Siapa yang tak ingin pergi berlibur? Melepaskan penat dengan kegiatan-kegiatan refreshing tentunya sangat menyenangkan, apalagi bagi kalian yang tiap hari disibukkan dengan berbagai macam kegiatan, baik kerja maupun belajar. Akan tetapi, kerap kali kita tidak mendapatkan liburan yang sesuai dengan harapan kita. Alih-alih berlibur, perjalanan liburan kita justru diisi dengan macet di sepanjang jalan. Hingga tak banyak yang memilih liburan jarak dekat saja. Saya pribadi lebih memilih weekday untuk berlibur guna menghindari padatnya lalu lintas.
Daerah tujuan wisata saya kali ini adalah Bandung, kota kembang. Siapa yang tak kenal Bandung? Kota yang merupakan ibu kota provinsi dari Jawa Barat ini merupakan kota yang dapat dijangkau dengan mudah dari Jakarta. Dengan menggunakan tol perjalanan menuju Bandung menajadi lebih singkat. Tujuan kami adalah perjalanan singkat yaitu 2 hari satu malam dan tentunya dengan budget terbatas.
Perjalanan saya dimulai dari terminal Baranang Siang Bogor. Saya bersama rekan saya Tika memulai perjalanan menuju Bandung dengan menggunakan Bus AC menuju Bandung. Untuk menuju Bandung kita cukup merogoh kantong sebesar Rp 60.000,-. Perjalanan menuju Bandung dari Bogor sekitar 4 jam, tetapi saat kami berangkat macet di Cikampek cukup panjang sehingga perjalanan kami menjadi 4,5 jam. Kami berangkat pukul 7.30 WIB dan sampai pada pukul 12.00 di terminal Leuwi Panjang.
Tujuan perjalanan kali ini adalah Floating Market di Lembang. Konsep perjalanan ini adalah jalan-jalan kota, intinya jalan-jalan gembel yang tidak menguras tenaga. Untuk menuju Floating Market dari terminal Leuwi Panjang cukup mudah. Kita tinggal naik bus damri jurusan Leuwi Panjang - Ledeng, untuk non AC cukup membayar Rp 4000,-. Buat kalian yang bingung, tidak usah ragu bertanya kepada petugas DLLAJ yang berada di terminal maupun yang bertugas di bus, mereka akan dengan senang hati menjawab dan memberikan arah menuju tempat tujuan kalian. Sesampainya di Ledeng kita mencari angkot warna putih jurusan Lembang. Cukup bilang tujuan kalian ke Floating Market atau pasar apung, kalian akan langsung diantar menuju tujuan dengan tarif Rp 5000,-. Total waktu tempuh dari Leuwi Panjang hingga lembang adalah 1.5 jam saja.
Floating Market Lembang |
Floating Market atau pasar apung, sama seperti namanya, pada tempat ini banyak pedagang yang menjajakan jualannya di kapal-kapal yang terapung. Yang membuat pasar apung di lembang ini berbeda dengan pasar apung di Banjarmasin, Kalimantan Selatan adalah yang dijual hanyalah makanan dan minuman ringan. Untuk masuk kalian cukup membayar Rp 15.000,-. Dengan tiket ini kalian juga dapat menukarkannya dengan minuman pada booth minuman yang disediakan di dalam.
Berbagai pedagang menjajakan makanan di atas kapal |
Udara dingin khas Lembang langsung dapat dirasakan saat berada di sana. Sesampainya di sana kami meluangkan waktu untuk shalat terlebih dahulu, dan air nya luar biasa dingin bahkan pada musim kemarau seperti saat ini.
Masuk ke floating market maka kalian akan menemukan danau buatan yang di tengahnya terdapat komplek berjualan yang diisi kapal-kapal yang merapat menjajakan makanannya. Bagi yang menyukai tutut juga ada loh di sini. berhubung ini pertama kalinya kita ke sini, kami memutuskan untuk menikmati suasana pasar apung terlebih dulu, dan tentunya menukarkan tiket gratis kami dengan minuman yang telah di sediakan.
Secara garis besar tempat wisata pasar apung ini merupakn tempat bagi kalian yang ingin sekedar bercakap-cakap, reuni, atau bahkan arisan. Tempatnya yang nyaman ditambah dengan pedagang yang menjajakan makanan ringan di kapal-kapal membuat suasana di pasar apung ini begitu nyaman. Bagi yang membawa keluarga dan anak kecil jangan khawatiur karena di sini juga disediakan berbagai macam hiburan. Seperti memberi makan ikan, kereta air, sepeda air, kayak, dan juga arena bermain.
Kereta air |
Belum lengkap rasanya pergi ke pasar apung tanpa membeli makanan yang dijajakan di kapal-kapal. Ingin sedikit yang agak unik tapi mengenyangkan pilihan kami jatuh pada booth kapal yang cukup ramai, yaitu booth kapal tahu susu dan booth kapal pisang goreng. Untuk membeli makanan di sini kita harus menukarkan uang yang kita punya menjadi koin pada loket yang telah disediakan. Harga yang ditawarkan dari setiap booth cukup seragam yaitu antara Rp 10.000 - Rp 25.000. Piliham kami jatuh pada tahu susu mendoan dan pisang keju gula aren yang masing-masing berharga Rp 15.000.
Salah satu booth kapal penjaja makanan |
Ornamen khas sunda menghiasi kapal |
Koin untuk berbelanja |
Untuk masalah menginap kami memutuskan untuk menumpang di kosan seorang teman. Salah satu pilihan bagi kalian yang ingin berjalan-jalan dengan budget minim tentunya. Bagi kalian yang tidak memiliki kenalan di Lembang jangan khawatir di sini banyak penginapan yang dapat kalian sewa.
Keesokan harinya karena keterbatasan waktu kami memutuskan untuk menghabiskan sisa hari di pusat kota Bandung agar lebih mudah ke terminal Leuwi Panjang. Kami sempat ingin mengunjungi Boscha, tapi berhubung untuk ke sana kami harus berjalan cukup jauh dan Boscha tidak buka setiap saat kami mengurungkan niat kami. Tujuan kami di kota Bandung adalah Alun-alun Bandung dan Jalan Konfrensi Asia Afrika.
Dari Lembang kami menaiki angkot putih tujuan Ledeng yang sama saat kami datang. Dari terminal Ledeng kami berganti angkot menjadi angkot Ledeng-Kalapa dengan ongkos Rp 7000,-. Selama perjalanan menuju alun-alun sebenarnya banyak tempat lainnya yang dapat kalian jadikan tujuan persinggahan, misalnya bagi yang senang belanja kalian bisa mampir di Cihampelas untuk berbelanja.
Jalan Asia Afrika |
Angkot membawa kami ke alun-alun. Berhubung waktu masih cukup pagi kami mejutuskan untuk menyusuri jalan Asia Afrika terlebih dahulu. Siapa yang tidak tahu jalan ini. Jalan yang menjadi sorotan beberapa bulan lalu karena diadakannya Konfrensi Asia Afrika tentunya menarik untuk dikunjungi. Sepanjang jalan masih dapat kita temukan ornamen-ornamen kegiatan KAA. Sepanjang jalan di design secara apik dan unik yang menajdikan jalan ini menarik perhatian turis lokal seperti kami. Sayang karena kami pergi hari Jumat museum KAA yang ada di sana belum buka dan baru buka siang harinya setelah shalat Jumat.
Gedung tua menghiasi jalan asia affrika |
Wajah jalan Asia Afrika yang Baru |
Setelah puas menikmati suasana eropa di jalan KAA dan berfoto dengan petinggi yang ada di KAA, kami memutuskan untuk pegi ke Alun-Alun. Alun-alun Bandung juga sempat menjadi sorotan karena rumputnya yang merupakan rumput sintetis. Dari kejauhan dapat dilihat banyak warga yang memanfaatkan alun-alun ini untuk bermain dan berkumpul. Di depan alun-alun juga terdapat mesjid yang katanya kalau kita menaiki menaranya kita bisa melihat kota Bandung dari ketinggian. Bagi kalian yang merasa lapar juga jangan khawatir, terdapat basemen yang berisi pedagang kaki lima yang berjualan makanannya.
Alun-alun Bandung berumput sintetis |
Tanaman hias berbagai warna menghiasi alun-alun |
Waktu semakin siang, kami memutuskan untuk kembali ke Bogor. Dari alun-alun kita tinggal menunggu bus Damri tujuan Leuwi Panjang, dan lagi-lagi jangan segan bertanya arah jika bingung di sekeliling alun-alun ada petugas berpakaian hijau seperti hansip yang ramah yang dapat kalian tanya dan tentunya pak petugas DLLAJ. Dari Alun-alun kami menaiki bis Damri Ac dengan ongkos Rp 5000,-. Sementara untuk ke Bogor kami menaiki bis Bogor-Bandung MGI dengan ongkos Rp 65.000,-.
Lumayan bukan? Walaupun hanya 2 hari 1 malam dan budget terbatas, Bandung dapat menajdi tujuan wisata anda. Jadi siapakan backpack kalian dan selamat berlibur :)
0 talks:
Post a Comment