Proses paling kejam di dunia ini adalah proses ditinggal dan meninggalkan. Sejenak saya berpikir, siapa yang paling kejam yang ditinggalkan atau yang meninggalkan? Siapa yang paling bersalah yang ditinggalkan atau yang meninggalkan? Siapa yang paling bertanggung jawab yang ditinggalkan atau yang meninggalkan? Dan kenyataan ini membuat proses itu sedemikian kejamnya. Menciptakan pertanyaan yang tak ayal tak bisa terjawab. Dan kini saya pun tengah memburu langit malam. Menghentak - hentak memohon jawab. Sayang, hanya pendar cahaya yang ada di sana.
Bagi yang ditinggalkan ada rasa pilu menyayat hati. Bingung mendera. Rasa bersalah menaungi hingga tak tahu harus bagaimana. Bagi yang meninggalkan ada rasa pilu yang sama pula. Ada rasa bersalah dan menyalahkan. Kau tahu? Bagi keduanya tak ada yang mudah. Karenanya ini adalah proses yang kejam. Dan sementara keduanya tengah bergelut dengan segala pemikiran - pemikirannya masing - masing, dunia tetap berjalan. Ia enggan mendengar kata tunggu atau sekedar mengulur waktu agar pertanyaan ini terjawab. Dunia hanya meminta kita melanjutkan perjalanan, tanpa mempertanyakan siapa yang salah antara yang ditinggalkan dan meninggalkan. Dengan membawa perasaan masing - masing agar tertanam dalam benak dan menjadi pembelajaran untuk melangkah kembali.
Semua bimbang. Semua heran. Mengapa sebuah proses ditinggal dan meninggalkan selalu terjadi. Dan kita terjebak dalam berjuta pertanyaan yang terselubung pada ego diri. Kita semua yang bertanggung jawab. Tak perlu lagi dipertanyakan. Cukup semua pembenaran diri dan pertanyaan tersimpan dalam hati. Karena kata tak selalu dapat terangkai dengan baik. Karena kata tak selalu berujung sepaham. Biar saja. Biar saja, karena kita memang berbeda. Dan perselisihan ini, hapus saja. hapus saja. Karena sepaham itu nol. Kita punya pikiran masing - masing. Mengerti saja. walau mengerti itu semu, yang nyata hanyalah mengalah.
Kau tahu? Proses tinggal dan meninggalkan memang kejam, tapi ia tak bermaksud membuat kita berselisih jalan. Ia hanya melaksanakan perintah-Nya, demi sebuah keseimbangan, dan masa depan yang tak akan pernah kita mengerti apa.
0 talks:
Post a Comment