poetry
August August August
Dan ada saatnya kita pun kembali menantikan hari itu. Hari dimana sebuah tawa akan bernilai berat. Ironis. Saat tawa hanya akan menghadiahkan sendu. Lalu siapa yang dipersalahkan? Tak ada hanya ketegangan kita semata. Ahh, betapa anehnya saat itu. Terasa begitu anehnya hingga ingin dibuang begitu saja. Biarkan saja, tidak masalah bukan. Sampah terkadang bisa berguna juga. Karena keindahan tak hanya bahagia semata atau hanya sekadar sendu. Kompleks, begitu sebutan yang paling tepat. Tak bisa dijabarkan hanya dengan satu jenis rasa. Kadang tercampur dan melekat hingga sulit dibedakan. Ah kau itu. Apa yang sebenarnya kita perbincangkan, tahukah? Haha aku tidak. Terlalu banyak sama dengan terlalu sedikit. Dunia terasa ramai di Agustus ini. Mungkin kita hanya perlu menenangkan diri sejenak. Mencari tahu mana yang hanya sekadar lelah dan mana yang fakta. Hidup penuh cerita yang terkadang terselip cerita semu. Biarkan sajalah, Agustus ini terlalu ramai. Mungkin kita harus bersandar sejenak pada diri kita atau pada orang yang merelakannya untuk kita. Apa sajalah. Biar dunia hening untuk sejenak. Biar dunia untuk kita saat ini saja. Egois. Haha. Ya kali berkorban dan menjadi tumbal terus. Topengnya copot dulu deh. Ada saat dimana kita menjadi manusia, ada saat kita berambisi, ada saat kita terasa lemah. Hentikan dulu untuk saat ini. Sejenak begitu berarti bila kau tahu maknanya. Untuk kita, untuk orang yang penting untuk kita. Saat ini biar dulu hening, lain kali lain waktu kita berjalan kembali.
0 talks:
Post a Comment