Di dunia ini tidak ada yang kebetulan yang ada hanya takdir
Yuuko Ichihara - XXX HOLiC

Akhirnya setelah sekian lama kembali menulis sesuatu yang agak personal. Mungkin nanti saya akan kembali menulis sesuatu kembali. Ada film dan buku yang menarik untuk dibahas sebenarnya tapi mungkin nanti akan saya tulis jika ada waktu.

Akhirnya setelah sidang selesai revisi selesai dan skl turun, gw resmi jadi sarjana kehutanan. Dengan gelar SHut dibelakang nama gw. Hahaha aneh. Selesai ini harus kemana, gw rasa itu pertanyaan setiap mahasiswa yang baru lulus. Sejujurnya gw memang pengen s2 tapi, karena masih bingung jurusan apa yang harus diambil saya jadi mengurungkan niat. Mungkin harus diberikan jarak untuk berpikir terlebih dahulu. Masalahnya minat gw memang cukup beragam. Tapi tetap Jepang harus tercapai lah ya (amiin). Itu cita-cita dari kecil sih, mau buat sekolah, kerja, backpakeran, ataupun dengan jalan-jalan cantik minimal harus bisa ke Jepang. 

Anehnya, orang tua gak terlalu berisik soal kamu harus kerja atau kamu harus lanjutin kuliah. Paling sering cuma bilang "udah kamu jadi dosen aja". Bahkan om gw malah bilang "udah itu gak usah cari kerja dulu mending refreshing dulu. Nanti saya ajak naik gunung". Hahaha ampun. Inilah alasan gw masih menggeluti hobi gw naik gunung sampai sekarang, dukungan keluarga yah maksudnya om-om gw sih hahahaha. Berhubung belum nemu waktu yang tepat buat kembali beraktivitas menyapa alam itu, akhirnya fisik gw drop lagi. Aduh, memang harus olahraga lagi sepertinya.

Sebenarnya gw bingung mau nulis apa, berhubung udah lama juga gak pernah nulis blog yang isinya curhat begini. Cuma yang masih sedikit mengganjal adalah masalah kerja. Gw yakin kalau semua rezeki sudah ada yang mengatur. Dan cepat atau lambat itu akan datang tanpa kita mampu mengenyahkannya. Tapi bingung gak sih sebagai fresh graduate sebenarnya minat dan kemampuan lu tuh dimana. Iya gw emang sarjana kehutanan, tapi jujur gw bukan tipe yang menutup diri dari segala kemungkinan. Toh buktinya gw masih suka menulis dan menggambar hingga saat ini. Gw bahkan mulai belajar cara membuat design dengan adobe photoshop dan corel draw. Ya gw gak pernah mau menutup kemungkinan untuk bekerja di luar bidang atau mayor gw. Karena gw yakin semua ilmu bisa bermanfaat dengan cara yang berbeda. Satu yang masih menjadi gangguan gw. Ketika lu harus milih bekerja di suatu perusahaan yang gosipnya dan berita yang beredar menyatakan bahwa perusahaan tersebut merusak lingkungan. Itu aja paling, idealisme gw soal itu masih gak mau diganggu. 

Yah ya sudahlah biar kaki ini melangkah dulu. Karena setiap pertanyaan pasti akan mengalir menuju jawabannya, cepat atau lambat. Melalui jalan yang tak pernah kita duga. Karena di dunia ini tak ada yang namanya kebetulan yang ada hanya takdir, karena Tuhan tak pernah tertidur.

Ini judul aneh ya, memang aneh. Karena walaupun tulisan ini gw buat 7 April 2015, entah kapan tulisan ini akan gw posting. Akhirnya gw mendapatkan gelar SHut gw. Kata orang bahagia itu sederhana bahkan cendrung singkat. Misalnya hari ini, gw bahkan gak bisa percaya gw SHut. Gw bahkan gak percaya gw lulus dengan di sidang oleh bapak - bapak yang kalau menurut gw kharismatik. Pengetahuan gw cuma butiran debu di ruangan itu. Gw gak bisa jawab apapun. Tapi entah kenapa beliau-beliau itu gak bisa berhenti ketawa. Kenapa? Pasti karena jawaban gw ngaco.

Waktu dapet dosen pembimbing gw kaget, memang bidang hidrologi hutan merupakan bidang yang gw impi-impikan maklum dulu nya gw kan pengen masuk meteorologi kalau gak teknik geologi dan menurut gw bidang ini lah yang paling memfasilitasi gw untuk tetap mengejar keingintahuan gw. Gw kaget karena dari gosip yang beredar bapak dosen susah ditebak, kadang susah ditemui. Dan anak-anak yang beruntung mendapat beliau adalah gw, wulan, dan alfred. Ya saya takut di situ. Berkali-kali saya mendiskusikan ini dengan orang tua, meyakinkan bahwa selama apapun gw pasti bakalan lulus. Yah walaupun ternyata diskusi itu sia-sia karena mereka tetep kesel ngeliat gw yang gak lulus-lulus. Dulu sih sekarang udah gak, berkat usaha gw meyakinkan ini adalah takdir hahaha.


Waktu dapet dosen penguji gw kembali kaget. Gw diuji Profesor dari departemen Hasil Hutan. Maka saya pun bingung. Pelajaran dari departemen hasil hutan adalah kelemahan gw. Hampir semua pelajaran yang dulu masuk langsung terlewatkan bagai angin lewat. Mungkin karena terlalu bersifat praktek dan dijelaskan tanpa praktek makanya gw bingung. Walaupun ke sini sudah sedikit bisa lebih memahami sih karena sudah pernah liat di lapang seperti apa. Bapak dosen katanya gak suka di sms makanya gw nunggu samapai ngerecokin anak bimbingnya buat tau bapak di ruangan apa gak. Dan lu emang berjasa bangen Fauzan hahaha.

Waktu dapet ketua sidang yang diganti H-1 gw kembali kaget. Gw dapet dosen kharismatik yang gak pernah jadi ketua sidang. Anak bimbingannya ada yang pernah di suruh ngulang sidang. Soal ilmu jangan ditanya. Beliau adalah dosen kebijakan, pengetahuan luas dan yang jelas punya kharisma dan kadang gw takut sama beliau. Gw gak benci kebijakan tapi logika gw mentok jadi jelas gw gugup waktu tau beliau jadi ketu sidang gw. Dan semua bertanya "hah ketua sidang lu kok bisa bapak sih?". Itulah pertanyaan yang tak terjawab hingga sekarang.

Masuk ruang sidang, dosen pembimbing terlambat. AC rusak. Saya bimbang karena ruangan terlalu hening. Gak ada percakapan antara dosen penguji dan dosen ketua sidang. Berusaha menenangkan diri dengan ngescroll hp atas bawah sambil berdoa. Bahkan gw gak tau harus ngomong apa.

Sidang dimulai dannn, oke terima kasih itu gak semenegangkan yang gw duga. Cuma untuk pertama kalinya gw dilempar ke dasar, ya ke dasar. Semua pertanyaan logika. Gw kagak ngerti. Di situ gw bener-bener ngerasa ilmu gw gak ada apa-apanya. Entah kenapa dosen penguji gw selalu ketawa, kayaknya puas banget. Memasuki waktu akhir bahkan dosen ketua sidang ikut ngetawain gw. Apa salah gw~ Di situ gw ngerasa jadi bego banget sebego begonya. Bahkan dosen penguji gw jadi baikkkk banget. Nuntun gw pelan-pelan sambil senyum-senyum. Sumpah dah. Menuju akhir dosen ketua sidang berdiri sambil bilang "saya akan bikin kamu tambah bingung". Lalu beliau mengambil spidol menggambar grafik untuk fast growing species. Mampus gw gak ngerti apa hubungannya fast growing species sama kurva cai dan mai. CAI sama MAI aja gw gak ngarti itu apaan. Gw aja kaget nilai manajemen hutan gw A padahal CAI ama MAI aja gw buta. Gw yakin ini semua karena model stella doang yang ngebantu gw. Tanpa tau apa sebenarnya fast growing species gw pun diminta keluar. 

Mau nangis jelas lah, lah wong gw gak berkutik di ruangan itu. Bapaknya semua cuma ketawa terus dari yang senyum sampai yang ngakak. Gw cuma bisa ketawa miris. Waktu disuruh masuk gw mau nangis lagi tapi gw tahan karena para lelaki anak kelas yang comel itu akan menghina dina gw. Seperti biasa prinsip mereka ketika teman sedih dihibur, tapi kalau udah berlalu silahkan ledek sepuasnya. Pas masuk bapak dosen ketua sidang gw cuma bilang gimana perasaannya, dan gw hanya bisa menjawab "ngerti tapi saya gak ngerti pak, saya bingung". Akhir kata dan penutup dari ketiganya adalah jangan pernah berhenti belajar. Gw udah mau nangis loh pas bapak ketua sidang ngomong gitu. Apalagi pas bapak dosen pembimbing ngebacain wejangan juga "saat sulit say kembali diajarkan akan sabar. Saat tertekan saya belajar untuk tersenyum" Panjang sih tapi intinya bapak bilang "Jadi dalam hidup yang namanya proses belajar itu tidak akan pernah berhenti". Kalau gw gak bisa ngontrol gw yakin gw sedih. Bapak penguji gw cuma senyum, untung aja jadi gw gak banjir. Tapi bapaknya baik banget sumpah baik banget banget ini mah. Senyum bapak di akhir itu yang paling gw inget, adem soalnya. 

Dan disidang oleh ketiga dosen ini ngebuat gw sadar akan sesuatu yang gw lupa. Rasa ingin tahu. Semakin dewasa perasaan ini cendrung hilang. Yang penting tahu itu udah cukup. Dan disidang tiga dosen ini memang pengalaman berharga. 

Terima kasih pak

Bogor, 7 April 2015
untuk dosen penguji Pak Wayan, dosen ketua sidang Pak Sudarsono, dan tentunya dosen pembimbing Pak Nana, 



In a world where we can't even say the word in our mind, POISON
I want to live without deceiving myself
Takashi Sorimachi - Poison

Great Teacher Onizuka merupakan drama jepang yang cukup lama. Film ini ditayangkan pada tahun 1998 dan pernah ditayangkan di salah satu film swasta di negara kita. Film ini memang film yang cukup lama, tapi bagi siapapun yang menonton pasti meninggalkan kesan di hati. Apalagi buat kalian yang mengeluh karena bosan film yang ditayangkan bernuansa romantis semua. Yah bagaimana tidak film ini memang banyak mengajarkan berbagai hal mengenai hidup. Saya sendiri banyak terkesan dengan film ini. Hingga akhirnya saya memutuskan untuk menonton ulang (lagi dan lagi) film ini. Alasan kenapa saya belum menulis review mengenai film ini adalah karena film ini terlalu bagus, dan saya jadi bingung mau nulis dari mana. Daripada berlama-lama lebih baik kita langsung aja cerita soal film nya ya.
source: google
Great Teacher Onizuka merupakan drama yang diangkat dari manga atau komik yang berjudul sama. Secara garis besar drama ini terdiri dari 11 episode dan 1 episode spesial serta 1 drama movie. Buat kalian penyuka drama Jepang mungkin tema cerita GTO ini memang cukup lumrah. Cerita seorang guru yang berkorban membantu muridnya untuk menjalani hidup. Mungkin yang agak berbeda adalah komedi yang disajikan dari drama ini. Onizuka Eikichi (Takashi Sorimachi) adalah seorang pengangguran yang merupakan mantan anggota geng motor. Meski demikian ia bercita-cita menjadi seorang guru. Melalu temannya Saejima (Naohito Fujiki) ia mengetahui bahwa Seirin Academy membutuhkan guru baru. Ia pun lantas mendaftar di sana. Tentunya pihak sekolah merasa curiga dengan Onizuka. Penampilannya yang berantakan, terlebih dengan nilai yang pas-pasan dan berasal dari universitas tanpa nama tentunya mengundang pertanyaan bagi pihak sekolah. Saat sedang wawancara beberapa murid berbuat onar dan menyerang kepala sekolah. Sang kepala sekolah, Uchiyamada meminta Onizuka untuk melindunginya berhubung ia jago karate. Onizuka melihat ini sebagai kesempatan emas dan memutuskan untuk memasng badan untuk kepala sekolah agar ia diterima. Merasa di atas angin Uchiyamada memaki murid tersebut dan menyebutnya, "sampah". Mendengar ini Onizuka lantas malah berbalik memarahi kepala sekolah. Ia berkata "Tidak sepatutnya seorang guru menyebut muridnya sampah". Ia pun pergi berlalu setelahnya.

Onizuka tahu itu akan membuat kepala sekolah membenci nya. Ia yakin ia tak akan diterima. Merasa gundah ia malah bertemu dengan anak SMA yang memalaknya. Dengan mood jelek tentunya Onizuka malah balik memalak mereka. Sesampainya di apartemen ia mengeluh ke Saejima, tetapi justru Saejima mengabarkan bahwa Direktur Seirin mencarinya, apabila ia masih ingin menjadi guru ia diminta datang hari itu. Jam menunjukkan hampir tengah malam. Beruntung sang direktur masih berada di sana. Dan dengan itu resmi lah ia menjadi guru di Seirin Academy.

