Kata dosen saya di mata kuliah perlindungan hutan, untuk menjadi rimbawan setidaknya kita minimal bisa menguasai 4 elemen. Terdengar kayak avatar ya? Haha. Tapi memang dalam kehutanan terdapat 4 elemen yang setidaknya harus kita bangun sebagai dasar supaya bisa membuat sustainable forest mangement atau biasanya disingkan SFM. Dan nantinya 4 elemen ini bakal kita sangkut pautkan untuk kebutuhan fauna, flora, manusia, serta lika - liku sosial di dalamnya. 

Kalau boleh saya jujur, ternyata kehutanan gak semudah yang dibayangkan. Mungkin ada yang masuk kehutanan karena kita suka terhadap alam, tapi nyatanya ilmu kehutanan gak sesederhana itu. Kalau kita hanya menekankan pada kepentingan alam tanpa mengindahkan kepentingan hidup kita artinya kita udah berlaku biosentrisme. Tapi di sisi lain kalau kita egois dan lebih mementingkan diri kita sendiri udah antroposentrime namanya. Di dunia ini segala sesuatu yang berlebihan memang gak pernah baik.

Misalnya aja kayak yang diterangin dosen bagian perencanaan kehutanan tadi. Kita bisa aja punya alat pemetaan super canggih, tenaga handal kompeten dengan otak encer, dengan theodolit yang mahalnya selangit serta pengindraan jarak jauh super hebat. Tapi pemetaan ini gak akan efektif seandainya ada hak - hak ulayat yang tersangkut di dalamnya. Bangsa kita apalagi yang suku pedalaman udah dari dulu menetap di sini. Mereka bergerak satu bersama alam. Kita belum tentu tahu dalam suatu luasan hutan yang akan kita petakan adakah desa di dalamnya atau tidak. Untuk itulah diperlukan survei agar tidak terjadi bentrokan kepentingan. Bagaimanapun juga mereka yang telah terlebih dahulu ada di sana haruslah kita hormati adat istadatnya, bukan malah kita injak - injak.

Begitu rumitnya konsep kehutanan. Karena dalam kehutanan tidak sekedar mengerti pohon apa dan bagaimana memanfaatkannya. Ada hal lain yang perlu diperhatikan. Misalnya fauna dan flora yang mendiami serta hubungan timbal balik diantara mereka. Kita juga perlu mengerti tentang konsep ekonomi nya, karena ekonomi kehutanan beda dengan ekonomi biasa. Saya agak lupa, tapi seinget saya pasa baca buku soal SFM ada perbedaan dalam grafik equilibrum ekonomi kehutanan. Antropologi dan komunikasi juga perlu digiatkan, karena bagaimanapun juga masyarakat lokalah (indigenous people) yang paling mengerti keadaan hutan mereka. Justru yang merusak hutan adalah para transmigran, serta para pengusaha dengan alat - alat super canggih mereka. Kartografi juga hal penting dalam hutan, tanpa kartografi kita tidak dapat mengetahui bagaimana cara memetakan hutan. Kimia juga hal yang penting dalam kehutanan, karena pada dasarnya dalam melakukan produksi hutan kita akan sangat terkait dengan hal - hal yang berbau kimia. Arsitekturdan teknik sipil juga, bahkan dalam materi ajaran departemen hasil hutan terdapat materi bangunan kontruksi kayu. 

Kalau saya jabarin satu - satu gak akan ada habisnya apa itu kehutanan. Yang jelas hutan adalah penyokong hidup kita bukan? Karenanya penting bagi kita untuk menguasai aspek aspek yang berkaitan dengan hidup. Sulit karena kemampuan kita terbatas, tapi fokus pada apa yang kita bisa dan minati setidaknya akan membuat perubahan bagi hajat hidup manusia. Yah walaupun sedikit.

Oh iya, hampir lupa nyeritain soal apa yang dibilang pak dosen perlinhut. jadi kenapa kita mahasiswa kehutanan dibilang penguasa 4 elemen adalah karena memang di kehutanan terdapat 4 materi kuliah yang masuk ke ranah 4 elemen tersebut. Nih gw list ya
  • Udara: Klimatologi (materi interdept dari GFM buat departemen MNH dan SVK)
  • Api: Kebakaran Hutan (materi kuliah SVK di semester 6, gw ambil buat sc hehe)
  • Tanah: Pengantar ilmu Tanah (materi interdept dari MSL buat departemen MNH dan SVK)
  • Air: Pengelolaan ekosistem hutan dan Daerah Aliran Sungai/DAS (materi kuliah MNH semester 6. Bahkan di MNH ada sub bidang untuk skrpsi yaitu Hidrologi dan DAS)
Haha itu cuma iseng doang kok. Tapi lulus fahutan (amin) saya jadi penguasa elemen nih. Semua udah saya ambil secara kebetulan, tinggal DAS aja nih yang belum. Aniwei apapun bidang ilmu kalian, gali dan cermati dengan serius. Gak perlu bisa semua yang penting kuasai satu, tapi bener - bener ya. Jadikan ilmu kita bermanfaat bagi orang di sekitar kita. Yah lingkup luasnya sih bagi hajat hidup manusia. 

Jaa, ayo semangat menjadi pribadi yang bermanfaat bagi sesama~ :)
Ayo bagi kalian yang suka panjat memanjat, diikuti lombanya yaa.
Bagi yang berminat silahkan hubungi contact person yang tersedia~  
(promosi kegiatan temen) heehe


Sekarang sudah tanggal 4 maret ternyata. Dan gw lupa bahkan melewati tanggal 1 maret dengan biasa aja. Padahal tanggal 1 maret kan hari pancasila ya. Anehnya gw ngerasa miris. Gw bisa inget ulang tahun temen gw hari ini, gw bisa inget tanggal anniversari keluarga kedua gw, gw bisa inget tanggal jadian temen gw, tapi buat hari bersejarah ternyata gw nol besar.


Bangsa yang besar katanya bangsa yang menghargai sejarahnya. Gimana mau menghargai bahkan gw aja gak inget sama sekali. Orang - orang di sekeliling gw juga tampaknya gak terlalu ambil pusing. Gak ada yang mengingatkan, atau mungkin mereka pun tidak ingat?



Aneh, apa kemampuan kita sebagai bangsa ini dalam menghargai sejarah masa lalu semakin berkurang. Tau itu aja gw kok sedih ya. Gw juga gak bisa sok suci karena gw juga gak bisa inget tenang tanggal - tanggal itu. Miris ya. Kalau artis ulang taun kita rebutan bikin hastag di twiter, tapi coba deh kalau ada perayaan sejarah ada yang buat gak ya? Kalau ada paling cuma segelintir orang. Kita nol besar dalam hal saling mengingatkan hal - hal semacam ini. Kadang gw mulai berpikir apa kita hendak mendirikan sebuah negara yang lepas dari siapa diri kita pada awalnya? Sejarah kita lupakan (bahkan gw juga mulai lupa), hak - hak ulayat mulai ditabrak. Aneh. Lalu untuk apa pelajaran sejarah yang gw dapetin selama 12 tahun masa sekolah gw? Makin heran dan gw makin gak ngerti.

Alasan lupa biasanya adalah gak terbiasa. Gw akui gw gak terbiasa mengingat hal - hal semacam tersebut. Alasan kita terbiasa juga biasanya karena ada perayaan, tapi peristiwa sejarah jarang ada yang bikin perayaan atau apalah kegiatan memperingati. Bahkan akhir - akhir ini ge ngerasa agustusan cuma kaya tanggal merah di kalender atau ajang acara ha ha hi hi di tv. Gw mulai gak nangkep makna kesederhanaan dari bangsa ini. Bukannya kuno atau gimana, tapi ya rasanya semakin kita lupa akan sejarah, nilai kesederhanaan kita makin ilang aja. Padahal ada hal - hal yang gak terbeli oleh materi.

Haa~ mulai ngeluh lagi. Yah gw juga termasuk generasi muda yang gak tau diri yang bahkan lupa tanggal 1 maret itu ada apa, tapi gw gak mau sampai lupa. Jangan sampe gw lupa, jangan sampe gw kehilangan makna sejarah. Semoga saja..