Oh my beautiful mother.
She told me, "Son in life you’re gonna go far, and if you do it right you’ll love where you are.
Just know, that wherever you go, you can always come home"
93 Million Miles - Jason Mraz
Kamis, 17 Januari 2013. Pagi hari dibuka masih dengan kondisi hujan. Setengah mengantuk gw pun bangun untuk bersiap - siap. Setelah beres, tidak lama riri pun datang ke kosan. Setelah haha hihi sama tetanggga kosan, kita pun berangkat ke kosan Buntang. Cuaca hari itu masih tidak bersahabat, hujan terus di Bogor, dengan berita banjir Jakarta yang menyeruak di seluruh stasiun tv. Buntang pun sempat terganjal ijin karena hal ini. Yah, mau gimana lagi, namanya juga orang tua, pasti khawatirnya beda. Kita berangkat dari kosan Buntang sekitar jam 12, setelah teman kami si Engko datang. Lengkap bersepuluh, dengan mencarter angkot sampai stasiun kami pun tiba di stasiun Bogor. Kami memutuskan untuk menaiki kereta yang berangkat tercepat. Maklum, kami baru mengetahui bahwa rangkaian kereta hanya dapat mencapai stasiun manggarai saja. Padahal untuk mencapai stasiun senen kami berniat turun di stasiun gondangdia. Beruntung, diantara kita semua ada orang jakarta yang ikut. Yah lebih tepatnya dia cukup fasih dengan daerah senen, namanya Nyuy. Sampai di Manggarai sekitar jam 14.30, kita bergegas keluar. Yah, kereta kita berangkat jam 15.35, Kertajaya tujuan Surabaya, tapi berhubung kita mesennya di Indom**** dan belum dituker jadi kita harus dateng lebih awal. Niat awalnya kita mau naik bajaj, tapi berhubung mahal kita jalan terus. Kali ada kendaraan lewat. Dan beruntungnya ada mas - mas baik yang ngendarain pick up yang bersedia menampung kita hingga pasar senen :). Sialnya adalah, gw kepentok pas lagi naik dan benjol lah kaki gw. Haha. Serunya lagi adalah, kapan lagi kita bisa naik pick up terbuka di tengah kota Jakarta. Haha, hikmah banjir mungkin.
|
Foto di Pick Up. Agak blur, maklum pake kamera hp. |
Sampai senen, ternyata kereta - kereta pada kena delay semua. Sembari menunggu, rakyat bermain ular tangga. Tersebutlah Buntang, Kun, Sune (Adisty Febrianti), dan Ozan (Fauzan). Seperti biasa, Buntang berbuat ulah dengan berteriak cukup kencang, sehingga membuat semua penumpang yang lagi berada di ruang tunggu nengok ke arah kita. Asli, bocah somplak kelakuan kagak pandang lokasi.
|
Rusuh main ular tangga. Haha |
Jadi, siapa sajakah rekan perjalanan kita. Mungkin ada baiknya diperkenalkan dulu biar lebih enak cerita ke cerita selanjutnya.
|
Dimas Alfred Prasetya a.k.a Kampret/ Pretti |
|
Ibnuh Hazar a.k.a Nyuy/ Nyu-i |
|
Farikh Munir a.k.a Farikh/ Jambul |
|
Aldira Noval a.k.a Dira/ Engkoh |
|
Darusman Tohir a.k.a Tohir |
|
Ahmad Fauzan a.k.a Ozan |
|
Yuni Rismelia Buntang a.k.a Buntang |
|
Adisthi Febriyanty a.k.a Dusun/ Sune |
|
Prasasti Riri Kuntari a.k.a Riri/ Kuncoro |
|
Mawardah Nur Hanifiyani a.k.a Mawar/ Udin |
Well, That's all the team. Aniwei thank's to Nyuy, Dira, dan Jambul buat fotonya. Haha. Foto gw cuma dikit sih. Hehe.
Next on, 168 Hours Journey -- Bromo (TNBTS)
0 talks:
Post a Comment