Perjuangan Onizuka tidak sampai situ, Uchiyamada yang masih merasa kesal tentunya menentang hal ini. Direktur meyakinkan bahwa Onizuka akan ditempatkan menjadi wali kelas 2-4. Kelas yang selalu berhasil membuat wali kelas mereka kabur. Dan di sini lah kisah Onizuka di mulai. 

Secara garis besar drama ini menceritakan bagaimana Onizuka meyakinkan murid-muridnya untuk menjalani hidup. Dalam drama ini ia selalu dibantu oleh rekan kerja nya Fuyutsuki Azusa (Nanako Matsushima), yang belakangan mereka justru menikah di dunia nyata. Satu persatu murid akhirnya percaya terhadap Onizuka, tentunya. Karena ending film tidak mungkin sedih bukan? Tapi dalam setiap cerita Onizuka meyakinkan murid-muridnya benar-benar berkesan, bukan cuma muridnya Onizuka juga berhasil mengubah pandangan rekan-rekan kerja nya dalam menanggapi tugasnya sebagai seorang guru.

Dalam film ini kita diajak untuk melihat apa itu pendidikan yang sebenarnya, agak sedikit membesar-besarkan sebenarnya, tapi kita diajak untuk membuka mata akan hidup. Diajarkan untuk bermimpi dan mewujudkannya, diajarkan untuk menghargai apa yang kita punya saat ini, menghargai diri sendiri, dan tentunya bagaimana kita diajarkan utuk menjadi orang dewasa. Salah satu episode yang menarik adalah bagaimana Onizuka mengajarkan yang namanya korupsi memang dilakukan orang dewasa dan betapa kita generasi muda membencinya, tapi jika kita membuka mata bukan berarti kita tidak pernah melakukan kesalahan yang sama. Jika kita tidak menghadapi nya dan mengakui kesalahan kita dan akhirnya merasa nyaman dengan kesalahan itu, kelak kita akan menjadi pribadi yang sama dengan mereka.

Akhirnya gw malah curhat. Yah gimana dong, ini film bener-bener berkesan. And make my childhood worth to be remembered. Film ini terbukti berhasil nge-brainwashed gw. Buat gw sampai sekarang seorang guru dan dosen adalah oarang-orang hebat yang berkorban banyak. Saking suksesnya ini film nyuci otak gw, gw bahkan bercita-cita jadi guru. Anehnya biarpun ini film udah gw ulang berkali-kali hingga saat ini, gw berhasil nangis tiap nonton episode-episode nya. Sedihhhhh.

Sebenernya ini film sudah dibuat remake nya di tahun 2012 dan tahun 2014. Filmnya juga bagus, tapi mungkin karena ini versi pertama yang gw tonton gw jadi susah pindah ke lain hati. Gw terlanjur jatuh hati sama Onizuka yang diperankan oleh Takashi Sorimachi. Tapi berhubung drama 1998 banyak mengalami penyesuaian dan buat kalian yang lebih prefer versi mendekati komiknya mungkin akan lebih tertarik remake nya. Karena remake nya memang hampir mendekati komiknya dari segi ekspresi juga dan itulah yang membuat versi remake nya bernilai positif, gw suka ekspresi onizuka di sini hahahaha. Buat kalian yang sudah membaca komiknya dan merasa terlalu keras dan vulgar, tenang saja buat drama tahun 1998 sudah banyak diperhalus dan cukup nyaman dinikmati semua anggota keluarga. Komedi nya juga ringan dan menyenangkan. Yah, takashi sorimachi memang ganteng. Bahkan gw dulu sampai bikin pin muka Takashi Sorimachi loh saking terkesima nya sama aktingnya jadi Onizuka ahahahaha *dilemparsandal. Poster Takenouchi Yutaka di kamar nya Fuyutsuki-sensei juga ganteng hahahaha *salah fokus.
Jadi siapa yang mau diajar sama guru bersenyum tengil ini? *ngacungtangan hahaha
Aniwei, drama ini sangat layak ditonton. Apalagi yang gak suka drama mainstream dengan genre romance berlebihan. Hahaha.

Happy sunday, and happy watching :)
Genome Hazard yang dalam katakana ditulis ゲノムハザード atau mumyeongin (무명인) yang berarti tanpa nama dalam korea. Merupakan film Jepang-Korea yang dirilis pada tahun 2014. Film yang di direktori oleh Kim Sung-Su merupakan film adapatasi dari novel yang ditulis oleh Shiro Tsukasaki. Yup, film ini mengambil seting di dua negara yaitu Jepang dan Korea. Pemeran utama film ini siapa lagi kalau bukan Nishijima Hidetoshi. Dalam film ini Nishijima-san beradu akting dengan beberapa aktor dan aktris korea, salah satunya adalah lawan mainnya Kim Hyo Jin. Ini bukanlah yang pertama kalinya Nishijima-san beradu akting dengan aktris negara ginseng, dalam drama lain di tahun 2011 Nishijima-san juga beradu akting dengan Kim Tae Hee dalam drama berjudul Boku To Star 99 Nichi. But, for now let's skip that.

Kali ini saya akan bercerita mungkin lebih tepatnya mengenai film yang berjudul Genome Hazard. Film ini merupakan film sci-fi menurut saya. Walaupun ada juga yang bilang bahwa ini merupakan thriller medical.  Nah sebelum membahas lebih lanjut sebaiknay kita lihat dulu trailer dari film ini.

credit: Lotte Entertainment (International) @Youtube  


Ishigami Taketo (Nishijima Hidetoshi) merupakan seorang seniman yang bekerja di sebuah perusahaan desain. Kisah dibuka dengan pemandangan sebuah tamand an seorang pria berbaju compang-camping berjalan terseok-seok sembari memegang sebuah buket bunga. Kisah berlanjut ke hari sebelumnya seorang pegawai membawakan hadiah yang merupakan hadiah ulang tahun Ishigami dari sang Istri sebuah hadiah yang diselipi kartu ucapan dalam bahasa korea yang anehnya dapat dimengerti oleh Ishigami. Mendapatkan hadiah dari sang istri membuat Ishigami bergegas pulang dari kantornya. Setibanya di apartemennya ia mendapati lilin dengan susunan unik di tengah ruangan.

Dengan hati bahagia ia menyalakan lilin tersebut satu persatu sambil mencari istrinya, tapi sang istri tak muncul. Ia mendapati sang istri tergeletak di bawah lukisan yang ia buat. Melihat darah sang istri ia pun panik. Telepon berdering, Ishigami mengangkat telepon tersebut yang ternyata dari sang istri yang mengatakan ia tak akan pulang dan menginap di rumah orang tuanya. Masih tak tau apa yang terjadi ia bingung karena mayat istrinya masih berada di depan matanya sementara 'istrinya' di saat yang sama meneleponnya. Ketukan di pintu apartemennya membuat Ishigami membuka pintu, tamunya ternyata adalah pria berbaju hitam yang mengaku polisi. Pria-pria tersebut memaksa masuk, tetapi saat mereka masuk mayat sang istri sudah tak ditemukan. Dengan alasan mencurigakan pria tersebut membawa paksa Ishigami pergi.

Di tengah jalan Ishigami berhasil kabur dan bertemu dengan Kang Ji Won (Kim Hyo Jin). Kang Ji Won adalah seorang polisi korea yang tengah menyelidiki kasus, tetapi klien yang melaporkan kejadian tersebut tidak dapat dihubungi. Binggung karena tidak tahu apa yang terjadi pada Ishigami dan merasa kasihan Ji Won membawa Ishigami pergi, tetapi ternyata keberadaan mereka berhasil dilacak pria berbaju hitam. Ishigami kabur sendiri membawa mobil Ji Won, padahal ia mengaku tak bisa membawa mobil. Berhasil kabur Ishigami menuju sebuh lab mengambil zat kimia yang entah mengapa ia tahu fungsinya dan mengambilnya untuk mengobati lukanya.

Ia kembali bertemu dengan Ji Won. Dengan tingkahnya yang mencurigakan ia mulai merasa aneh dengan Ishigami. Ishigami pun mulai melupakan hal-hal yang berkaitan dengan dirinya. Bahkan baik teman maupun rumah orang tua istrinya ternyata tidak nyata. Kian hari ia semakin tidak mengetahui siapa dirinya.

Merasa semakin terasing dengan dirinya sendiri ia dan Kang Ji Won berusaha mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Dalam perjalanan ia menemukan seorang pria bernama Oh Ji Woo merupakan ahli kimia yang berasal dari korea, yang ternyata pria terebut merupakan alasan pria berbaju hitam itu mengejarnya.

Apa yang terjadi pada Ishigami? Siapakah Oh Ji Woo?

Secara garis besar ini film sangat menyenangkan untuk ditonton walaupun di sana sini banyak yang mengganjal. Tapi melihat Nishijima Hidetoshi ngomong pake bahasa Korea dan tentunya action dia di film ini bikin saya makin kagum sama om ganteng ini. Apalagi pas adegan balapan di jalanan korea itu loh aduh jadi greget saya hahaha.
(sumber: google image)
Jadi menarik bukan untuk disaksikan? Hahaha