Jalanan kota jakarta yang semula lengang perlahan lahan mulai dipadati kendaraan yang saling berpacu. Jalan yang tadi nya dapat dilalui 100 km/jam semakin siang jalan itu jadi hanya dapat dilalui dengan kecepatan 20 km/jam. Baik mobil dan motor kini bergerak merayap. Keramaian seperti ini merupakan pemandangan biasa di pagi hari ketika masyarakat berlomba lomba menuju tempat tujuannya. Mereka yang pergi untuk bekerja dan juga ke sekolah, semuanya berusaha untuk dapat sampai tepat waktu.

Akan tetapi, datang tepat waktu tentunya hal yang sulit di Jakarta dengan kemacetan yang selalu menghiasi jalan jalannya. Bangun lebih pagi merupakan hal yang harus dilakukan agar tidak terlambat. Mengurangi kuantitas mobil dan motor di jalanan dengan menggunakan transportasi umum sebenarnya dapat dijadikan salah satu solusi, tapi apa boleh buat, terbatasnya kendaraan umum baik dari sisi kuantitas dan kualitas membuat banyak orang masih memilih menggunakan kendaraan pribadi mereka. Kesabaran pengemudi menyusuri jalan jalan di Jakarta dituntut setiap pagi nya. Sayangnya, tak semua pengemudi memiliki kesabaran yang cukup dalam kemacetan seperti ini.
Saling serobot, dan pelanggaran lalu lintas lainnya banyak dijumpai setiap harinya. Mulai dari menerobos lampu merah hingga menaiki trotoar yang sebenarnya ditujukan untuk para pejalan kaki. Dalam undang undang nomor 22 tahun 2009 pun turut dikatakan bahwa pejalan kaki berhak mendapatkan fasilitas pejalan kaki. Jadi sampai di sini kita dapat mengetahui bahwa trotoar merupakan hak dari pejalan kaki, bukan pengendara motor.

Sebuah cerita menarik diceritakan oleh salah seorang teman. Dia merupakan seorang perantau. Suatu hari ia tengah berjalan di trotoar, kemudian sebuah sepeda motor melintas di jalannya. Ia menegur pengemudi motor tersebut "mas maaf ini trotoar buat pejalan kaki," ujarnya. Lalu sang pengemudi pun membalas "iya, tapi ini jakarta!". Singkat tapi aneh. Dari dialog ini ada pemikiran yang cukup menarik bahwa di Jakarta trotoar juga berfungsi sebagai tempat motor melintas. Bukan hanya itu di trotoar juga tampaknya merupakan tempat parkir bagi beberapa orang.

Jadi untuk siapa trotoar di buat?

Jawabannya untuk pejalan kaki tentu nya, tapi fakta nya tidak demikian. Lagi ketika kesabaran diuji, orang orang cenderung mengabaikan peraturan yang telah dibuat. Perangkat perangkat yang disediakan demi ketertiban dilanggar dengan berbagai alasan. Semuanya tampak halal karena ini Jakarta. Walaupun memang hal semacam ini tidak selalu terjadi di Jakarta. Alasan dari melanggar peraturan ini kadang tak lebih dari keegoisan tiap individu.

Sampai di sini, di luar dari sisi keamanan, mungkin banyak yang tak tahu bahwa peraturan peraturan itu dibuat melalui proses rapat rapat yang bisa dibilang tidak pendek. Bahwa peraturan yang biasa dilanggar itu sebenarnya dibayar oleh kita. Rapat yang diadakan, dilakukan dengan menggunakan uang rakyat yang didapat dari pajak. Dengan tidak menghargai dan menaati peraturan yang dibuat artinya kita telah dengan sengaja membuang buang uang milik kita sendiri.

Jadi sampai kapan kita akan menganggap enteng peraturan yang sebenarnya berasal dari dana diri kita sendiri? Sampai kapan kita membiarkan ego kita menang? Inilah yang harus direnungkan bersama karena tertib lalu lintas tidak bisa terjadi tanpa kesadaran semua pengguna jalan.
Kali ini saya akan menceritakan pengalaman mengunjungi Suaka Marga Satwa Muara Angke. Kalau dilihat dari lokasi nya mungkin kalian mengira saya ke sana karena ingin melakukan pengamatan burung atau pengamatan hewan lainnya, sayangnya dugaan kalian salah. Saya ke sana karena nyasar. 

Niat awalnya, saya dan teman saya ingin pergi ke Taman Wisata Alam Mangrove yang sama - sama berada di Pantai Indah Kapuk. Sialnya kami berdua salah mereferensi blog sehingga akhirnya kami berakhir di Suaka Marga Satwa Muara Angke (SMMA). Dan yah, akhirnya perjalanan menuju TWA Muara Angke kami tunda hingga waktu yang belum dapat ditentukan.

Awalnya teman saya, Ili menghubungi saya untuk pergi berjalan-jalan. Kami sudah mengenal sejak menggeluti sebuah ekskul pecinta alam di SMA. Berhubung ini minggu terakhir sebelum saya masuk kerja, akhirnya saya mengiyakan ajakannya. Setelah mencari orang sana-sini untuk ikut, dan ternyata tidak ada peminat nya dengan alasan tidak ada uang yang merupakan permasalahan fresh graduate yang sedang mencari kerja hahaha. Akhirnya saya berangkat hanya bersama teman saya saja. berhubung teman saya dari serpong, kami janjian di stasiun cawang dan berhubung saya baru berangkat dari bogor jam 09.00 jadi saya baru sampai di cawang jam 10.00. Dari sana kami menaiki transjakarta menuju Halte Penjaringan.

Berhubung kami berdua tidak memegang uang kami memutuskan untuk mengambil uang dulu di mal terdekat. Akan tetapi, sepertinya saya memang sedang kurang beruntung saya terpeleset menginjak semen basah. Beruntung hanya bagian lutut di celana saya saja yang kotor. Setengah malu, tapi bodo amat soalnya kan saya gak akan sering-sering ke sana hehe. Diiringi dengan ledekan dan tawa teman saya yang terpingkal-pingkal kami menaiki angkot nomor B01 menuju pizza hut di PIK.

Setelah hampir terlewat kami berhenti di Pizza Hut. Dari sana kami berjalan sekitar 500 meter menyusuri jalan utama. Di sebelah kanan jalan akhirnya kami menemukan gerbang tulisan Suaka Marga Satwa Muara Angke. Di situlah kecurigaan saya bermula. Rasa-rasanya tempat tujuan kami Taman Wisata Alam (TWA), kenapa di situ tulisannya malah Suaka Marga Satwa. Tapi berhubung gw gak yakin lokasi tujuan kita TWA beneran atu tidak akhirnya kami memutuskan untuk lanjut. Mungkin buat yang bukan kehutanan, akan bertanya-tanya apa perbedaan kedua hal tersebut, jadi biar saya jelaskan sedikit.

Suaka Marga Satwa, merupakan wilayah yang ditetapkan karena keanekaragaman dan tata keunikan jenis hidupnya, yang untuk kelangsungan hidupnya (ekosistem nya) dapat dilakukan pembinaan terhadap habitat nya. Intinya SM merupakan salah satu jenis hutan konservasi suaka alam, yang keberadaanya ditujukan untuk pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa.

Nah kalau TWA sendiri seperti namanya jelas ditujukan untuk kegiatan rekreasi. Berbeda dengan Suaka Marga Satwa yang keberadaannya ditujukan hanya sebagai pengawetan dan sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan, tanpa kegiatan pemanfaatan di dalamnya. TWA ini memiliki fungsi pemanfaatan, asal dilakukan secara lestari.

Kecerobohan saya adalah walaupun sudah curiga, saya tetap masuk ke sana. Dengan biaya retribusi sebesar 15.000 kami memasuki wilayah SMMA. Betapa kagetnya kami saat masuk kami mendapati jembatan dalam keadaan rusak. Jembatan kayu di sana sudah lapuk. karena peruntukannya sebagai SMMA kami banyak menemukan burung di sana, walaupun memang kami tak tahu apa nama burung-burung tersebut. Teman saya yang penasaran mengenai pohon mangrove, terlihat bingung dan bertanya dimana mangrove nya. Yah walau saya tidak tahu jenisnya tapi saya tahu di sana terdapat pohon mangrove, yang memang kelihatannya sudah cukup tua karena memang cukup besar. Satu-satu nya hal yang membuat saya yakin bahwa itu adalah mangrove karena terdapat akar pasak.
akar nafas yang dimiliki bakau, entah jenis apa *menerawang

Keadaan mangrove di sana bisa dibilang tidak terlalu baik, jadi yah cukup disayangkan sebenarnya, karena justru dibandingkan TWA, harusnya SMMA keadaanya lebih baik lagi kan? Toh SM merupakan tempat habitat dari beberapa satwa dan fauna.

Balik lagi ke pengalaman kita. Jadi berhubung jembatannya sudah lapuk dan bolong di sana-sini kami harus ekstra berhati-hati dalam memilih langkah. Tiba lah kita di ujung jembatan. Sebenarnya itu bukan ujung jalan, hanya saja ada pohon nipah yang menutupi jembatan tersebut. Teman saya menunduk untuk mencari jalan. Alih-alih jalan yang dia lihat malah seekor macaca (monyet ekor panjang) yang tengah duduk di jembatan yang sudah lapuk. Panik, karena teman saya memang takut dengan monyet ia ngibrit. Jelas lah saya ikut panik dan mengekori dia. Dengan keawasan yang tinggi kami menyusuri jembatan lapuk tersebut dengan hati-hati. Penasaran kami berhenti sejenak dan melihat ke belakang. Ternyata bukan hanya satu macaca yang muncul. Ada beberapa macaca, dengan satu ekor macaca besar yang mungkin pemimpinnya. Awalnya kami masih meredakan kaget sambil berdiskusi dan melirik ke macaca yang tengah berkumpul di belakang kami. Tiba-tiba seekor macaca yang cukup besar melompat ke gagang jembatan dan mendekat ke arah kami. Jelas lah kami panik, terburu-buru kami berjalan menjauh. Di belakang kami macaca masih tampak berkumpul, tapi tidak mengejar, yah karena jembatannya memang sudah cukup rusak di sana. Teman saya komplain, "lu anak kehutananan kok taut sih". Saya cengengesan doang, tapi sesungguhnya jawaban gw saat itu adalah, gak peduli lu anak kehutanan atau apa, kalau takut ya takut aja.

Diujung jembatan rapuh ini terdapat macaca ha ha ha *mengingat


Panik, takut, dan bingung campur aduk. Akhirnya kami hanya bisa menertawakan kejadian itu. Kalau ditanya mana foto macaca nya, jangankan memoto, kami bahkan lupa kalau jalan di depan kami rusak dan terus menyusuri tanpa menengok ke belakang. Hehehe.

Akhirnya kami memutuskan menutup perjalanan dengan berfoto-foto terlebih dahulu. Karena kata orang no pict, hoax. Yah walaupun entah siapa yang pertama kali mengumumkan slogan itu. Sebelum pergi kami beristirahat sebentar di pos bapak yang ada di sana, sebelum akhirnya pamit untuk mencari makan.

Walaupun begitu, tak dapat dipungkiri bahwa SMMA ini memiliki potensi yang luar biasa (bagi fauna dan flora) apabila diperbaiki lagi. Saya terkesima dengan burung burung yang dengan bebasnya berterbangan di sana. terlepas dari tau atau tidak nya saya terhadap jenis-jenis mereka. Foto lagi-lagi tidak ada, dikarenakan resolusi dan kemampuan zoom in hp yang terbatas.


Untuk pulangnya kami kembali berjalan ke pizza hut. Dari sana kami menaiki angkot u-11 dan turun di halte transjakarta yang saya lupa namanya apa. Dari sana kami menaiki transjakarta jurusan pinang ranti, dan berhenti di stasiun cawang.

Kecurigaan saya terbukti. Saat pulang saya bertemu dengan tetangga saya yang bekerja di bagian humas kementerian lingkungan hidup dan kehutanan. Ternyata sudah dua hari ini (kemarin dan hari ini) ibu menteri Siti Nurbaya tengah berkunjung ke TWA. Tapi kami tidak melihat ibu menteri. Kalau di logika kan berarti kami terbukti nyasar. Hahahaha. Apa boleh buat, akhirnya kami memutuskan untuk me-reschedule perjalanan kami ke sana. 

Aniwei, tidak ada perjalanan yang tidak layak untuk diceritakan, karena tiap perjalanan memiliki cerita sendiri. A lot of thanks untuk ili, yang udah nyasar bareng ke angke dan yang selalu gw kagetkan karena reaksi gw denger suara gemerisik semak-semak. Ya ini gara-gara macaca dan banyolan kita soal buaya yang bikin gw parno -__-.

Dan sebagai penutup, ini dia teman seperjuangan saya dalam perjalanan absurd ini. Well, thanks a lot bro. Dari dulu lu emang abstrak hahahahaha
Ili
Okay, pada akhirnya saya memutuskan kembali menulis dengan bahasa Indonesia kembali. Kalau lagi pusing sulit untuk menulis dalam bahasa Inggris, bukannya tidak bisa lebih ke sulit konsentrasi, pasti ada saja kata yang tertukar. Lagi-lagi di postingan kali ini saya akan menulis sebuah drama yang pernah saya tonton. Don't get me wrong, walaupun memang akhir-akhir ini saya semakin sering menulis mengenai drama yang baru saya tonton, ini bukan berarti saya leyeh-leyeh. Sebenarnya ini semua merupakan film yang pernah saya tonton, hanya saja saya belum sempat menulisnya. 
(source: google image)
Beauty or Beast (美女か野獣), merupakan drama yang tayang pada tahun 2003. Bagi sebagian orang drama ini mungkin tidak asing, karena drama ini pernah tayang di salah satu stasiun televisi swasta. Apabila dilihat sekilas dari judulnya, mungkin tidak akan terbayang tentang apa sebenarnya drama ini. Drama yang memiliki jumlah episode sebanyak 11 ini, merupakan drama yang memiliki tema jurnalistik. 

Diceritakan seorang wanita bernama Takamiya Momoko (Nanako Matsushima), seorang jurnalis yang bekerja di luar negeri, tepatnya di UNN. Kemampuannya sebagai jurnalis, atau bahkan sebagai 'News Producer' tidaklah diragukan lagi. Hal ini membuat pihak JBC merekrut dia untuk menjadi News Producer untuk acara Evening News. Rating acara tersebut yang tak membaik membuat pihak perusahaan merekrut Takamiya. Takamiya menyetujui penawaran yang ditawarkan sebagai gantinya ia diminta untuk menaikkan rating acara berita tersebut. 

Pada saat hari H kedatangan Takamiya di bandara, pihak JBC menyuruh orang untuk menjemput Takamiya. Akan tetapi, alih-alih menjemput Takamiya, mereka malah menjemput Hiromi Nagase (Fukuyama Masaharu), seorang mantan director di bagian variety show. Nagase tentunya merasa senang dengan sambutan yang diberikan, bahkan ia diberikan ruangan tersendiri. Baru kemudian crew Evening News sadar bahwa yang dijemput oleh mereka bukanlah Takamiya, melainkan Nagase, sesama bawahan seperti mereka. Diluar dugaan ternyata Nagase dan Takamiya saling mengenal. Bukan hanya itu mereka berdua ternyata merupakan mantan kekasih di masa lalu, tetapi keduanya memilih untuk merahasiakan hal ini dari yang lainnya dengan alasan profesionalitas.

Takamiya merupakan sosok yang kuat yang bekerja untuk mencapai tujuannya. Sering kali demi mencapai tujuannya ia kehilangan arah, dan Nagase lah yang menyadarkan Takmiya. hal sebaliknya pun berlaku, saat Nagase ragu maka Takamiya lah yang menyadarkannya. Bahwa tugas seorang jurnalis adalah untuk mencapaikan fakta tidak peduli siapa orang yang terlibat di dalamnya.

Dalam perjalanannya Takamiya berusaha membangkitkan kembali semangat mencari fakta para bawahannya di berita petang. Hal yang ia sadari merupakan kelemahan dari segmen berita tersebut. Sebagian dari mereka sudah mulai kehilangan semangatnya. Kedatangan Takamiya dan Nagase perlahan-lahan mengembalikan makna profesi mereka sebagai jurnalis, dan tentunya juga turut memperbaiki rating. Akan tetapi, kadang tuntutan rating dan fakta kadang tidak beriringan. Tim Berita Petang dihadapkan pilihan apakah harus mempertahankan segmen yang meningkatkan rating atau memberitakan masalah pencemaran lingkungan sebelum pabrik lain mulai dibangun. Akan tetapi, apabila mereka tetap bertahan untuk menyampaikan fakta, dan rating turun maka keberadaan Berita Petang akan ditiadakan.

Bagaimanakah strategi Takamiya menyikapi hal ini? Lalu apakah ia dan Nagase akan berbaikan?
(source: google image)
Hal lain yang merupakan puncak cerita dari drama ini sebenarnya membuat saya merasa terketuk, tapi kalau diceritakan kelihatannya tidak seru juga ya. Intinya pekerjaan jurnalistik adalah pekerjaan dengan persepsi lebih dari satu. Koin bermata dua katanya. Sebagai jurnalis kita dituntut untuk 'cover both stories', berita yang harus berimbang. Di lain pihak keberadaan jurnalis bisa dibilang baik dan buruk dalam waktu bersamaan. Semuanya tergantung perspektif.

Jujur saja, ini merupakan drama yang saya tonton waktu saya masih di bangku SMP. Salah satu drama yang menginspirasi saya untuk bergerak di bidang jurnalis. Bukan hanya drama ini sebenarnya, drama pertama yang saya tonton berjudul Anchor Woman, tapi berhubung ini merupakan drama lama, mencari video dengan resolusi bagus benar benar sulit.

Aniwei, alasan kembali mereview drama ini adalah karena walaupun ini merupakan drama lama, patut diakui bahwa ini merupakan drama yang bagus. Makna yang disampaikan juga cukup baik. Bahwa yang namanya kebenaran berhak untuk diperjuangkan. Kalau harus berbicara mengenai kelemahan, tentunya sudah sulit. Ini merupakan film lama tentunya banyak hal yang saya rasa sudah tidak cocok lagi di mata saya, tapi saat saya menonton dulu, tak ada masalah dengan ceritanya. Tapi ceritanya bisa dibilang tidak terlalu berat, buat saya. Patut disayangkan mengingat artis dan aktor yang bermain di film ini merupakan artis/ aktor yang benar-benar hebat, seperti Nanako Matsushima (GTO), dan Fukuyama Masaharu (Galileo). Klimaks dari film juga mengikuti ritme film jepang pada jaman dahulu seperti biasanya, awalnya tidak berhubungan kemudian di dua episode terakhir jadi berhubungan. Intinya konflik yang mendalam baru muncul di episode terakhir.

ジャー楽しみましょお!

Karena jurnalis ada untuk menyampaikan fakta :)
I've been thinking to write about this movie, I always forget to write this. This one also was an old drama, but I'm sure this one is an interesting movie to watch. This drama has a dark plot inside it. Although the title is Last Friends, I could say that the ending is not really bright. And some conflict you will see in this drama really hard to digest. I mean there are violence described in this drama and beside that the love story also seems complicated. But after all this drama made me addicted to watch until finish. Not only because this drama full of great actors and actresses, but also the plot is really clean. No wonder it can achieve ratting 17.7 in average (source: dramawiki). 

Many review and award given for this drama. 1st Tokyo Drama Award give this drama as best Youth Drama, and Ueno Juri Awarded as Best Actress. 12th Nikan Sports Drama Grand Prix awarded Ueno Juri as Best Actress and Ryo Nishikido as Best supporting Actor. In  57th television drama academy award it receive a lot of award there are best drama, Best Supporting actress Ueno Juri, Best Supporting Actor Ryo Nishikido, best director Kato HiromasaNishisaka MizukiEndo Mitsutaka, best script Asano Taeko, and best theme song "Prisoner of Love" sung by Utada Hikaru. (source: dramawiki
(source: google image)
The plot revolved around Michiru Aida (Nagasawa Minami). Michiru Aida is just a plain normal girl who work at a salon. She has a boyfriend who works in child welfare division and planning to move to his apartment Oikawa Sosuke (Ryo Nishikido). She accidentally met with her high school Kishimoto Ruka (Ueno Juri). This reunion off course made Michiru happy. Living with the one she loved and meeting with her best friend is the best gift she had. But her boyfriend didn't seem to like Ruka. He get jealous of her. And what Michiru didn't know is her boyfriend is an overprotective type. He easily lay hand on Michiru. 

Michiru come from unhappy family, her mother usually bring man to home, in work she always bullied. She always think that if she wait someday happiness will come. She feel that she share the same feeling with Sosuke. Sosuke, despite his violence actually he just afraid to be left. The memories of past made him an overprotective person so that he didn't loose anyone, but what he has done made Michiru suffers.

With Machiko being abused, Haruka get mad at Michiru's boyfriend. She asked her to move out to her dorm, a mixed dorm. But Michiru is to naive, she still think that her boyfriend will change. But she wrong, her boyfriend didn't permit her to work again although becoming a beautician is her dream. He didn't even permit Michiru to hang out with Ruka. Seeing bruise all over Ruka, Mizushima Takeru (Eita), Takigawa Eri (Mizukawa Asami), and Ogura Tomohiko (Yamazaki Shigenori) who were in dorm can't stand it. And trying to protect Michiru.

Looking how care Ruka to her friend, Takeru grow a feeling to her. And Ruka seem to enjoy herself around Takeru too. Like the others Takeru has a guilt of the past that made him afraid of the opposite gender. But being with Ruka seems didn't affect him. He didn't know that Ruka hide some secret with her. A secret that her parents didn't even know. A secret that made Sosuke who realized it, get jealous of her.

Eri was a stewardess and Ogura was a pilot. Eri who hasn't a man meet with Ogura who is his work colleague. Ogura is a pilot who has a family problem. Being betrayed by his wife that has an affair he decided to move out to dorm. Ogura and Eri shared a feeling too, although they seems love each other Ogura didn't have a courage to divorced his wife.

As the stories goes on, finally Michiru decided to break up with Sousuke, and leave with the others. But the happiness didn't last long. Sosuke always stalk Michiru. To protect her, Takeru decided to accompany Michiru. And Michiru fall in love with him, without knowing that Takeru love her friends, Ruka. He accidentally met Sousuke and said to him that she already has someone to love. This made Sosuke jealous. Sosuke beat up Takeru in his way home. This made Takeru's hand injured and made him can't work. Though that time Takeru finally receive a bigger job as a makeup artist that was his dream. Michiru think it is her fault and decided to go back to Sosuke.

In the end, how will Machiko and Sosuke relationship will go? Will Ruka able to receive the feeling of Takeru? And what secret did Ruka hide? And will Ogura decided to divorced his wife and leave with Eri?


(all image source: google image)
This one is a heavy drama. Ryo Nishikido who play as Oikawa Sosuke, really did a great job! He has a feel like psychopath in this movie. I always respect him as a member in Kanjani8, but this drama make me respect him as an actor also. You will know when you watch this movie that he was over load with charisma. And because of his role in this drama he got awarded as best supporting.

Another great act was coming from Ueno Juri. Well, she is out of the question about how she act. Since I watch her performance in Nodame Cantabile, I began to admire her. I really can't wait to see her new drama with TOP 'big bang'. I want to see her ability to act with other language.

Although I can't describe all of the actor and actress, everyone really did a good job too. Eita and Mizukawa Asami is admirable as usual~~ Unfortunately they didn't play as a couple again in this drama like in Nodame. Well I admire them since Nodame Cantabile too, while they playing with Ueno Juri. Eita also was one of my favorite actor. He always play many different character.

If I must talk objectively than I will say this is a really good drama. The only weakness I see is some of stories seems didn't described well. Yah I mean the stories about Takeru past. I know what it is, but I felt it isn't too detailed.

After all, if you want to watch a romance genre but too tired to watch an usual love genre that this drama can be the solution. Although it's about romance the plot will still ask you to think about this drama. Especially about violence that seems happened to children.

Jaa, happy watching~~ :)
Well, this is not new drama actually. I just seen it recently, actually finished it in one minute ago hahaha. And again I will write about this drama in English. Recently it become a habit of mine to write a post in English, I also do the same in my other account. Since English is not my native language, I'm sure there will be many incorrect grammar and spelling, like I always do. So sorry about that.

Jaa, in the first place I didn't plan to watch this drama. I already have to go to work, beside that there are a lot of dramas and movies that already listed in my waiting list. And yah, Ryuhei Maruyama (Kanjani8) brought me to watch this. To be the truth, I am not a fanatic fan of movie or drama that stared JE's idol in it. No offense. I just have my own favorite actress and actor. I prefer seeing some them on stage rather than in drama or movie. Well, although I admit that some of them really did great in their drama/ movie. Especially Ikuta Toma, haha he is basically actor after all, no wonder his act made me fall in love in the first sight. But well, for this drama I admit Maruyama-san really fit with the character *grin. I almost laugh for all of the episode.

Back to the topic, Boys On The Run is a drama that was adopted from manga that had the same title. Actually it had the movie version, but for this post I will talk about drama version that was aired in tv asahi in 2012. It has 9 episode, it's not that long to watch~

The story developed around a man named Tanishi Toshiyuki (Maruyama Ryuhei), despite his age in 27, he still didn't accomplished anything. Living without goal, and he even still a virgin (apparently in Japan it is a rare thing). He worked in a small capsule toy company. In that place he met Uemura Chiharu (Akina Minami) whom made him completely fall in love with. But he didn't have courage to confess to her. And he didn't even try. He really into por* video and s** call (sorry to censored this, I just didn't want my blog pop up because of a 'strange' keyword). He successfully asked a girl to go to l*ve hotel, but instead a beautiful and sexy woman, he get a scary woman. He got dragged to a room, but he didn't get energized at all. The woman ask him to leave, and of course Tanishi really happy about that. Seeing his expression changed from not happy to happy, the woman got upset and punch him. And off course Tanishi was chased by that woman. He accidentally drop his wallet, and a woman named Hana Ooiwa (Airi Taira) took it. She wanted to give it back to Tanishi so she chased after him, but Tanishi too scared to even look who was chased after him. He throw tantrum, reflex Hana punch him and Tanishi blacked out.

The next day, miracle happened Uemura suddenly talk to him. He even can go for a date with her. But things didn't go as smooth as he planned. Because of his cowardly character, he almost sacrifice Uemura to a gangster, luckily Hana who was really good at boxing was around that place, than she save Uemura. But after all of this accident Uemura still hooked to Tanishi, and they eventually kissed. 

In work, Tanishi was work in a small company which didn't have fighting spirit. They have a company rival called Mammoth. When Tanishi deliver the toy to the sop, he met one of worker that work in Mammoth, Aoyama Takahiro (Takumi Saito). And they became friend. Because of his naive and innocent character he always talked to Aoyama about everything, especially about his relationship with Uemura. In a mean time he also be friend with Shiho (Eriko Sato) Uemura's next door neighbor who always cheer up for him. 

Will Tanishi able to going out with Uemura? Or maybe there will another twist in the end? 

And well, that's the spoiler. I prepared the story longer than this, but if I do so then I will tell half of the story. Just enjoy it by yourself~

The main point of this story is about a man who still acted like a boy. He always running away every time he face a trouble. He didn't even try to sacrifice something in order to protect something important to him. He always run every time he in pinch. But, although that, he really has a kind heart. He always give his best to make other happy. In my own stand point, this drama is really worth to watch. It's true that the genre is comedy, but it doesn't mean this drama has lost its meaning. It teach us how to not running away in life because once you running away you will keep running away in your whole life. And without you noticed you will become a person who lost the meaning of life, the meaning of dream. Of course someday you will fail, but it doesn't mean your efforts is a waste. If you keep going on and don't run away, someday you will find your own way. And in that journey, it's important to be honest and kind to others. Although they maybe hurt you in past, becoming a forgiving is better than a spiteful person. So that even if you fail, you will be still winning.

This drama really got me. I almost run. I don't know if this is a good choice, but like Shakespeare said there's nothing good or bad, but thinking makes it so.

Well let's enjoy the drama~~