Kebisuan semesta

Gara - gara ngebahas soal misteri tiba - tiba gw jadi inget sama puisinya Soe Hok Gie masa. Ahihi setiap inget tuh puisi ingin rasanya naik gunung lagi, ngerasain hawa sejuk pegunungan dan juga lelah yang bikin sebel dan bikin pengen turun aja -____-. Kalo udah naik tuh pasti bawaannya pengen udahan, pengen pulang, capek, dan entah kenapa tuh jalan setapak yang kecil kok gak beres - beres mana nanjak lagi jalannya. Capek capek dah, tapi kalo udah sampai di atas kebayar udah perjuangan gw. Bikin gw inget di dunia ini gak ada yang sia - sia, yang bikin semua terlihat sia - sia itu mindset kita. Pada dasarnya Tuhan gak mungkin menciptakan sesuatu tanpa makna sih yaa. Hmmm, okelah seperti apa yang telah diajarkan alam berapapun nilai fisika yang gw liat nanti hadapi dengan senyuman aja :). Moto gw tiap ujian >>yang lalu biarkanlah berlalu~~. Daripada ngegalauin nilai mending atur strategi buat nilai - nilai selanjutnya. Yah, tapi tetep aja gw khawatir nilai fisika gimana haduh - haduh galau dah nih malem. Cari pelampiasan aja dah ngapain ya? Ngegambar, nulis opini, atau nulis puisi, atau guling - guling aja hahaduh -_____-.

Well, sebelum beranjak malam ini sepenggal puisi dari Soe Hok Gie, enjoy then~

Senja itu,
Ketika matahari turun ke dalam jurang-jurangmu
Aku datang kembali ke dalam ribaanmu
Dalam sepimu dan dalam dinginmu

Walau setiap orang berbicara tentang manfaat dan guna,
Aku bicara padamu tentang cinta dan keindahan,
Dan aku terima kau dalam keberadaanmu
Seperti kau terima dalam daku

Aku cinta padamu, Pangrango yang dingin dan sepi
Sungaimu adalah nyanyian keabadian tentang tiada,
Hutanmu adalah misteri segala
Cintaku dan cintamu adalah kebisuan semesta

Malam itu,
Ketika dingin dan kebisuan menyelimuti Mandalawangi,
Kau datang kembali berbicara padaku
Tentang kehampaan semua

Hidup adalah soal keberanian,
Menghadapi tanda tanya tanpa kita mengerti
Tanpa kita bisa menawar
Terimalah dan hadapilah

Dan diantara ransel-ransel kosong dan api unggun yang membara
Aku terima ini semua
Melampaui batas hutan-hutanmu
Melalui batas-batas jurangmu

Aku cinta padamu, Pangrango
Karena aku cinta pada keberanian hidup

~*Soe Hok Gie*~
   [19 Juli 1966]

0 talks: