai drama yang baru saya tonton, ini bukan berarti saya leyeh-leyeh. Sebenarnya ini semua merupakan film yang pernah saya tonton, hanya saja saya belum sempat menulisnya. 
(source: google image)
Beauty or Beast (美女か野獣), merupakan drama yang tayang pada tahun 2003. Bagi sebagian orang drama ini mungkin tidak asing, karena drama ini pernah tayang di salah satu stasiun televisi swasta. Apabila dilihat sekilas dari judulnya, mungkin tidak akan terbayang tentang apa sebenarnya drama ini. Drama yang memiliki jumlah episode sebanyak 11 ini, merupakan drama yang memiliki tema jurnalistik. 

Diceritakan seorang wanita bernama Takamiya Momoko (Nanako Matsushima), seorang jurnalis yang bekerja di luar negeri, tepatnya di UNN. Kemampuannya sebagai jurnalis, atau bahkan sebagai 'News Producer' tidaklah diragukan lagi. Hal ini membuat pihak JBC merekrut dia untuk menjadi News Producer untuk acara Evening News. Rating acara tersebut yang tak membaik membuat pihak perusahaan merekrut Takamiya. Takamiya menyetujui penawaran yang ditawarkan sebagai gantinya ia diminta untuk menaikkan rating acara berita tersebut. 

Pada saat hari H kedatangan Takamiya di bandara, pihak JBC menyuruh orang untuk menjemput Takamiya. Akan tetapi, alih-alih menjemput Takamiya, mereka malah menjemput Hiromi Nagase (Fukuyama Masaharu), seorang mantan director di bagian variety show. Nagase tentunya merasa senang dengan sambutan yang diberikan, bahkan ia diberikan ruangan tersendiri. Baru kemudian crew Evening News sadar bahwa yang dijemput oleh mereka bukanlah Takamiya, melainkan Nagase, sesama bawahan seperti mereka. Diluar dugaan ternyata Nagase dan Takamiya saling mengenal. Bukan hanya itu mereka berdua ternyata merupakan mantan kekasih di masa lalu, tetapi keduanya memilih untuk merahasiakan hal ini dari yang lainnya dengan alasan profesionalitas.

Takamiya merupakan sosok yang kuat yang bekerja untuk mencapai tujuannya. Sering kali demi mencapai tujuannya ia kehilangan arah, dan Nagase lah yang menyadarkan Takmiya. hal sebaliknya pun berlaku, saat Nagase ragu maka Takamiya lah yang menyadarkannya. Bahwa tugas seorang jurnalis adalah untuk mencapaikan fakta tidak peduli siapa orang yang terlibat di dalamnya.

Dalam perjalanannya Takamiya berusaha membangkitkan kembali semangat mencari fakta para bawahannya di berita petang. Hal yang ia sadari merupakan kelemahan dari segmen berita tersebut. Sebagian dari mereka sudah mulai kehilangan semangatnya. Kedatangan Takamiya dan Nagase perlahan-lahan mengembalikan makna profesi mereka sebagai jurnalis, dan tentunya juga turut memperbaiki rating. Akan tetapi, kadang tuntutan rating dan fakta kadang tidak beriringan. Tim Berita Petang dihadapkan pilihan apakah harus mempertahankan segmen yang meningkatkan rating atau memberitakan masalah pencemaran lingkungan sebelum pabrik lain mulai dibangun. Akan tetapi, apabila mereka tetap bertahan untuk menyampaikan fakta, dan rating turun maka keberadaan Berita Petang akan ditiadakan.

Bagaimanakah strategi Takamiya menyikapi hal ini? Lalu apakah ia dan Nagase akan berbaikan?
(source: google image)
Hal lain yang merupakan puncak cerita dari drama ini sebenarnya membuat saya merasa terketuk, tapi kalau diceritakan kelihatannya tidak seru juga ya. Intinya pekerjaan jurnalistik adalah pekerjaan dengan persepsi lebih dari satu. Koin bermata dua katanya. Sebagai jurnalis kita dituntut untuk 'cover both stories', berita yang harus berimbang. Di lain pihak keberadaan jurnalis bisa dibilang baik dan buruk dalam waktu bersamaan. Semuanya tergantung perspektif.

Jujur saja, ini merupakan drama yang saya tonton waktu saya masih di bangku SMP. Salah satu drama yang menginspirasi saya untuk bergerak di bidang jurnalis. Bukan hanya drama ini sebenarnya, drama pertama yang saya tonton berjudul Anchor Woman, tapi berhubung ini merupakan drama lama, mencari video dengan resolusi bagus benar benar sulit.

Aniwei, alasan kembali mereview drama ini adalah karena walaupun ini merupakan drama lama, patut diakui bahwa ini merupakan drama yang bagus. Makna yang disampaikan juga cukup baik. Bahwa yang namanya kebenaran berhak untuk diperjuangkan. Kalau harus berbicara mengenai kelemahan, tentunya sudah sulit. Ini merupakan film lama tentunya banyak hal yang saya rasa sudah tidak cocok lagi di mata saya, tapi saat saya menonton dulu, tak ada masalah dengan ceritanya. Tapi ceritanya bisa dibilang tidak terlalu berat, buat saya. Patut disayangkan mengingat artis dan aktor yang bermain di film ini merupakan artis/ aktor yang benar-benar hebat, seperti Nanako Matsushima (GTO), dan Fukuyama Masaharu (Galileo). Klimaks dari film juga mengikuti ritme film jepang pada jaman dahulu seperti biasanya, awalnya tidak berhubungan kemudian di dua episode terakhir jadi berhubungan. Intinya konflik yang mendalam baru muncul di episode terakhir.

ジャー楽しみましょお!

Karena jurnalis ada untuk menyampaikan fakta :)

0 talks: