Lingkunganku, Lingkungan Internasional ...

Spaming lagi deh, iseng aja biar temen - temen gw yang liat isi blog ini kagak bingung. Hahaha. Sekalian ngasah hobi gw di bidang jurnalistik.

Sekarang ini semua universitas berlomba – lomba memasuki tingkat internasional. Banyak hal yang mereka lakukan agar peringkat mereka naik di mata internasional. Hal ini bagus sekali  karena dapat memperbaiki nama Indonesia di mata Internasional. Akan tetapi, jujur saja ada yang saya sedikit sayangkan. Mereka memang berlomba – lomba untuk memeprbaiki segala kualitas dari universitas mereka, tetapi mereka kelihatannya kurang memperhitungkan lingkungan sekitar mereka.

Bagi saya menjadi universitas yang berprestasi baik di mata internasional tidak selalu harus dengan memperbaiki kualitas dari hal survey. Daripada itu saya lebih memilih dan menghimbau agar universitas tersebut memperbaiki lingkungannya. Di mata saya universitas bertaraf internasional haruslah sebuah universitas yang tidak hanya baik dalah hal kualitas akademik, dan lulusannya, tetapi  lingkungan sekitarnya haruslah masyarakat yang bermartabat tinggi dan berintelektual tinggi. Bermartabat dan berintelektual tinggi tidak harus orang yang memiliki duit banyak, masyarakat biasa juga bisa. Nah, di sana lah peran universitas untuk mebina masyarakat berintelektual dan bermartabat tinggi. Segala aspek kehidupan harus diperbaiki agar masyarakat sejahtera. Kebersihan, kesjahtraan dan ketaatan terhadap aturan harus ditingkatkan.

Dengan meningkatkan hal – hal kecil seperti ini universitas tersebut tentunya akan terkenal dengan sendirinya di mata dunia. Memang mengarahkan orang Indonesia itu lebih sulit dibanding orang eropa atau Jepang. Wajarlah~ pendidikan di negara kita masih tidak menyeluruh. Akan tetapi, coba deh pikir kalo kita bisa merubah semua itu dengan tantangan yang tidak mudah pula, tentunya dunia bakal lebih menghargai itu. Secara otomatis dunia juga akan mengakui kualitas kita tanpa perlu kita mengumbar kelebihan kita.

Sebagai mahasiswa di situ lah tugas kita. Itulah alasan kita menuntut ilmu, sekaligus alasan kita mengikuti kegiatan mahasiswa. Kalau bukan kita, siapa lagi? Masyarakat butuh kita, mereka tidak mengerti karena tidak ada yang mengajari. Sebagai mahasiswa yang berintelektual tinggi rasanya tidak bijaksana kalau selalu menuntut pemerintah. Alangkah lebih baiknya kalau kita membantu pemerintah dengan cara bergerak membangun lingkungan di dekat kita.

Mungkin sulit ya? Tugas udah banyak harus ditambah ngurusin orang lagi. Hei, kita hidup bukan untuk kita sendiri loh. Kalau memang gak bisa, bisa aja kan kita ngelakuin hal kecil – kecil aja. Misalnya kalo lagi diangkot, ajaklah iseng ngobrol ama yang ada di deket kita, ntah siapa mau sopir atau penumpang atau ama temen lah. Awalnya kita ajak ngobrol tentang hal yang sering diomongin di lingkungan setempat, gosip artis lah apa lah yang deket ama masyarakat deh pokoknya, tapi di tengah obrolan kita hubungkan dengan hal – hal yang berbobot, peraturan pemerintah lah atau berita dunia. Pelan – pelan aja bangkitkan minat mereka dulu baru kasih tahu deh informasi – informasi yang bermanfaat buat mereka. Ibu kos, pak RT, ibu warteg, tukang sayur, tukang ojek bisa kita rangkul kan? Orang indonesia ramah kok, mereka suka bersosialisasi jadi lebih mudah untuk menysipkan pengetahuan yang kita punya lewat obrolan sederhana.

Selain itu, menurut saya universitas juga harus mendukung perbaikan desa ini. Di IPB misalnya ada program untuk memperbaiki 6 desa di sekelilingnya. Memang masih kurang sekali pelaksanaannya karena (maaf banget) lingkungan sepanjang jalan menuju kampus masih agak terlihat kumuh. Semua lingkungan kampus IPB harus bahu – membahu membangun lingkungannya. Bisa aja kan universitas membuat sistem PKL dengan mengelompokkan beberapa mahasiswa dari fakultas yang berbeda untuk membangun suatu desa. Setahu saya sistem ini dulu pernah diterapkan di UGM, ntah masih diterapkan sampai sekarang atau tidak.

Terakhir, tetap bangun lingkungan sekitar kita. Buktikan kita benar – benar universitas kelas internasional bukan hanya dalam peringkat, tapi juga dalam kehidupan nyata di kampus. Hidup mahasiswa!

0 talks: