Pagi semua. Hari ini di kamar kos an baru gw. Haha. Lagi males aja buat pulang. Akhir minggu ini gw sibuk dengan rapat - rapat. Anehnya ada 4 kegiatan yang udah masuk list. Kelihatannya gw gak berniat nambah lagi. Aktivis sih aktivis, tapi tetep ada kewajiban kuliah kan tetep. Haha. Gw juga butuh refreshing, semacam jalan - jalan gitu, tapi keliatannya jadwal di depan mata udah numpuk. Anwei gw gak sabar buat cepet - cepet praktikum lapang P2EH, kelihatannya menarik. Minggu depan rasanya pengen pulang, pengen leha - leha, tapi gak bisa kayaknya. Kamis mau nyari celana, jumat kelihatannya ada rapat. Dan ESM kayaknya udah dadah - dadah minta dicolek. Bahkan 4R yang masih jauh aja udah teriak - teriak minta diurus. Nyampah banget ya postingannya haha. Susah untuk mulai menulis kan, asli deh.
Aslinya gw lagi bingung sama banyak hal. Tentang apa yang gw ingin, dan apa tujuan gw. Dan beberapa hal bikin gw flashback gak mutu. Gw kesel juga sih kadang kenapa masih inget aja. Masalahnya gak penting aja sih buat diinget lagi. Haha. Yah tapi yang namanya ingatan itu gak mungkin bisa kehapus semudah ngedelet isi dari memori komputer lu.
Cerita dulu deh. Agak sedikit melenceng dari pembicaraan awal, gw pengen ngomentarin sesuatu. Gw bingung sama remaja sore hari ini (bahkan generasi gw), kenapa sih sekarang dimana - mana sibuk dengan orang yang bilang "gw harus move on". Haha. Dimana - mana banyak yang begitu, bahkan gw. Merasa kuat dan bilang semua gak apa - apa, dan seolah masa - masa yang gak enak itu memang ada buat dihapuskan. Dan setelah gw renungin lebih jau lagi, kenapa masa lalu harus dihapuskan? Kenapa harus pura - pura bisa melangkah padahal diri kita sendiri aja belum siap? Kenapa sih sekarang segala yang di dunia ini keliatan dipaksa untuk berjalan dengan cepat?
Gw heran aja. A little bit too mainstream for me. Semua ada proses dan ada waktu nya. Kalau mau marah dan emang udah gak bisa ditahan kenapa harus ditelen lagi? Kalau sedih dan mau nangis kenapa juga harus disembunyikan? Kenapa juga harus berpura - pura dewasa? Kalau yang namanya kedewasaan itu menyembunyikan dan menghapuskan segala macam bentuk emosi, bukannya menerima emosi itu sendiri dan mengerti, mending gak usah deh jadi dewasa. Makasih loh. Hahaha.
Gw lebih menghargai orang yang kalau lagi emosi nya udah gak tahan, dia ngeluarin emosi nya kemudian setelah dia tenang dia minta maaf dengan gentle. Daripada orang yang bilang "I'm okay" padahal "she/he isn't okay". Lebih manly aja menurut gw. Setuju sih, kalau sebagai manusia kita gak boleh egois. Harus pandai menempatkan diri. Mengendalikan emosi dan berbaur dalam kehidupan. Anehnya sekarang mengendalikan emosi hampir disamakan dengan yang namanya menghapuskan emosi.
"move on" ah soal itu, musim saat ini. Kenapa ya kita jadi semakin pengecut akhir - akhir ini? Kenapa harus takut pada apa yang belum terkatakan? Selesein dulu lah masalahnya, baru lu maju. Yang sering gw perhatiin, sirkulasi nya bakal jadi gini, move on yang terburu buru -- cari pengalih lain -- udah bisa lupa -- yang di move on in dateng lagi -- bingung lagi. Aduh makannya, beresin dulu lah baru maju. Dimana - mana juga dibilang, selesaikan lah urusanmu baru lanjut ke urusan lain. Akhirnya gw jadi mikir juga, kata Fahd -- kenapa rintik hujan harus dirahasiakan kepad bunga yang tengah mekar? Atau membiarkan yang tak terkatakan terserap akar tanaman? Apa itu yang namanya bijak?
Ah gak juga sih sebenernya. Menurut gw sih itu bijak. Hanya saja gak boleh selamanya rintik hujan dirahasiakan pada akar tanaman, tak selama nya pula yang tak terkatakan harus diserap akar tanaman. Tetep harus ada yang dikatakan tuan. Kalau emang ada waktunya sih mending bilang aja. Kita harus berani bilang meski kejadian itu udah lampau sekalipun. Dan menurut gw ini lah yang dewasa. Karena keberanian berkata gak semua orang bisa. Kayak kalau kita lagi berorasi di depan, gak semua orang punya kemampuan dan keberanian untuk maju ke podium.
Semua itu indah kok pada waktu nya. Kita nya aja yang gak sabaran. Kalau semua berlangsung cepat, mungkin gak ada yang namanya masa remaja, karena semua hal mungkin akan berjalan dari anak kecil dan dewasa saja. Kalau semua berlangsung cepat gak akan ge dapet temen - temen yang bisa diajak seneng ataupun susah. Gitu mirwan makanya santai aja, jangan galau. Hahaha. Waktu itu udah berlangsung cepat, jadi jangan sampai dipercepat lagi nanti semua yang tak terkatakan bakal cuma jadi busuk aja di sela - sela ingatan.
Hahaha. Udah ah, mau belajar lagi. See then :D
0 talks:
Post a Comment