Kaoru POV
Dengan tersentak aku bangun dari tidurku, hari ini memang melelahkan. Wajar saja aku baru saja pulang dari korea tadi malam dan sekarang aku harus segera berangkat ke kampus untuk menemui dosen pembimbingku. Aku hanya bisa mandi ala kadarnya karena aku kesiangan lagi. Sambil dengan mata yang masih mengantuk ku raih bajuku dan buru – buru mengenakannya. Nampak sebuah kalung menjuntai di leherku. Sesaat kupandangi kalung itu di depang cermin. Aku hanya bisa tersenyum mengingat kejadian bodoh di Korea kemarin. Aku pun bergegas meninggalkan kontrakanku, sebelum pergi kusempatkan diri melihat foto yang kupajang di ruang tamuku yang kecil itu. Foto seorang cewek dengan enam orang cowok berwajah chinese di dekatnya. “Aku berangkat, Shin...” ucapku sembari menerawang, aku masih tak bisa melupakan pengalaman itu. Kemudian aku menguatkan hatiku kembali, “Aku juga akan mengejar mimpiku seperti kalian juga, double es oh gong il..”.
Kaoru POV
6 bulan yang lalu di kontrakan
“Gya~~ mati deh gw kesiangan..!” ucapku terburu – buru. Dengan segera aku mandi seadanya dan bergegas memakai pakaian. Aku tidak peduli lagi pakaianku rapih atau tidak. Aku benar – benar bodoh, tadi malam aku ngenet gila – gilaan sampai jam dua pagi. Seperti biasa cuma SS501 yang membuatku tahan ngenet ampe pagi. Padahal dosen pembimbingku memintaku datang cepat karena ada hal yang ingin dia sampaikan. Aku memamakai sepatu dengan tergesa dan segera memacu motor bebek kesayanganku menuju kampus. Jujur saja aku merasa gugup, entah apa yang akan dikatakan dosenku nanti. Semoga saja tidak ada hubungannya dengan hasil nilai UAS ku.
Di kampus
“ehm, pak assalamualaikum..” ucapku dengan gugup. Sesosok bapak – bapak yang sedang duduk di mejanya segera menoleh sambil menjawab salamku.
“Akhirnya, kamu ini bisa – bisanya terlambat di hari sepenting ini sih?” ucap dosen itu setengah mengomel.
“Eeee emang ada apa ya pak?” Ucapku dengan bingungnya sambil memasang tampang bloon ku seperti biasanya.
“kamu ini bagaimana sih.. hah~ ya sudah lah. Kaoru kamu pernah mengajukan diri untuk mengikuti pertukaran pelajar kan?” Tanya dosen itu kepadaku.
“Ah, rasanya sih iya pak, kalo gak salah,” ucapku cengengesan.
“Kamu itu! Kok kalau gak salah sih! Entah kenapa kamu berhasil lolos seleksi dan 3 bulan lagi kamu akan berangkat,” ucap si dosen.
Mukaku sontak berbinar, aku tidak menyangka akan bisa mendapat kesempatan seperti ini. Ini memang merupakan mimpiku untuk belajar mengenai mata kuliahku, kehutanan di luar negeri. “Jadi pak apa yang harus saya persiapkan ke Jepang?” tanya ku.
“Jepang?” tanya si dosen itu dengan muka bingung. “Di sini tertulis korea, kamu akan kuliah di korea,” ucap si dosen.
Mukaku langsung pias, rasanya aku mengajukan pertukaran ke Jepang, tapi kenapa ke korea? Apa jangan – jangan aku salah mengambil slip formulir. Ah, bodohnya aku!!! Selalu saja tidak teliti!
“Pak kelihatannya saya salah daftar, saya salah ambil formulir. Boleh ditarik gak pak?” tanyaku pasrah.
“ya mana bisa dong! Kamu itu makanya mengerjakan sesuatu harus teliti! Kenapa bisa ketuker gitu sih!” omel si dosen.
“Tapi pak saya tidak bisa bahasa korea..” ucapku lemas.
“nanti tinggal belajar, nah sekarang persiapkan dengan baik ya..,” ucap si dosen sambil meninggalkanku yang kebingungan.
3 bulan kemudian di Incheon Airport
Dengan terkagum – kagum aku menginjakkan kaki di airport negara gingseng tersebut. Akhirnya aku memutuskan untuk pergi menerima tawaran pertukaran pelajar itu. Walaupun begitu seperti yang di duga aku masih tak bisa menguasai bahasa Korea yang aku ingat hanya saranghe, eotokhe, dan kkangaji, benar – benar tidak berguna. Dosenku sudah mengatakan aku akan dijemput oleh Park Lee Shin, seorang mahasiswa cowok dari universitas yang menerimaku. Aku tidak mau terburu – buru keluar dari sini. Setidaknya aku harus memiliki foto di Incheon. Rencananya aku akan menuliskannya dalam postingan blog-ku dan membuat iri teman – temanku ehehehe.
Aku pun mengeluarkan camdi-ku untuk memfoto keadaan sekeliling. Seketika itu juga lensaku menangkap lima sosok pria yang tengah berjalan ke arahku. Mataku terbelalak, aku mengenali mereka... Aku ingin berteriak memanggil, tapi suaraku tercekat. Aku hanya bisa diam dengan camdi yang masih dalam posisi siaga di tanganku. Mereka berada tepat lurus di depanku, kelihatannya mereka akan menuju pintu keluar yang ada di belakangku. Aku tahu koperku menghalangi jalan mereka, tapi aku tidak bisa bergerak sama sekali. Aku terlalu kaget..
Seseorang dari lima orang itu mengatakan sesuatu padaku dalam bahasa korea yang tak kumengerti. Kemudian cowok yang lain bertanya padaku dalam bahasa inggris sambil menyunggingkan senyumnya yang ramah, “excuse me, can you lift your lugage?”. Aku mengangguk bagaikan robot kugeser koperku, salah satu dari lima orang itu membantu ku memindahkannya. Kemudian yang paling putih diantara semuanya mengucapkan terima kasih padaku, aku hanya bisa mengangguk. Sesaat mataku bertemu dengan seorang cowok yang berwajah mirip orang china karena matanya yang sipit itu. Tanpa ku sadari ternyata air mataku sudah meluncur deras. Kelima orang itu panik, dan mulai bertanya dengan menggunakan bahasa inggris. Aku tak bisa menjawabnya mataku telah basah, tak berapa lama semuanya gelap, tak ada lagi suara yang terdengar.
Di flat
Aku terbangun, kepalaku pusing entah kenapa rasanya mimpiku indah sekali. Aku bertemu dengan grup favoritku, SS501. Aku bahkan sempat bertatapan dengan Young Saeng. Aku tertawa kecil mengingat itu semua, mungkin aku terlalu semangat pergi ke seoul pikirku.
“Heh, mana ada orang yang bangun langsung ketawa kamu sudah gila ya?” tanya seorang cowok di depan tempat tidurku.
“Huaaa!!! Maling!!! Pergi kau kenapa kau bisa masuk hah!? Lewat mana!!” Ucapku sambil melempar bantal.
“Aduh, kamu itu sudah bagus aku mau menampungmu dan menjadi guide, dasar tidak tahu terima kasih!” ucapnya sambil melempar balik bantal yang kulemparkan.
“menampung?” tanyaku heran. Mataku berkeliling menyusuri ruangan, rasanya ruangan ini sangat janggal. “AH DIMANA INI!!!” Teriakku menyadari bahwa tempat ini bukan kontrakanku.
“Ah, ternyata kamu bodoh ya~” cowok itu tertawa jahil. “Namaku Park Lee Shin, aku yang akan jadi guide mu selama di korea,” ucapnya dalam bahasa Indonesia yang fasih.
Aku bengong. Kalau begitu apa yang tadi itu bukan mimpi?
“hei, apa otakmu terbentur saat pingsan tadi? Kamu ini beruntung sekali baru sampai korea sudah bisa bertemu artis hahaha jangan – jangan kamu fans mereka lagi?” ucapnya tanpa menunggu respon dariku.
Aku terdiam. Karena tak ada reaksi dariku dia menjadi sedikit panik.
“hei, maaf apa itu kasar? Maaf ya,” ucapnya menyesal.
“Ya Allah!!!! Astagfirullah! Ini nyata!!! WAAA!!!!!” ucapku gak karu – karuan. “Aku ketemu Young Saeng~!!!! SS501 Aishiteru~~!!!” Aku jejingkrakan gak karuan. Sampai akhirnya aku menyadari tatapan mata jengkel dari cowok tadi. Aku menghentikan gerakanku sambil cengengesan. Aku segera menarik tangannya, “maaf ya, namaku kaoru minami salam kenal,” ucapku ramah.
Dia bengong melihatku lalu pergi. Sesampainya di pintu dia menoleh dan berkata, “kalau ada apa – apa telepon aku, nomorku ada di atas meja. Aku mau keluar beli makan dulu. Karena kita akan tinggal bersama 3 bulan ke depan kita harus rukun ya”.
Aku terperanjat, “t.. tingggal bersama?”
Dia tidak mengindahkan pertanyaanku dia malah bergegas keluar, tetapi dia kelihatannya teringat sesuatu dan menoleh lagi, “oh iya walaupun kamu bodoh setidaknya berpura – puralah pintar sedikit. Bodoh!”. Setelah berkata begitu ia membanting pintunya meninggalkanku yang merasa kesal.
Seminggu berikutnya
“heh bodoh, mau kemana?” tanya shin
“ah~ hentikan memanggilku bodoh, bodoh, dan bodoh. Aku mau jalan – jalan terserah aku kan mau kemana. Weeek..” ucapku sambil melelet lidah. Kemudian aku segera berlari meninggalkannya. Samar – samar kudengar omelan shin. Ah sabodo teuing mikiran amat, pikirku.
Aku bosan di flat bersama shin, jadi aku putuskan berjalan – jalan sebentar. Tak kusangka aku tinggal di deretan rumah yang terbilang cukup megah. Biasanya aku selalu naik mobil ke kampus jadi aku tidak sempat menikmati keadaan di sekitar flatku, ah maksudku flatnya si Shin itu.
Saking kagumnya aku berjalan terlalu jauh dari flat shin. Oke, aku tahu sekarang aku kesasar. Kurogoh kantong celanaku, aku baru saja diberikan telepon genggam oleh shin untuk memudahkan berkomunikasai. Aneh, kelihatnnya telepon genggamku tidak ada di kedua kantng celanaku. Panik aku mulai mencari diseluruh kantong. Aku sendiri tidak membawa tas apalagi dompet.Kelihatannya nasibku kurang baik. Sambil mencerca dalam hati, aku terus berjalan berharap menemukan orang yang lewat syukur – syukur dia bisa bahasa Inggris. Susah juga kalau gak bisa bahas korea hah~ keluhku dalam hati.
Tiba – tiba aku melihat seorang cowok yang tengah berjalan. Mungkin dia sedang olah raga pagi, pikirku. Kuputuskan untuk menegurnya. Aku pun berlari mengejarnya dan menepuk punggungnya. Dia berbalik menoleh ke arahku. Aku dan dia saling bertatapan dan bengong. Dia Heo Young Saeng!! Bagaimana dia bisa berada di sini?”
“moa?” sahutnya kebingungan. Rupanya aku menyuarakan pikiranku. Wajar saja di tidak mengerti, karena aku berkata dalam bahasa Indonesia. Aku terlalu gugup, aku tak bisa bertanya dengannya. Jadi kuputuskan untuk pergi, aku pun segera berbalik. Karena terburu – buru kakiku menginjak tali sepatu ketsku dan aku pun terjatuh. Malunya aku, ringis ku. Entah apa yang dipikirkannya saat melihatku. Mungkin kata Shin benar aku ini memang bodoh.
Tiba – tiba Young saeng menarik tanganku. Dia membawaku pergi tanpa berucap sepatah kata pun. Aku hanya bisa memandangi tangan Young Saeng yang mengengamku dan mengikuti langkah kakinya dalam diam. Aku bersyukur kulitku tidak seputih orang Korea. Kalau aku seputih mereka mukaku pasti merah sekali sekarang...
Young Saeng POV
Benar – benar hari yang cerah, mungkin sebaiknya aku berjalan – jalan sebentar. Aku menyelinap pergi diam – diam. Entah kenapa aku tak bisa tidur, benar – benar merepotkan. Aku segera berpakaian. Aku yakin Hyun Joong tak akan bangus seberisik apapun aku, dia itu kan kebo sekali.
“Ah~ sejuknya~” ucapku. Aku benar – benar menyukai suasana pagi hari. Aku bisa berjalan menikmati udara tanpa ada yang melihatku. Sudah lama sekali aku tidak melakukannya, biasanya aku masih tidur jam segini.
Tiba – tiba saja ada seseorang yang menepuk pundakku. Aku kaget, tumben sekali ada orang yang berjalan – jalan sepagi ini, apakah dia Kyu? Dia kan selalu bangun pagi, pikirku. Aku memutuskan untuk menoleh. Ternyata yang ada di hadapanku adalah seorang cewek. Dia berpakaian asal sekali, dia mengenakan kaos yang di dobel dengan jaket dan memakai celana gunung. Wajahnya sama sekali tidak menunjukkan bahwa dia orang korea, apa dia blasteran? Tanyaku dalam hati. Dia tampak kaget melihatku, tapi rasanya aku pernah melihatnya. Aku berusaha mengingat. Tiba – tiba saja cewek itu bersuara. “Moaa?” tanyaku refleks. Aku tak mengerti yang dia katakan mungkin dia orang asing.
Aku ingat dia sekarang, dia gadis yang pingsan saat bertemu kami di airport beberapa hari yang lalu. Kenapa dia bisa ada di sini? Apa dia membuntuti kami? Tapi bagaimana mungkin jangankan berbicara, bergerak saja tidak saat melihat kami. Apa dia Triple S? Pikirku. Saat tengah bergelut dengan pikiranku sendiri. Cewek itu tiba – tiba berbalik. Kelihatannya dia memutuskan untuk segera pergi, tapi karena terburu – buru dia ternyata terjatuh. Aku hanya bisa memandanginya heran. Aku ingin tertawa melihat kekikukannya, tapi nampaknya itu tidak sopan jadi ku kulum kembali senyumku. Aku ingin membantunya, tapi aku tak bisa bahasa asing. Kelihatannya aku harus minta tolong Jun atau Jung Min. Kuputuskan untuk menarik tangannya, begini lebih mudah daripada berbicara, pikirku.
Kaoru POV
Dia terus menarikku menuju sebuah flat. Apakah ini dorm mereka? Tanyaku dalam hati. Aku panik sekali. Aku harus bagaimana? Aku takut kalau aku akan pingsan lagi, tapi Young Saeng terus membawaku sampai berhenti di depan sebuah pintu. Ia membukanya sambil memanggil nama Jung Min dan Hyung Jun. Ia masih tak melepaskan tanganku. Aku tambah panik, bagaimana kalau member berpikir yang aneh – aneh. Ternyata dugaanku benar reaksi Jung Min dan Jun lebay sekali. Memang ampun deh duo Tom & Jerry ini. Tak lama Leader dan Kyu juga muncul. Mereka bercakap – cakap dalam bahasa korea yang tak aku mengerti. Young Saeng sudah melepaskan tanganku sekarang. Jun kelihatannya menggoda Young Saeng dan Leader yang berujung dengan dijitaknya Jun oleh leader. Aku hanya bisa bengong, aku tak mengerti~~
Untunglah Kyu memulai obrolan, “ah~ hello,” ucapnya sambil mebungkuk. Refleks aku juga membungkuk sambil membalas salamnya.
“I’m Jung Min, What is Your name? Where are you come from?” tanyanya sambil menyunggingkan senyum kudanya.
“Kaoru... Kaoru Alfiyanti.. I’m from Indonesia” ucapku gugup.
“I think i’ll call you Kaoru, i didn’t get what you said in the end. Oh Indonesia,” Ucapnya. Tiba – tiba dia teringat sesuatu, “Ah you’re the girl we meet a week ago, right?” tanyanya. Aku hanya membalas dengan anggukan.
“Oh, that girl!” Ucap Jun yang dari tadi berperan sebagai translator untuk yang lainnya. “Why are you crying? Ah i know! Maybe you’re Triple S!” Ucap jun sambil tertawa kemudian dia menambahkan, “I’m just joking, so why are you crying then?” Tanyanya.
“Eeeee... it’s true i’m Triple S..” ucapku gugup, aku tak menyangka akan ditanya seperti ini.
*selanjutnya anggap saja mereka ngomong pake bahasa inggris ya ^^
“Hah? Masa sih?” Ucap Jun kaget. “Wah kamu beruntung sekali,” ucapnya.
Tiba – tiba aku melihat Jung Min tersenyum jahil, “jadi siapa yang kamu sukai diantara kami berlima,” tanyanya dengan senyum kepedean seperti biasa. Jung Min benar – benar jujur. Aku bingung harus menjawab apa, tapi Jung Min dan Jun terus memaksa dengan senyum jahil. Akhirnya kuputuskan untuk menjawabnya.
“Y... Young Saeng?” ucapku lirih. Rasanya ini seperti pengakuan cinta saja. Keempat member tertawa dan mulai menggoda Young Saeng. Aku hanya bisa diam saja karena malu, aku tak bisa mengangkat wajahku.
Tanpa diduga Young Saeng tiba – tiba berkata, “terima kasih kaoru..” disertai dengan senyum malaikatnya. Aku hanya bisa menganga terpaku. Dan member lain menggodanya lagi. Aku harus segera pergi dari sini, pikirku. Untunglah Kyu menenangkan suasana, dengan ramah dia menanyakan tempat tinggalku.
“kamu tinggal dengan siapa disini?” tanyanya
“eee dengan utusan dosenku di sini namanya Park Lee Shin,” ucapku. Entah kenapa tiba – tiba semua member terdiam.
“Kamu bilang dengan shin?” tanya leader kaget. Aku menganggukkan kepalaku. “kelihatannya kamu benar – benar gadis yang beruntung,” ucapnya. Kemudian dia menyuruh kyu melakukan sesuatu,aku tidak tahu karena mereka berbicara dengan bahasa korea, tapi sepertinya Leader menyuruh kyu menelepon seseorang.
Tidak beberapa lama Shin muncul di flat itu. Aku kaget, bagaimana dia bisa ada di sini. Masa yang ditelepon Kyu tadi Shin. Orang bego kaya dia gak mungkin kenal sama artis kan? Aku hanya bisa celangap memandangi Shin. Shin kelihatannya sadar dan bertanya padaku dengan bahasa Indonesia, “kamu kaget aku kenal mereka ya? Mereka itu kan temanku, dasaar bodoh! Apa sebaiknya kukatakan pada mereka soal prilaku bodohmu saat tahu bangun dari pingsan?” tanyanya jahil.
Kelihatannya ia tidak bohong, karena semua member tampak mengenalnya. Aku tidak tahu ini bisa disebut beruntung atau tidak. Ini terlalu tiba – tiba, aku jadi pusing. Jangan – jangan ini mimpi? Iya ini pasti mimpi kalau kucubit pasti aku bangun. Aku pun mencoba mencubit pipiku sekeras – kerasnya. Rasanya sakit sekali, berarti ini nyata? Hah bagaimana bisa? Aku bergelut dengan pikranku tanpa menyadari ada sepasang mata yang mengamatiku.
Young Saeng POV
Aku membawanya ke dorm kami. Kelihatannya dia gugup tangannya berkeringat, mungkin dia sadar kemana aku membawanya. Aku membuka pintu dan memanggil Jun dan Jung Min. Reaksi mereka seperti yang sudah kuperkirakan.
“Hyung, kenapa tidak mengenalkanku pada pacarmu?” Tanya Jung Min.
“Hyung, Sejak kapan kamu punya cewek?” Tanya Jun.
Mereka terus memberondongku dengan pertanyaan aneh. Kulepaskan saja tangan gadis ini, daripada Jung Min dan Jun bertanya aneh – aneh terus. Tak lama kulihat Hyun Joong dan Kyu menghampiri kami. Dari ekspresinya mereka berdua kaget melihatku membawa cewek.
“Hyung~ sejak kapan kamu pacaran? Kenapa kamu mencampakan Hyun Joong-hyung?” Tanya Jun setengah bercanda.
“Heh, apa maksud mu? Dasar maknae satu ini!” Omel Hyun Joong sambil menarik Jun lalu menjitaknya. Jun hanya bisa berteriak memelas dijitak Hyung-nya itu.
“Hyung apa dia orang asing?” tanya kyu.
“eh, iya aku tak bisa bahasa asing jadi aku membawanya ke sini,” ujarku. Kyu memang selalu baik dan perhatian sama siapa saja.
“Hello,” ujarnya sambil membungkuk. Kelihatannya gadis itu mengerti karena dia juga ikut menunduk.
Berikutnya Jung Min dan Jun memberondongnya dengan pertanyaan. Aku bisa menangkap sedikit, namanya Kaoru dari Indonesia. Kelihatannya Jung Min dan Jun sangat antusias dengan tamu kami kali ini. Kelihatannya mereka membawa – bawa kata Triple S. Mungkin gadis ini Triple S? Masa iya? Pantas saja dia menangis melihat kami kemarin. Ketika sedang bergelut dengan pikiranku, tiba – tiba dia memanggil namaku. Aku mendongak, tapi aku tak mengerti apa yang sedang dibicarakan.
Jung Min angkat bicara, “Hyung, tampaknya kamu jodoh dengannya loh~ dia ini fans mu hahaha.”
“Hyung, ternyata ganjen ya,” ujar Jun sambil tertawa ,”Hyun Joong – Hyung sabar ya menghadapi Young Saeng,” Lagi – lagi jun menggoda aku dan Hyun Joong. Ini semua karena kami masih segan satu sama lai hah~. Kyu seperti biasa hanya tertawa dengan polosnya.
Aku menoleh ke arah gadis itu, kelihatannya dia malu. Dasar Jung Min, kenapa dia melakukan hal itu sih. Aku menyanyakan kyu bagaimana cara mengatakan terima kasih dalam bahasa inggris.
“makasih,” ucapku sambil tersenyum.
Kelihatannya aku melakukan kesalahan karena kelihatannya dia menjadi tambah malu. Kini dia menundukkan kepalanya. Aku ingin memintanya untuk mendongakkan kepalanya, tapi aku tak tahu caranya. Jadi aku hanya bisa memandanginya. Untunglah Kyu mulai angkat bicara. Aku tak begitu paham apa yang dia bicarakan.
“Park Lee Shim,” Tiba- tiba cewek itu menyebutkan nama yang familiar bagiku. Aku bertanya pada jun apa maksudnya. Aku benar – benar kaget ia tinggal bersama shin di sini. Entah kenapa aku hatiku rasanya tak enak. Aku ini sebenarnya kenapa? Hanya saja saat mengetahui ia tinggal bersama cowok rasanya gak enak, terlebih dia adalah shin, sahabatku.
Hyun Joong meminta kyu menelepon Shin. Tak lama ia datang, ternyata memang benar cewek itu tinggal bersama shin. Aku sempat mendengar shin bertanya pada cewek itu dengan bahasa yang asing, mungkin itu bahasa Indonesia, pikirku. Shin pun meninggalkan cewek itu. Cewek itu hanya terduduk di sofa, entah apa yang dikatakan Shin. Setahuku dia selalu senang menjahili orang lain. Aku melihatnya mencubit pipinya sendiri, pasti sakit. Aku tersenyum simpul melihat tingkah bodohnya. Entah kenapa aku mulai berpikir shin beruntung bisa mengerti apa yang dimaksudkan oleh cewek itu. Tanpa kusadari aku sudah menatapnya, apa mungkin aku tertarik padanya?
Shin POV
Ah, dasar cewek bodoh sekali, ucapku dalam hati. Bagaimana tidak aku melihat telepon genggamnya masih berada di tempat tidurnya. Dia pasti akan tersesat. Kenapa dia selalu bergerak tanpa dipikirkan sih? Aku hanya bisa garuk – garuk kepala. Bagaimana pun juga ia berada di bawah pengawasanku. Semoga saja dia bisa menemukan jalan pulang. Setidaknya dia pasti hapal nama universitas yang menerimanya kan?
“AH!!!! Kenapa dia bodoh sekali sih!” teriakku sambil menggaruk – garuk kepalaku yang tidak gatal. Sekarang aku harus tenang. Bodo amat deh sama dia, bagaimanapun juga dia pasti masih memeiliki otak, jadi dia pasti akan bisa pulang.
Beberapa menit kemudian
“kring!!!!” telepon genggam ku berbunyi. Aku yakin itu pasti dari Kaoru. Aku pun bergegas mengangkat teleponku itu. Kelihatannya dugaanku salah karena di layar telepon genggamku tertulis nomor dari kontak yang kukenal.
“Halo~” ucapku santai.
“Ah shin!” ucap suara disebrang sana
“Kyu ya? Ada apa?” Tanyaku, entah kenapa aku jadi memikirkan keadaan kaoru.
“Shin? Kamu kok tidak cerita kalau ada gadis yang tinggal di rumahmu?” Tanya kyu.
Aku tercekat, bagaimana dia bisa tahu. Rasanya aku tak memberi tahu siapa – siapa. Masa sih? Jangan – jangan...
“Kenapa kamu bisa tahu kyu?” tanyaku memastikan dugaanku.
“Oh jadi benar ya? Namanya kaoru dari Indonesia kan? Anaknya manis loh, tapi sekarang Jung Min dan Jun sedang menggodanya, kamu sebaiknya ke sini,” ujar kyu.
“I..iya.. bagaimana dia bisa ada di sana?” Tanya ku kaget. Bagaimana mungkin dia bisa mengalami kebetulan sampai dua kali begitu? Mungkin memang benar kata orang, kalau orang bodoh hokinya gede. *jahatnya~~
“ah~ Young Saeng Hyung menemukannya di Jalan, dia kesasar,” jawab kyu.
“oke, aku ke sana sekarang. Oh iya, bilang Jung Min jangan deket – deket ama dia terus nanti ikutan jadi bego,” ucap ku sambil menutup telepon tanpa memperdulikan gumaman bingung kyu.
Di dorm
Si bodoh itu beneran ada di sana. Ternyata teori orang bodoh hokinya gede bener juga. Dia kelihatannya kaget sekali melihatku mengenal SS501. Muka bingungnya sama sekali tak bisa disembunyikan. Mungkin aku harus menjahilinya sedikit ehehehe.
Aku pun melangkah ke arahnya dengan senyum jahil “kamu kaget aku kenal mereka ya? Mereka itu kan temanku, dasaar bodoh! Apa sebaiknya kukatakan pada mereka soal prilaku bodohmu saat bangun dari pingsan?” tanyaku sambil meninggalkannya. Dia pasti bingung sekali sekarang~ dia gampang sekali dijahili. Kelihatannya aku tidak akn mengalami stres tiga bulan ke depan ini. Untunglah aku menyanggupi untuk menampungnya hahaha.
Aku menoleh ke belakang ke arah kaoru. Saat menoleh tanpa sengaja aku menangkap sosok Young Saeng. Kalau tidak salah kaoru suka dengan Young Saeng. Apa yang dilakukan Young Saeng? Kenapa dia diam seperti itu? Tiba – tiba aku menyadari Young Saeng tidak sedang diam, dia sedang memandangi kaoru. Dari matanya aku tahu ada sesuatu yang ia pikirkan, tapi apa? Entah kenapa aku jadi sedikit cemburu dan kesal. Jangan sampai dia tertarik dengan mainanku...
==================================================
bersambung ah~~ kapan - kapan di sambung lagi ya ^^