.


Kadang saya berpikir bahwa dunia ini hanya setitik. Entah mengapa banyak jalan yang membuat kita berpikir, terdiam lalu terseret kembali pada medan gravitasi masa lalu. Masa yang terus melambai-lambai mengajak kita untuk mampir sejenak. Sejenak yang akan mempengaruhi hidup selama berhari-hari ke depan. Padahal telah diutarakan janji untuk tak terus terikat pada genggaman waktu yang kita sebut masa lalu itu.

Saya heran mengapa cerita ini terus berulang dengan konsistensi pada deret-deret aljabar yang tepat. Padahal telah dihilangkan satu komponen angka agar deretan itu berubah dan kehilangan ketepatannya hingga akhirnya ia terpaksa berhenti di satu titik. Heran, seolah menatap film roman kuno pada tv sebuah hitam putih. Benarkah kita tertarik medan gravitasi atau justru kita yang enggan lepas daripadanya? 

Banyak kejadian dalam hidup yang kerap kali tak pernah kita duga. Sebuah dialog singkat saya bersama teman saya di sore hari sehabis praktikum mulai menyadarkan saya. Bahwa dalam hidup, tak ada yang konstan. Kita terpanggut pada relativitas, sebar kemungkinan, dan serba tak terduga. Bagaimana saya dan kalian dapat bertemu. Bagaimana teman saya ini justru jadian dengan sahabat saya. Aneh ya. Semua tak terduga. Dan semakin kita berusaha menebak maka tak akan ada jawaban pasti yang dapat kita temukan.

Melihat ini rasanya hidup itu menarik ya. Life is adventure, rasanya tepat juga ya. Haha. Orang tak terduga, nasib, pertemuan. Aneh ya? Kok saya merasa ini semua unik ya. Tak bisa terduga dan tak akan berkesan sama. Hingga biar jenuh merengkuh tiba-tiba tetap saja ada jalan - jalan yang mengantarkan kita kembali pada warna.

Hidup memang kerap kali hanya satu titik. Tertarik kembali pada deretan kisah masa lampau. Ingatan-ingatan yang enggan lepas. Tapi biar hanya titik, titik tersebut tak akan pernah sama. Hingga kita tak akan kembali pada jalan yang sama. Biar kita selalu menguntai bait-bait kisah yang sama, akan ada cerita berbeda yang diceritakan. Biar hanya sebuah lafas terucap, ada diksi berbeda yang diungkapkan untuk menceritakannya. Kita memang selalu menguntai masa silam, tapi kita juga mendekap masa depan tanpa kita sadari karena waktu terus melangkah maju. Dan hanya pada diri kitalah ada keyakinan untuk terus melangkah.

0 talks: