Kepastian = Ketidakpastian

Manusia selalu bertanya tentang masa depan. Berusaha mengintip nakal masa depan dan menyingkap tabirnya. Tapi untuk apa? Kita selalu penasaran tentang segala. Apa besok nilai kita akan bertambah? Apa besok gaji akan naik? Apa besok akan mendapat pekerjaan? Apa dia menyukaiku? Apa besok kita masih bisa tertawa? Sampai kapan kita hidup? Apa hidup ke depan akan lebih baik? Selalu bertanya tentang masa 'esok'. Berusaha mengintip nakal lewat ramalan - ramalan yang tak pasti. Berusaha memastikan masa depan yang tak pasti. Lalu mengapa? Bukankah hidup memang serba tak pasti. Toh, mencari tahu pun tak ada guna sebab masa depan kita sendiri yang mengukir.

Berusaha melampaui batas yang seharusnya dan terus mengintip masa depan lewat celah terkecil sekalipun. Apa hari ini sebegitu tak pentingnya kah sehingga ingin kita men'skip' ke masa depan? Toh masa depan juga tak pasti. Masa depan itu jalan yang kita pilih bukan? Ya berarti untuk apa kita menerobos melihat takdir ke depan kalau toh kita bisa menorehkan apa yang kita inginkan untuk masa depan. Seperti menabung sedikit demi sedikit lama - lama menjadi bukit. Begitu pun masa depan bukan? Sedikit demi sedikit hari ini kita torehkan untuk masa depan. Lalu mengapa kita berusaha menembus batas penglihatan?

Layaknya novel misteri sedikit demi sedikit yang terungkap menggelitik rasa akan sebuah rahasia akan jawab. Itu yang membuat novel misteri begitu layak dinanti bukan? Tak ada yang membaca dari depan ke belakang. Dengan sabar dan rasa ingin tahu kita membaca chapter per chapter. Membaca rentet kisahnya hingga sampai pada suatu konklusi. Begitu pula hidup bukan? Lalu mengapa kita dengan tidak sabarnya berusaha mengintip masa depan? Itu adalah ranah tak terjamah yang dipersiapkan untuk sebuah konklusi, klimaks cerita yang begitu dinanti dan kita sekarang dituntut menyusun alur ceritanya. Tak ada salahnya bukan bersabar dan menanti karena masa depan memang begitu adanya. Menyingkap sedikit demi sedikit ceritanya dengan nakal. Hingga kita merasa gregetan untuk membukanya satu persatu. Itu semua proses. Memaknainya dan meresapi alurnya perlahan hingga akhirnya sebuah konklusi akan menanti di waktu mendatang.

Jadi hidup itu ketidakpastian yang kita torehkan. Hahaha. Aneh. Manusia menginginkan kepastian padahal mereka yang mengguratkan ketidakpastian. Jadi sebegitu pentingnya kah sebuah kepastian. Padahal ketidakpastian bermula dari kita. Dari aku dan kau. kalau begitu bukankah kita tak perlu meragu toh semua ini adalah ketidakpastian. Untuk apa meragukan ketidakpastian karena memang itu tak pasti. Ha! Ternyata masa depan adalah ketidakpastian. Begitu rupanya. Bermimpi pun tak masalah bukan karena tak ada batas kaku dalam masa depan. Batas itu hanya dalam pikir. 

Daripada melihat ramalan yang tak pasti itu, bukankah lebih baik kita bermimpi? Memimpikan yang terbaik bagi hidup kita lalu kemudian mewujudkannya dalam nyata. Tapi seperti yang barusan gw bilang hidup ini gak pasti. Ini menurut gw. Terserah menurut lo. Toh hidup ini gak pasti. Daripada membuat batas dalam hidup gw lewat ramalan - ramalan aneh begitu mending gw buat aja masa depan tak terbatas dari imaji gw. Daripada mengintip masa depan lebih baik gw mengukir masa depan. 

Ini hidup bukan? Karenanya tak ada yang pasti selain ketidakpastian itu sendiri

Ini hidup bukan? Karenanya kita menorehkan ketidakpastian dalam lembar catatan kita

Ini hidup bukan? Maka bermimpilah karena masa depan itu masih berada dalam gamang yang tak pasti

--------------------------------------------------------------------------------------------
Sapa Hujan dan Tanah

Dan kala hujan turun kita meratapi air yang mengalir lewat sulur - sulur tanaman itu
Perlahan hingga menggenang dalam tanah
Lebur bersama tananh hingga becek lengket terinjak kaki
Kaki yang terus melangkah yang dalam telapaknya tersimpan berjuta cerita
Apakah lumpur yang terinjak masih sama dengan hari lalu?
Atau hujan rupanya membawa air yang lain, menjadikan lumpur yang berbeda?
Kita tak tahu
Hanya menerka, menciptakan intuisi
Mereka yang mengaku mengetahuinya adalah seorang pembohong
Terkecuali mereka mampu bersapa dengan hujan dan tanah

0 talks: